Pemeriksaan Kejiwaan Pelaku Penganiayaan Ayah Kandung di Jember
Polisi di Jember memeriksa kejiwaan AK (18), pelaku penganiayaan terhadap ayah kandungnya hingga tewas, guna menentukan langkah hukum selanjutnya setelah pelaku menjalani operasi akibat luka di leher.
Polisi di Jember, Jawa Timur, tengah menyelidiki kasus penganiayaan yang dilakukan AK (18) terhadap ayah kandungnya, Jaenuri (61), hingga mengakibatkan kematian korban pada Senin, 27 Januari 2024. Peristiwa tragis ini terjadi di Desa Mojosari. Kini, fokus penyidikan diarahkan pada kondisi kejiwaan pelaku.
Kapolres Jember, AKBP Bayu Pratama Gubunagi, menjelaskan bahwa pemeriksaan kejiwaan AK menjadi langkah penting dalam proses hukum. Selain memeriksa kondisi mental AK, polisi juga akan mengumpulkan informasi lebih lanjut dari berbagai sumber, termasuk keluarga, kerabat, dan tetangga. Hal ini bertujuan untuk mengungkap motif di balik aksi kekerasan tersebut.
AK sendiri saat ini dalam perawatan medis setelah mengalami luka sayatan di leher yang cukup serius, mengenai rongga pernapasan. Setelah kondisinya stabil, polisi akan segera melakukan interogasi untuk menggali motif di balik tindakannya. Pemeriksaan kejiwaan oleh ahli psikiater akan menentukan langkah hukum selanjutnya yang akan diambil.
Direktur RSD dr. Soebandi Jember, dr. Lilik Lailiyah, memberikan keterangan mengenai kondisi kesehatan AK. Ia menyebutkan bahwa kondisi AK mulai membaik pasca menjalani operasi pada Senin, 27 Januari 2024, untuk mengatasi luka di leher dan tangan. Saat ini, AK masih dalam masa observasi dan pengawasan ketat pihak kepolisian. Kondisi kesehatannya akan dievaluasi lebih lanjut dalam tiga hari ke depan.
Sebelum peristiwa tersebut, AK diketahui telah menyerang ayahnya menggunakan golok hingga menyebabkan korban meninggal dunia akibat luka fatal di leher. Dalam aksi brutal itu, AK juga melukai warga yang hendak melerai. AK sempat mencoba bunuh diri dengan melukai dirinya sendiri, namun berhasil dicegah oleh petugas dan dilarikan ke rumah sakit.
Berdasarkan keterangan saksi, terungkap bahwa AK diduga mengalami depresi dan sering bertengkar dengan ayahnya. Perselisihan dikabarkan dipicu oleh permintaan sepeda motor. Selain itu, ada informasi yang menyebutkan AK kecanduan game online.
Kasus ini menyoroti pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental, terutama di kalangan anak muda. Polisi berkomitmen untuk menuntaskan kasus ini secara profesional dan transparan, memastikan keadilan ditegakkan serta mempelajari faktor-faktor yang melatarbelakangi tragedi ini.