Mensos Saifullah Yusuf Pimpin Revitalisasi Tahura Ngurah Rai, Kolaborasi Bersihkan Sampah!
Menteri Sosial Saifullah Yusuf memimpin kerja bakti revitalisasi Tahura Ngurah Rai di Bali, berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengatasi krisis sampah dan memberdayakan masyarakat.
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf memimpin kerja bakti besar-besaran untuk merevitalisasi Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai di Bali. Kegiatan ini melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah setempat, pilar-pilar sosial, desa adat, pemerintah daerah, dan organisasi lingkungan hidup seperti Sungai Watch. Kerja bakti ini dijadwalkan pada Selasa, 25 Februari 2024, dengan melibatkan sekitar 500 pilar sosial dan warga setempat.
Langkah ini diambil sebagai respons terhadap krisis sampah yang parah di Tahura Ngurah Rai, yang disebabkan oleh sampah yang dibuang langsung ke sungai dan sampah laut yang terdampar di hutan mangrove. Mensos menekankan pentingnya kolaborasi dan keberlanjutan dalam upaya pembersihan ini, bukan hanya sekadar kegiatan seremonial. "Kerja bakti ini bukan hal baru. Kami ingin menguatkan kolaborasi, kami ingin menguatkan kebersamaan. Sesuatu kalau dilakukan bersama-sama terpadu dan berkelanjutan akan kelihatan hasilnya. Ada bedanya before after," ujar Mensos Saifullah Yusuf.
Revitalisasi Tahura Ngurah Rai diharapkan tidak hanya membersihkan sampah, tetapi juga memberdayakan masyarakat sekitar. Mensos berharap kerja bakti ini menjadi langkah awal untuk menciptakan perubahan berbasis masyarakat, dengan melibatkan mereka secara aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan. "Besok saya tidak ingin formal tapi berkelanjutan. Untuk membuat lingkungan di sini bersih dan masyarakatnya punya kesadaran. Kita ingin bikin langkah-langkah kecil dari satu desa atau tempat manapun untuk bikin perubahan berbasis masyarakat," tambahnya.
Kolaborasi Multipihak Atasi Krisis Sampah Tahura Ngurah Rai
Kementerian Sosial (Kemensos) menyadari pentingnya kolaborasi dalam mengatasi krisis sampah di Tahura Ngurah Rai. Oleh karena itu, berbagai pihak dilibatkan, mulai dari pemerintah daerah hingga organisasi lingkungan hidup. Hal ini ditegaskan oleh Mensos Saifullah Yusuf yang menyatakan bahwa Kemensos akan merangkul berbagai pihak untuk berkolaborasi dalam upaya pembersihan ini.
I Made Dwi Bagiasa, Manajer Lapangan Sungai Watch, juga menekankan pentingnya kolaborasi dalam mengatasi masalah ini. "Kami dari Sungai Watch tidak bisa sendiri, tentu membutuhkan semua pihak," katanya. Ia menceritakan bahwa empat tahun lalu, kondisi Tahura Ngurah Rai sangat memprihatinkan, menyerupai bukit sampah. Namun, berkat kolaborasi berbagai pihak, kondisi saat ini sudah membaik, meskipun masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan.
Kerja bakti yang akan dilaksanakan merupakan upaya ketiga yang dilakukan Kemensos dalam revitalisasi sungai dan pemberdayaan masyarakat di daerah aliran sungai. Mensos berharap upaya ini akan berkelanjutan dan tak hanya bersifat sementara. "Saya berharap (kerja bakti) ini akan berkelanjutan. Kalau perlu, pakai ekskavator," tegas Mensos.
Revitalisasi Tahura Ngurah Rai: Menuju Pusat Konservasi dan Wisata
Revitalisasi Tahura Ngurah Rai tidak hanya bertujuan untuk membersihkan sampah, tetapi juga untuk mengembalikan fungsi Tahura sebagai pusat konservasi, edukasi, dan destinasi wisata. Dengan memberdayakan masyarakat sekitar, diharapkan mereka dapat berperan aktif dalam menjaga kelestarian Tahura dan memanfaatkannya sebagai sumber ekonomi.
Program revitalisasi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif jangka panjang bagi lingkungan dan masyarakat sekitar. Keberhasilan program ini akan menjadi contoh bagi upaya revitalisasi serupa di berbagai daerah di Indonesia. Kolaborasi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi lingkungan hidup menjadi kunci keberhasilan dalam mengatasi masalah sampah dan melestarikan lingkungan.
Dengan melibatkan sekitar 500 pilar sosial dan warga setempat, kerja bakti ini diharapkan dapat membersihkan sampah dalam jumlah besar dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Upaya berkelanjutan dan kolaboratif ini diharapkan dapat mengembalikan keindahan dan fungsi Tahura Ngurah Rai sebagai paru-paru Bali.
Keberhasilan revitalisasi Tahura Ngurah Rai akan menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam menjaga lingkungan dan memberdayakan masyarakat. Semoga kerja bakti ini menjadi langkah awal menuju Indonesia yang lebih bersih dan lestari.