Pasukan Putih: Garda Terdepan Deteksi Dini TBC di Jakarta
Pemprov DKI Jakarta membentuk 'Pasukan Putih', relawan kesehatan yang menjadi garda terdepan dalam mendeteksi dini dan menangani kasus Tuberkulosis (TBC) di Jakarta, khususnya di wilayah dengan angka kasus yang tinggi seperti Jakarta Timur.
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo, berharap 'Pasukan Putih', relawan kesehatan Pemprov DKI, menjadi garda terdepan dalam mendeteksi dini kasus Tuberkulosis (TBC) di Jakarta. 'Pasukan Putih' dibentuk untuk memberikan layanan kesehatan gratis dan mendukung upaya penanganan kesehatan di Ibu Kota, termasuk penyakit TBC yang saat ini tengah menjadi fokus penanganan.
"Tentunya semua penyakit termasuk TBC. Karena memang TBC sedang ada dan kita sedang menangani itu," ujar Gubernur Pramono Anung Wibowo saat ditemui di Jakarta Pusat, Rabu, 14 Mei 2025.
Angka kasus TBC di Jakarta memang cukup tinggi, khususnya di Jakarta Timur. Data Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat 2.645 warga terjangkit TBC selama Januari-Maret 2025. Oleh karena itu, strategi pengendalian TBC berbasis komunitas dijalankan, melibatkan tenaga kesehatan dan kader warga. Bahkan, 274 RW di Jakarta telah ditetapkan sebagai wilayah siaga TBC.
Peran 'Pasukan Putih' dalam Penanggulangan TBC
Ani Ruspitawati, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, menjelaskan bahwa 'Pasukan Putih' akan berkolaborasi dengan kader-kader kesehatan masyarakat, khususnya ibu-ibu PKK, untuk aktif mendeteksi kasus TBC. Mereka akan berperan penting dalam menemukan kasus, serta mengedukasi masyarakat yang berkontak erat dengan penderita TBC agar mau menjalani pemeriksaan.
"'Pasukan Putih' akan bekerjasama dengan ibu-ibu yang fungsinya sebagai kader TB untuk terus melakukan penemuan kasus. 'Setelah penemuan kasus, mengedukasi masyarakat yang kontak erat dengan penderita TBC untuk mau diperiksa,' kata Ani.
Selain deteksi dini, peran 'Pasukan Putih' juga meliputi pemantauan pasien TBC agar rutin mengonsumsi obat. Hal ini penting karena pengobatan TBC membutuhkan waktu hingga enam bulan dengan mengonsumsi 4 hingga 5 jenis obat.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menekankan pentingnya kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan. Beliau mengingatkan agar pasien tidak menghentikan pengobatan di tengah jalan karena dapat menyebabkan resistensi obat.
Pentingnya Pemantauan dan Kepatuhan Pasien
"Jadi begitu skrining, minum obat. Karena obatnya bisa menghentikan menular dan bisa menyembuhkan," jelas Menteri Budi Gunadi Sadikin. Beliau juga mengingatkan bahaya menghentikan pengobatan sebelum waktunya.
Jika pasien berhenti minum obat sebelum enam bulan, tubuh akan kebal terhadap obat tersebut, sehingga pengobatan menjadi lebih sulit dan berpotensi memperpanjang masa penularan. Oleh karena itu, pemantauan oleh 'Pasukan Putih' sangat krusial dalam memastikan keberhasilan program penanggulangan TBC di Jakarta.
Program pengendalian TBC di Jakarta melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah, tenaga kesehatan, hingga masyarakat. Dengan dibentuknya 'Pasukan Putih', diharapkan upaya deteksi dini dan pengobatan TBC dapat lebih efektif dan menyeluruh, sehingga angka kasus TBC di Jakarta dapat ditekan.
Keberhasilan program ini sangat bergantung pada kerja sama semua pihak dan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan. Semoga dengan adanya inisiatif ini, Jakarta dapat semakin mendekatkan diri pada target eliminasi TBC.