Pemkot Jaktim Panen Raya Jelang Lebaran: 2,9 Ton Cabai hingga Ikan!
Pemkot Jaktim sukses panen raya 2,9 ton cabai, sayuran, dan ikan dari 100 titik urban farming, mendukung ketahanan pangan jelang Idul Fitri.
Pemerintah Kota Jakarta Timur (Pemkot Jaktim) berhasil memanen 2,9 ton hasil pertanian dan perikanan dari 100 titik lokasi urban farming di sepuluh kecamatan. Panen raya ini dilakukan secara serentak pada Rabu, menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah. Kegiatan ini melibatkan berbagai elemen masyarakat, mulai dari kelompok tani hingga ASN, dan hasilnya akan didistribusikan kepada warga sekitar, dijual, atau dikonsumsi sendiri oleh para petani urban.
Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Jakarta Timur, Iin Mutmainnah, "Panen serentak hari ini di Jakarta Timur, ada 100 titik dengan total 2,9 ton, baik itu berupa cabai, sayur-sayuran dan ada juga tadi ikan." Dari total hasil panen tersebut, 2,3 ton merupakan komoditas pertanian seperti cabai, kangkung, terong, dan lainnya, sedangkan sisanya, sekitar 599 kilogram, adalah hasil perikanan berupa ikan nila, mujair, patin, dan lele.
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya Pemkot Jaktim untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat menjelang Idul Fitri dan mendukung program swasembada pangan nasional. Lokasi panen tersebar di berbagai tempat, mulai dari permukiman warga, kelompok tani, RPTRA, atap perkantoran, hingga kolong Tol Becakayu, menunjukkan komitmen Pemkot Jaktim dalam memanfaatkan lahan secara maksimal.
Urban Farming di Jakarta Timur: Sukses Panen Raya
Berbagai jenis komoditas pertanian dipanen dalam kegiatan ini, menunjukkan keberagaman dan potensi urban farming di Jakarta Timur. Komoditas utama yang dipanen adalah cabai, yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat. Sayuran lainnya seperti kangkung, terong, pakcoy, tomat, dan brokoli juga turut menambah keragaman hasil panen.
Sementara itu, hasil perikanan berupa ikan nila, mujair, patin, dan lele menunjukkan potensi budidaya perikanan di perkotaan. Hal ini menunjukan bahwa urban farming tidak hanya terbatas pada tanaman, tetapi juga dapat mencakup budidaya perikanan.
Keberhasilan panen ini tidak lepas dari peran serta berbagai pihak, termasuk kelompok tani, PKK, PPSU, ASN, dan penggiat urban farming lainnya. Kerja sama dan kolaborasi antar berbagai elemen masyarakat menjadi kunci keberhasilan program urban farming di Jakarta Timur.
Distribusi Hasil Panen dan Keberlanjutan Program
Hasil panen yang melimpah ini akan didistribusikan melalui beberapa cara. Sebagian akan dijual untuk membiayai operasional dan kebutuhan tanam selanjutnya. Sebagian lagi akan dibagikan kepada warga sekitar lokasi panen, sehingga dapat langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Selain itu, sebagian hasil panen juga akan dikonsumsi sendiri oleh para petani urban sebagai bentuk apresiasi atas kerja keras dan dedikasi mereka. Sistem distribusi yang beragam ini memastikan hasil panen dapat dimanfaatkan secara optimal dan merata.
Pemkot Jaktim juga berencana untuk terus mengembangkan program urban farming ini. Kerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) akan terus ditingkatkan untuk memberikan pengetahuan dan penyuluhan terkait teknik penanaman yang tepat dan efektif.
Rincian jumlah lokasi panen per kecamatan di Jakarta Timur meliputi: Cipayung (20 lokasi), Ciracas (12), Matraman (12), Kramat Jati (10), Jatinegara (9), Duren Sawit (9), Pulogadung (8), Pasar Rebo (8), Cakung (6), dan Makasar (6). Total luas lahan yang digunakan kurang lebih 1,2 Ha.
Kesimpulan
Panen raya di Jakarta Timur ini membuktikan bahwa urban farming dapat berkontribusi signifikan dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Dengan melibatkan berbagai pihak dan memanfaatkan lahan secara optimal, program ini berhasil menghasilkan panen yang melimpah dan memberikan dampak positif bagi masyarakat. Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk mengembangkan program urban farming serupa.