Pemkot Batu Prioritaskan Agroindustri: Siap Go Global dalam 100 Hari!
Pemkot Batu, Jawa Timur, memprioritaskan pengembangan sektor pertanian menjadi agroindustri unggulan untuk bersaing di pasar global dalam 100 hari ke depan, dengan fokus pada ekspor dan perluasan pasar lokal.
Pemerintah Kota (Pemkot) Batu, Jawa Timur, menetapkan pengembangan sektor pertanian menjadi agroindustri unggulan sebagai prioritas utama. Wali Kota Batu, Nurochman, mengumumkan hal ini sebagai bagian dari program 100 hari kerjanya, yang merupakan janji kampanye Pilkada 2024. Targetnya adalah meningkatkan daya saing produk pertanian Kota Batu di pasar global dan domestik.
Langkah ini diambil untuk menjawab tantangan perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Batu. Pemkot Batu telah merancang strategi untuk merealisasikan pengembangan ini, termasuk menjalin kerja sama dengan buyer offtaker dari luar negeri. Wali Kota Nurochman optimistis kerjasama ini akan terwujud dalam waktu 100 hari ke depan.
Data dari Kota Batu Dalam Angka 2025 yang diterbitkan BPS menunjukkan potensi besar sektor pertanian Kota Batu. Produksi sayuran seperti sawi (10.119 ton), wortel (9.122 ton), dan tomat (8.407 ton) cukup signifikan. Selain itu, komoditas unggulan seperti apel (14.028 ton) dan jeruk siam (33.771 ton) juga memiliki peran penting dalam perekonomian lokal. Bahkan, produksi jahe sebagai tanaman obat-obatan mencapai 812,80 ton pada tahun 2024.
Potensi Agroindustri Kota Batu Menuju Pasar Global
Pemkot Batu menyadari potensi besar sektor pertaniannya dan berupaya mengembangkannya menjadi agroindustri yang mampu bersaing di kancah internasional. Kerja sama dengan buyer offtaker dari luar negeri menjadi kunci utama dalam strategi ini. Hal ini diharapkan dapat membuka akses pasar global bagi produk pertanian Kota Batu, meningkatkan nilai ekonomi, dan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan petani.
Wali Kota Nurochman dan Wakil Wali Kota Heli Suyanto, bersama organisasi perangkat daerah terkait, berkomitmen untuk menyelesaikan pengembangan sektor pertanian ini dalam waktu tiga bulan. Mereka optimistis kontrak kerja sama dengan offtaker dapat diteken dalam jangka waktu 100 hari tersebut. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mewujudkan visi ini.
Selain fokus pada pasar ekspor, Pemkot Batu juga tidak melupakan pasar domestik. Upaya untuk memperluas pasar lokal juga dilakukan untuk menjamin keberlanjutan dan kesejahteraan petani. Strategi ini diharapkan dapat menciptakan keseimbangan antara pasar lokal dan global.
Rincian Produksi Pertanian Kota Batu (Data BPS 2025)
- Sayuran Semusim:
- Sawi: 10.119 ton (14,38% dari total produksi)
- Wortel: 9.122 ton (12,96% dari total produksi)
- Tomat: 8.407 ton (11,94% dari total produksi)
- Buah:
- Apel: 14.028 ton
- Jeruk Siam: 33.771 ton (produksi tertinggi)
- Tanaman Obat:
- Jahe: 812,80 ton (produksi tertinggi)
Dengan potensi yang besar dan komitmen dari Pemkot Batu, pengembangan agroindustri di Kota Batu diharapkan mampu memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Strategi yang terintegrasi, baik untuk pasar ekspor maupun domestik, menjadi kunci keberhasilan program ini. Keberhasilan ini akan menjadikan Kota Batu sebagai contoh pengembangan agroindustri yang sukses di Indonesia.