Misteri Dua Profil DNA Tak Dikenal Korban Kebakaran Glodok Plaza
Pusdokkes Polri menemukan dua profil DNA laki-laki tak dikenal di antara korban kebakaran Glodok Plaza, Jakarta Barat, yang mengindikasikan adanya korban yang belum dilaporkan keluarga.
Kebakaran hebat yang melanda Glodok Plaza, Taman Sari, Jakarta Barat pada 15 Januari 2024 lalu menyisakan misteri. Rumah Sakit Bhayangkara Tk I Pusdokkes Polri Kramat Jati mengungkapkan temuan mengejutkan terkait identifikasi korban. Terdapat dua profil DNA laki-laki yang tidak cocok dengan data DNA keluarga korban yang telah dilaporkan hilang. Penemuan ini menimbulkan pertanyaan baru terkait jumlah korban sebenarnya dan identitas dua individu tersebut.
Brigjen Pol Nyoman Eddy Purnama Wirawan, Karodokpol Pusdokkes Polri, mengumumkan temuan ini dalam konferensi pers pada Rabu, 5 Maret 2024. Proses identifikasi yang melibatkan tim DVI Pusdokkes Polri telah dilakukan melalui beberapa analisis dan evaluasi (Anev) sejak 24 Januari 2024. Meskipun enam korban berhasil diidentifikasi melalui DNA dan pemeriksaan medis, dua profil DNA laki-laki yang tak dikenal tetap menjadi teka-teki.
Proses identifikasi jenazah korban kebakaran Glodok Plaza telah melibatkan berbagai pihak, termasuk Biro Kedokteran Kepolisian (Birodokpol), Biro Laboratorium Kedokteran Kepolisian (Birolabdokkes), RS Polri, Bidokkes Polda Metro Jaya, dan penyidik Polres Metro Jakarta Barat. Upaya maksimal telah dilakukan untuk memastikan seluruh korban teridentifikasi, namun dua profil DNA yang tak teridentifikasi ini menjadi tantangan tersendiri bagi tim investigasi.
Dua Profil DNA Misterius
Tim DVI Pusdokkes Polri telah melakukan pencocokan profil DNA yang ditemukan dengan data ante mortem (data sebelum kematian) dari keluarga yang melaporkan anggota keluarganya hilang. Hasilnya mengejutkan: tidak ada kecocokan sama sekali. "Jadi, kita cocokan dengan data ante mortem, ternyata semua data ante mortem tidak sesuai, tidak ada yang cocok," jelas Brigjen Pol Nyoman.
Ketidakcocokan ini menguatkan dugaan adanya korban kebakaran yang belum dilaporkan oleh keluarga mereka. "Berarti kami simpulkan bahwa terdapat korban kebakaran Glodok Plaza yang tidak dilaporkan atau belum dilaporkan sampai saat ini oleh keluarganya," tegas Nyoman. Temuan ini membuka kemungkinan adanya korban yang belum teridentifikasi dan belum tercatat dalam laporan resmi.
Penemuan ini tentunya menimbulkan pertanyaan besar. Kemungkinan adanya korban yang belum teridentifikasi menimbulkan kekhawatiran akan adanya korban yang belum ditemukan atau belum dilaporkan oleh keluarga. Hal ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi pihak berwajib untuk memastikan seluruh korban telah teridentifikasi dan keluarga mereka mendapatkan kepastian.
Korban yang Telah Teridentifikasi
Meskipun terdapat dua profil DNA yang belum teridentifikasi, proses identifikasi telah berhasil mengidentifikasi enam korban kebakaran Glodok Plaza. Keenam korban tersebut adalah: Zukhi F Rahdja (laki-laki, 42 tahun), Aulia Belinda (perempuan, 28 tahun), Osima Yukari (perempuan, 29 tahun), Desty Eka Putri S (perempuan, 24 tahun), Keren Shallom Jeremiah (perempuan, 21 tahun), dan Ade Aryanti (perempuan, 30 tahun). Identifikasi dilakukan melalui pemeriksaan DNA dan pemeriksaan medis.
Proses identifikasi ini melibatkan teknologi canggih dan keahlian para ahli forensik. Meskipun enam jenazah telah berhasil diidentifikasi, dua profil DNA yang belum teridentifikasi tetap menjadi fokus utama investigasi. Pihak berwajib akan terus berupaya untuk mengungkap identitas kedua korban tersebut dan memberikan informasi kepada keluarga yang mungkin belum melaporkan kehilangan anggota keluarganya.
Dari total 16 kantong jenazah yang diterima RS Polri, dua kantong diantaranya tidak berisi potongan tubuh korban. Proses identifikasi yang panjang dan kompleks ini menunjukkan betapa besarnya dampak kebakaran Glodok Plaza dan betapa pentingnya upaya identifikasi korban untuk memberikan kepastian kepada keluarga mereka.
Proses identifikasi korban kebakaran Glodok Plaza masih terus berlanjut. Penemuan dua profil DNA yang tidak teridentifikasi ini menjadi fokus utama dan diharapkan dapat segera terungkap untuk memberikan kepastian kepada semua pihak yang berkepentingan.