Muhammadiyah Dukung Pemerintah, Namun Tetap Kritis
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah menegaskan dukungannya pada pemerintah tanpa mengorbankan daya kritis dalam berbangsa, mengambil inspirasi dari strategi Nabi Muhammad SAW.
Semarang, 27 April 2024 (ANTARA) - Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, KH Tafsir, menegaskan dukungan penuh organisasi terhadap pemerintah dan siapa pun yang memimpin. Namun, dukungan ini tidak lantas mengurangi daya kritis Muhammadiyah dalam mencermati kondisi kebangsaan. Pernyataan ini disampaikan dalam acara Silaturahim dan Halal Bihalal Kader Muhammadiyah Jawa Tengah di Karanganyar, Jawa Tengah.
KH Tafsir menjelaskan, "Sebagai organisasi persyarikatan, Muhammadiyah memahami keterkaitan erat antara kekuasaan, politik, dan eksistensi Muhammadiyah di Indonesia." Beliau mencontohkan strategi Nabi Muhammad SAW yang tetap mematuhi kebijakan pemerintah Mekkah, meskipun dilarang menunaikan ibadah haji di tahun ke-6 Hijriyah. Strategi tersebut, menurut KH Tafsir, menunjukkan bagaimana Nabi Muhammad SAW memilih jalur konsolidasi politik dan dukungan di Madinah sebelum akhirnya dapat menunaikan ibadah haji.
Lebih lanjut, KH Tafsir menekankan pentingnya konsolidasi internal Muhammadiyah. Dengan kader yang tersebar luas di berbagai sektor, silaturahmi seperti ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat sinergi dan penguatan gerakan keumatan. Hal ini juga diamini oleh Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Fajar Riza Ul Haq, yang juga kader Muhammadiyah. Beliau mengakui banyak kader Muhammadiyah berkiprah di lembaga strategis namun belum teridentifikasi secara optimal.
Dukungan dan Sinergi Kader Muhammadiyah
Fajar Riza Ul Haq berharap adanya sinergi antar kader Muhammadiyah untuk memperluas dampak dakwah. Hasil dari dakwah tersebut, menurutnya, akan didedikasikan untuk masyarakat luas, bukan hanya untuk internal Muhammadiyah. Sekretaris LHKP Muhammadiyah Jateng, Wahidin Hasan, memaparkan jumlah kader Muhammadiyah yang menduduki posisi strategis di pemerintahan. Terdapat 9 kepala daerah di Jawa Tengah, 15 anggota DPR RI, 13 anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah, dan sekitar 98 anggota DPRD kabupaten/kota se-Jawa Tengah yang merupakan kader Muhammadiyah.
Wahidin Hasan berharap silaturahmi ini dapat memperkuat sinergi antara Muhammadiyah dan pemerintah di berbagai tingkatan, untuk mengawal misi kebangsaan. Hal ini sejalan dengan pernyataan KH Tafsir yang menekankan pentingnya konsolidasi internal untuk memperkuat peran Muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Acara silaturahmi tersebut dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Wakil Bupati Karanganyar, Wali Kota Surakarta, Wakil Wali Kota Surakarta, Wakil Bupati Klaten, anggota DPR RI Muhammad Hatta, serta pengurus Muhammadiyah dan Aisyiyah dari berbagai tingkatan.
Strategi Nabi Muhammad SAW sebagai Inspirasi
KH Tafsir menggunakan contoh strategi Nabi Muhammad SAW dalam menghadapi penguasa Mekkah sebagai inspirasi bagi kader Muhammadiyah. Nabi Muhammad SAW, meskipun menghadapi tantangan dan larangan, tetap menjalankan strategi politik yang bijak untuk mencapai tujuan dakwahnya. Hal ini menunjukkan pentingnya strategi dan konsolidasi dalam mencapai tujuan yang lebih besar, sekaligus menekankan pentingnya tetap kritis dan bijak dalam berinteraksi dengan pemerintah.
Peran Muhammadiyah di Berbagai Sektor
Keberadaan kader Muhammadiyah di berbagai sektor pemerintahan, mulai dari tingkat daerah hingga nasional, menunjukkan kontribusi nyata organisasi ini dalam pembangunan bangsa. Hal ini juga menunjukkan pentingnya peran organisasi masyarakat dalam mengawal jalannya pemerintahan dan memastikan terwujudnya cita-cita bangsa. Silaturahmi dan konsolidasi internal menjadi kunci untuk mengoptimalkan peran tersebut.
Kesimpulan
Dukungan Muhammadiyah terhadap pemerintah tidak mengurangi komitmen organisasi dalam menjalankan fungsi kritisnya sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Silaturahmi dan konsolidasi internal menjadi langkah penting untuk memperkuat sinergi dan mengarahkan kontribusi kader Muhammadiyah demi kemajuan bangsa.