Mobil Listrik Polytron: Bukti Kehebatan Otomotif Indonesia di Kancah Global
Polytron luncurkan mobil listrik G3 dan G3+, bukti nyata industri otomotif Indonesia mampu bersaing di pasar global dengan TKDN mencapai 40 persen.
Jakarta, 6 Mei 2024 (ANTARA) - Peluncuran mobil listrik Polytron G3 dan G3+ menandai tonggak sejarah baru bagi industri otomotif Indonesia. Mobil listrik karya anak bangsa ini membuktikan kemampuan Indonesia untuk bersaing di pasar global, sekaligus menjawab tantangan era kendaraan listrik. Kehadiran mobil listrik Polytron ini mendapat apresiasi tinggi dari Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita.
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita secara khusus memuji Polytron atas keberhasilannya meluncurkan mobil listrik dengan merek nasional. Menurutnya, ini bukti nyata bahwa Indonesia mampu memproduksi kendaraan bermotor berkualitas tinggi yang mampu bersaing di pasar internasional. Hal ini juga menunjukkan kemajuan signifikan industri manufaktur dalam negeri.
Peluncuran mobil listrik Polytron G3 dan G3+ di Jakarta, Selasa lalu, bukan sekadar peluncuran produk baru, melainkan simbol kebangkitan industri otomotif Indonesia. Dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang telah mencapai 40 persen, mobil ini mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor dan mengoptimalkan potensi industri manufaktur lokal.
Polytron G3 dan G3+: Smart, Luxury, dan Freedom
Polytron, yang sebelumnya dikenal di pasar motor listrik, kini melebarkan sayapnya ke pasar otomotif roda empat. Commercial Director Polytron, Tekno Wibowo, menjelaskan bahwa mobil listrik G3 dan G3+ didesain dengan tiga kata kunci: smart, luxury, dan freedom. Hal ini merepresentasikan fitur-fitur canggih, desain mewah, dan kemudahan mobilitas yang ditawarkan.
Mobil listrik ini ditenagai baterai lithium ferro phosphate (LFP) berkapasitas 51,916 kWh dengan penggerak roda depan. Polytron G3 dan G3+ memiliki puncak daya 150 kW (201 hp) dan torsi 320 Nm. Keunggulan lainnya adalah daya jelajah yang diklaim mampu mencapai hingga 402 km (standar CLTC).
Polytron menawarkan dua skema pembiayaan yang fleksibel bagi konsumen. Konsumen dapat memilih skema sewa baterai (subscription) atau membeli unit mobil termasuk baterai (non-subscription). Harga untuk skema sewa baterai G3 dimulai dari Rp299 juta dan G3+ Rp339 juta (OTR Jabodetabek). Sedangkan untuk skema pembelian langsung, G3 dibanderol Rp419 juta dan G3+ Rp459 juta (OTR Jabodetabek).
TKDN Tinggi, Kurangi Ketergantungan Impor
Menperin menekankan pentingnya peningkatan TKDN dalam industri otomotif. Dengan semakin tingginya nilai TKDN, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada barang impor dan mendorong pertumbuhan ekonomi domestik. Mobil listrik Polytron, dengan TKDN 40 persen, menjadi contoh nyata keberhasilan strategi ini.
Keberhasilan Polytron dalam mencapai TKDN 40 persen menunjukkan komitmen perusahaan dalam mengembangkan industri otomotif dalam negeri. Hal ini juga menunjukkan potensi besar Indonesia dalam memproduksi kendaraan listrik berkualitas tinggi yang mampu bersaing di pasar internasional.
Langkah Polytron ini diharapkan dapat menginspirasi perusahaan-perusahaan lain untuk meningkatkan TKDN produknya. Dengan demikian, Indonesia dapat semakin mengurangi ketergantungan pada impor dan memperkuat posisi di pasar global.
Masa Depan Industri Otomotif Indonesia
Peluncuran mobil listrik Polytron G3 dan G3+ bukan hanya pencapaian Polytron semata, melainkan juga momentum penting bagi industri otomotif Indonesia. Keberhasilan ini menunjukkan potensi besar Indonesia dalam mengembangkan industri kendaraan listrik, baik di pasar domestik maupun internasional.
Pemerintah terus mendukung pengembangan industri otomotif dalam negeri melalui berbagai kebijakan. Dukungan ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak perusahaan untuk berinvestasi di sektor kendaraan listrik dan meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global.
Dengan semakin banyaknya produsen mobil listrik lokal yang bermunculan, Indonesia berpotensi menjadi pemain utama di pasar kendaraan listrik global. Hal ini akan berdampak positif pada perekonomian Indonesia dan menciptakan lapangan kerja baru.
Kehadiran Polytron G3 dan G3+ di pasar otomotif Indonesia menandai babak baru dalam perjalanan industri otomotif nasional. Mobil listrik ini bukan hanya sekadar kendaraan, melainkan simbol kebangkitan dan kemajuan teknologi Indonesia di kancah global. Sukses Polytron ini diharapkan mampu memotivasi perusahaan lain untuk turut berkontribusi dalam pengembangan industri otomotif nasional yang lebih maju dan berdaya saing.