Parigi Moutong Siapkan Dapur Umum untuk Korban Banjir Bandang Palasa
Pemkab Parigi Moutong, Sulawesi Tengah mendirikan dapur umum untuk menyediakan makanan siap saji bagi 277 kepala keluarga yang terdampak banjir bandang di Kecamatan Palasa, menjangkau dua desa terdampak terparah, Ogoansam dan Bambasiang.
Banjir bandang yang melanda Kecamatan Palasa, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah pada Kamis, 13 Maret 2025, telah mengakibatkan dampak yang signifikan terhadap 277 kepala keluarga. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Parigi Moutong bergerak cepat dengan mendirikan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan mendesak para korban, terutama penyediaan makanan siap saji. Dapur umum ini dikelola oleh relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Dinas Sosial, melayani dua kali makan, sahur dan buka puasa, dengan total sekitar 640 porsi makanan setiap harinya. Hal ini dilakukan karena sebagian besar korban belum dapat memasak sendiri akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh bencana.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Parigi Moutong, Amiruddin, menjelaskan bahwa penyediaan makanan siap saji merupakan prioritas utama dalam masa tanggap darurat. "Dapur umum ditangani relawan Tagana Dinas Sosial," ujarnya saat dihubungi dari Palu pada Minggu. Amiruddin juga menambahkan bahwa Pemkab Parigi Moutong telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir Palasa dan Tomini selama 14 hari, mulai 14 hingga 27 Maret 2025. Tugas penanggulangan bencana dikoordinasikan oleh BPBD, dengan pembagian tugas yang jelas kepada organisasi perangkat daerah (OPD) lainnya.
Bencana ini paling parah melanda Desa Ogoansam dan Bambasiang di Kecamatan Palasa. Dari 277 kepala keluarga yang terdampak, 16 keluarga terpaksa mengungsi karena rumah mereka rusak. Selain penyediaan makanan, upaya pemulihan pascabencana juga terus dilakukan. Tim relawan membantu membersihkan rumah warga dari sisa-sisa material lumpur, sementara tim reaksi cepat melakukan pendataan lapangan untuk memastikan bantuan tepat sasaran. "Tim relawan saat ini terus membantu pemulihan pascabencana, di antaranya membersihkan rumah warga dari sisa-sisa material lumpur, termasuk tim reaksi cepat terus melakukan pendataan lapangan," kata Amiruddin.
Bantuan Logistik dan Pemulihan Pascabencana
Dapur umum yang didirikan oleh Pemkab Parigi Moutong menjadi salah satu bentuk respon cepat dan efektif dalam memenuhi kebutuhan dasar korban banjir bandang. Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam memberikan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat yang terdampak bencana. Selain dapur umum, berbagai bantuan logistik lainnya kemungkinan akan disalurkan seiring dengan perkembangan situasi di lapangan. Pendataan yang akurat dan terpadu sangat penting untuk memastikan pendistribusian bantuan tepat sasaran dan merata.
Pemulihan pascabencana juga menjadi fokus utama. Kerusakan rumah warga akibat banjir bandang membutuhkan penanganan segera. Pembersihan material lumpur dan puing-puing bangunan akan menjadi langkah awal dalam proses pemulihan. Bantuan berupa bahan bangunan dan tenaga ahli mungkin diperlukan untuk membantu warga memperbaiki rumah mereka. Dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah pusat, lembaga swadaya masyarakat, maupun masyarakat umum, sangat diharapkan untuk mempercepat proses pemulihan.
Kecepatan respon Pemkab Parigi Moutong dalam menangani bencana ini patut diapresiasi. Penetapan status tanggap darurat dan pendirian dapur umum menunjukkan kesiapsiagaan pemerintah daerah dalam menghadapi bencana alam. Koordinasi yang baik antar OPD juga menjadi kunci keberhasilan dalam penanggulangan bencana. Semoga upaya-upaya yang dilakukan dapat meringankan beban para korban dan mempercepat proses pemulihan pascabencana.
Data Korban dan Lokasi Terdampak
- Jumlah Kepala Keluarga (KK) terdampak: 277 KK
- Jumlah KK mengungsi: 16 KK
- Desa terdampak terparah: Ogoansam dan Bambasiang
- Kecamatan terdampak: Palasa
- Durasi tanggap darurat: 14 hari (14-27 Maret 2025)
Ke depannya, penting untuk melakukan evaluasi terhadap kejadian ini untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana serupa. Mempelajari penyebab banjir bandang dan mengembangkan strategi mitigasi bencana akan sangat penting untuk meminimalisir dampak negatif dari kejadian serupa di masa mendatang. Selain itu, penting pula untuk memastikan sistem peringatan dini bencana berfungsi dengan baik agar masyarakat dapat melakukan evakuasi sedini mungkin.