OJK Cirebon: Literasi Keuangan untuk Pelajar Hadapi Era Digital
OJK Cirebon gencar melakukan edukasi keuangan kepada pelajar di Ciayumajakuning untuk mencegah mereka terjerat pinjaman ilegal dan meningkatkan literasi digital.
Cirebon, 21 Februari 2024 - Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Cirebon, Jawa Barat, gencar melakukan program literasi dan inklusi keuangan dengan menyasar pelajar. Langkah ini bertujuan untuk membekali generasi muda dengan pemahaman finansial yang kuat di tengah era digital yang penuh tantangan. Program ini dijalankan melalui Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (Gencarkan), yang diimplementasikan di wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan (Ciayumajakuning).
Kepala OJK Cirebon, Agus Muntholib, menjelaskan pentingnya literasi keuangan bagi pelajar di era digital saat ini. Menurutnya, pengetahuan yang memadai tentang produk dan layanan keuangan sangat krusial untuk mencegah generasi muda terjerat pinjaman ilegal. "Sebagai generasi yang lahir di era digitalisasi, penting bagi pelajar saat ini untuk memiliki pengetahuan yang memadai terkait keuangan," ujar Agus dalam keterangannya di Cirebon, Jumat.
Sebagai wujud nyata komitmen tersebut, OJK Cirebon baru-baru ini melaksanakan Gencarkan di SMK Negeri 2 Cirebon. Kegiatan ini melibatkan kolaborasi dengan Bank Indonesia dan BJB Kantor Cabang Cirebon, memberikan edukasi kepada lebih dari 1.000 pelajar. Edukasi yang diberikan mencakup peran regulator di sektor jasa keuangan, perlindungan konsumen, perencanaan keuangan, dan pentingnya menjaga keamanan data pribadi di era digital.
Pentingnya Literasi Digital dan Perencanaan Keuangan
Agus Muntholib menekankan pentingnya literasi digital bagi pelajar. Arus informasi digital yang deras mengharuskan generasi muda mampu menyaring informasi dan menghindari hoaks. "Derasnya arus informasi digital, harus diimbangi dengan literasi digital yang baik agar masyarakat terutama pelajar tidak mudah terjebak informasi menyesatkan," tegasnya. Pelajar didorong untuk bijak dalam memanfaatkan teknologi informasi dan memahami konsekuensi dari konsumsi informasi, termasuk melindungi data pribadi.
Selain literasi digital, OJK Cirebon juga menyoroti tantangan ketimpangan kesempatan kerja dan jumlah pencari kerja. Minimnya pemahaman keuangan meningkatkan risiko generasi muda terhadap kejahatan keuangan, seperti pinjaman online ilegal. "Banyak pelaku kejahatan keuangan memanfaatkan celah ini. Oleh karena itu, pemahaman terhadap prosedur, produk, dan layanan sektor keuangan, khususnya perbankan, menjadi sangat penting," jelas Agus.
Program Gencarkan juga bertujuan untuk membekali pelajar dengan kemampuan mengelola keuangan dengan bijak, memahami risiko di sektor keuangan, dan menghindari investasi bodong. OJK Cirebon berharap program ini dapat membentuk generasi muda yang cerdas dan bertanggung jawab dalam mengelola keuangan mereka.
Ekspansi Akses Keuangan
Sebagai bagian dari program Gencarkan, OJK Cirebon juga berupaya memperluas akses keuangan bagi pelajar. Hal ini dilakukan melalui pembukaan 1.000 rekening Simpanan Pelajar (SimPel), peresmian agen laku pandai, dan 15 merchant QRIS. Langkah ini diharapkan dapat mendorong inklusi keuangan dan memberikan kemudahan akses layanan keuangan bagi pelajar.
Inisiatif OJK Cirebon ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat literasi dan inklusi keuangan di kalangan pelajar. Dengan bekal pemahaman keuangan yang baik, diharapkan generasi muda dapat menjadi agen perubahan dalam pembangunan ekonomi Indonesia yang lebih baik dan berkelanjutan. Program ini juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui edukasi dan akses keuangan yang merata.
Melalui program ini, OJK Cirebon berharap para pelajar tidak hanya memahami teori keuangan, tetapi juga mampu mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, mereka dapat terhindar dari jeratan pinjaman online ilegal dan investasi bodong, serta mampu membangun masa depan finansial yang lebih baik.