Pemkot Jakarta Utara Antisipasi Kemacetan Truk Peti Kemas Pasca Libur Lebaran
Pemerintah Kota Jakarta Utara (Pemkot Jakut) melakukan berbagai antisipasi untuk mencegah kemacetan akibat antrean truk peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok pasca libur Idul Fitri dan cuti bersama.
Jakarta, 9 April 2024 - Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara (Pemkot Jakut) bersiap menghadapi potensi kemacetan panjang akibat antrean truk peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok setelah libur panjang Idul Fitri 1446 Hijriah dan cuti bersama. Antisipasi ini dilakukan menyusul prediksi peningkatan volume truk yang akan memasuki pelabuhan untuk mengangkut barang impor yang menumpuk selama periode libur.
Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Utara, Hendrico Tampubolon, mengungkapkan kekhawatiran akan terjadinya penumpukan truk peti kemas di sekitar pelabuhan. "Kami khawatir akan terjadi antrean panjang karena barang impor yang menumpuk dan tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok saat libur," ujarnya dalam keterangan pers di Jakarta, Rabu.
Untuk mengatasi potensi kemacetan ini, Pemkot Jakut telah melakukan berbagai langkah strategis. Kerjasama antar instansi terkait menjadi kunci utama dalam rencana antisipasi ini.
Langkah Antisipasi Kemacetan Truk Peti Kemas
Pemkot Jakut, bekerja sama dengan berbagai pihak terkait, telah menggelar rapat koordinasi untuk merumuskan strategi penanggulangan kemacetan. Rapat tersebut melibatkan PT Pelindo sebagai pengelola Pelabuhan Tanjung Priok, Polres Pelabuhan Tanjung Priok, Polres Metro Jakarta Utara, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), dan instansi terkait lainnya. Dalam rapat tersebut, berbagai strategi dibahas untuk mengoptimalkan arus lalu lintas di sekitar pelabuhan.
Salah satu strategi yang dibahas adalah penataan jalur lalu lintas truk peti kemas. Pemkot Jakut berencana membuat ‘buffer zone’ untuk mencegah penumpukan truk di luar area pelabuhan. Informasi mengenai kedatangan kapal dan jalur distribusi barang juga akan dioptimalkan untuk meminimalisir penumpukan.
Selain itu, penempatan petugas gabungan di 12 titik rawan kemacetan di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok juga menjadi bagian dari strategi ini. Titik-titik tersebut tersebar mulai dari kawasan Cilincing hingga Pos 9, yang merupakan pintu masuk utama ke Pelabuhan Tanjung Priok. Petugas akan ditempatkan terutama di pintu masuk truk peti kemas yang dikenal sering terjadi antrean panjang.
Rekayasa Lalu Lintas dan Koordinasi dengan PT KAI
Untuk mengurai kemacetan, akan dilakukan rekayasa lalu lintas. Pihak berwenang akan berupaya memastikan antrean truk hanya berada dalam satu lajur, sementara lajur kanan di depan gerbang pelabuhan tetap dijaga agar tetap lancar. Truk yang berada di lajur kanan yang seharusnya tidak berada di sana akan diarahkan untuk kembali ke jalur antrean.
Tidak hanya itu, Pemkot Jakut juga berkoordinasi dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk mengatur jadwal kereta pengangkut barang yang melintas di kawasan Tanjung Priok. Kereta barang yang lalu lalang juga menjadi salah satu faktor penyebab kemacetan di area tersebut. Koordinasi ini bertujuan untuk meminimalisir gangguan lalu lintas yang disebabkan oleh kereta api.
"Kami berupaya melakukan penataan bersama untuk informasi kapal datang dan pengangkutan barang kemana, ‘buffer zone’ dimana agar tidak terjadi penumpukan di luar pelabuhan," jelas Hendrico Tampubolon. Semua upaya ini dilakukan agar antrean truk peti kemas dapat terkelola dengan baik dan kemacetan dapat dihindari.
Dengan berbagai langkah antisipasi yang telah direncanakan, Pemkot Jakut berharap dapat meminimalisir dampak kemacetan akibat antrean truk peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok pasca libur Lebaran. Kerjasama dan koordinasi yang baik antar instansi terkait diharapkan dapat menciptakan kelancaran arus lalu lintas di kawasan tersebut.