Pelindo Temukan Penyebab Kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok
Evaluasi internal Pelindo mengungkap NPCT1 sebagai biang keladi kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok akibat layanan pelanggan melebihi kapasitas ideal, berdampak pada penumpukan kendaraan.
Kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, beberapa waktu lalu akhirnya menemukan titik terang. PT Pelindo, setelah melakukan evaluasi internal, mengungkapkan penyebab utama penumpukan kendaraan yang mengakibatkan kemacetan tersebut. Direktur Utama Pelindo, Arif Suhartono, mengumumkan hasil investigasi pada Rabu lalu di Jakarta.
Menurut Arif, permasalahan ini berpusat pada Terminal NPCT1. Terminal tersebut melayani pelanggan jauh di atas kapasitas operasional idealnya. Hal ini menyebabkan lonjakan aktivitas yang tidak tertangani dengan baik, berujung pada kemacetan parah yang mengganggu kelancaran arus barang di pelabuhan.
"Berdasarkan hasil investigasi yang cukup detail, disimpulkan bahwa permasalahan kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok adalah akibat kecerobohan dan ketidakcermatan NPCT1 dalam melakukan perencanaan operasi," jelas Arif Suhartono. Ia memastikan bahwa kemacetan ini sama sekali tidak terkait dengan pembatasan angkutan selama Lebaran Idul Fitri 1446 Hijriah.
Penyebab Kemacetan di NPCT1
Arif menjelaskan lebih lanjut bahwa kemacetan dipicu oleh beberapa faktor yang terjadi secara bersamaan. Tiga kapal yang bersandar di NPCT1 secara bersamaan menambah beban operasional terminal. Peningkatan kepadatan lapangan (Yard Occupancy Ratio/YOR) yang melebihi ambang normal juga memperparah situasi.
Tidak hanya itu, alat bongkar muat di lapangan juga harus melayani receiving dan delivery truk peti kemas yang jumlahnya melebihi kapasitas peralatan. Kondisi ini menciptakan bottleneck yang menyebabkan penumpukan kendaraan di sekitar terminal.
Berbeda dengan NPCT1, terminal peti kemas internasional lainnya seperti Jakarta International Container Terminal (JICT), Terminal Peti Kemas Koja (KOJA), Mustika Alam Lestari (MAL), dan Terminal 3 dilaporkan beroperasi normal tanpa masalah berarti.
Langkah Penanganan dan Solusi Jangka Panjang
Untuk mengatasi kemacetan di NPCT1, Pelindo berkolaborasi dengan otoritas terkait melakukan beberapa langkah strategis. Kapal yang akan melakukan bongkar muat dipindahkan ke terminal lain untuk mengurangi kepadatan di NPCT1. Pengawasan terhadap proses keluar masuk barang juga diperketat untuk memastikan situasi kembali normal.
"Selain itu, kami meningkatkan pengawasan terhadap proses keluar masuk barang untuk memastikan situasi normal terus terjaga," tambah Arif. Upaya ini membuahkan hasil. Kemacetan berhasil dikendalikan pada Jumat malam (18/4) dan kembali normal sepenuhnya pada Sabtu dini hari (19/4).
Pelindo juga meminta NPCT1 untuk mengurangi jumlah kapal yang ditangani. Penerapan sistem dual move operation juga didorong untuk meningkatkan efisiensi angkutan peti kemas. Sistem ini memungkinkan truk membawa peti kemas baik saat datang maupun meninggalkan terminal, sehingga mengurangi trafik dan biaya operasional.
Sebagai solusi jangka panjang, Pelindo tengah membangun New Priok Eastern Access (NPEA), jalan baru yang akan menghubungkan New Priok Terminal langsung ke jalan tol pelabuhan. Jalan ini diharapkan dapat meningkatkan kelancaran pergerakan barang dari dan menuju kawasan industri di sekitar Tanjung Priok, termasuk Cikarang dan Cibitung.
"Jalan ini akan mendukung kelancaran pergerakan barang dari dan menuju kawasan industri, termasuk kawasan industri Cikarang, Cibitung, dan kawasan lainnya, ke Pelabuhan Tanjung Priok," pungkas Arif. Pihaknya juga menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan dan berkomitmen untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.