Pencurian Avtur Bawah Laut: Ancaman Serius terhadap Keselamatan dan Keuangan Negara
Pakar ITS dan pengamat energi mengecam keras pencurian avtur di Pantai Labu, Sumatera Utara, yang mengancam keselamatan penerbangan, mencemari laut, dan merugikan negara, mendesak pelaku dihukum seberat-beratnya.
Pencurian avtur di Pantai Labu, Deli Serdang, Sumatera Utara, telah menggemparkan publik. Aksi berbahaya ini tidak hanya mengancam keselamatan jiwa manusia, tetapi juga berdampak serius pada keselamatan penerbangan, lingkungan, dan keuangan negara. Kejadian ini terungkap setelah Tim Fleet One Quick Response (F1QR) TNI Angkatan Laut Lantamal 1 Belawan membongkar sindikat pencurian yang telah melubangi pipa bawah laut penyalur avtur ke Bandara Kualanamu.
Bahaya Pencurian Avtur: Ancaman Multifaceted
Menurut Juwari, pakar keselamatan kerja Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, aksi pencurian avtur ini memiliki konsekuensi yang sangat luas dan berbahaya. "Aksi tersebut tidak hanya mengancam nyawa manusia, namun juga keselamatan penerbangan, pencemaran terhadap air laut, dan juga merugikan negara," tegasnya dalam sebuah wawancara telepon pada Jumat lalu. Ia menekankan betapa seriusnya dampak pencurian ini, bukan hanya pada keselamatan penerbangan dan potensi kecelakaan, tetapi juga pada jadwal penerbangan yang terganggu.
Kerugian finansial yang diderita Pertamina juga sangat signifikan. Tidak hanya kehilangan volume avtur yang dicuri, tetapi juga potensi kerugian yang jauh lebih besar jika terjadi kecelakaan. Sebagai BUMN, kerugian ini berdampak langsung pada keuangan negara. "Jadi dampaknya memang sangat besar. Makanya hukum harus benar-benar ditegakkan, agar ini tidak terjadi lagi," ujar Juwari.
Dampak terhadap Pertamina dan Negara
Inas Nasrullah Zubir, pengamat energi, senada dengan Juwari. Ia menambahkan bahwa aksi ini sangat merugikan Pertamina sebagai BUMN. Ia mendesak agar pelaku dihukum seberat-beratnya, bahkan dengan pasal berlapis. "Harus dijatuhi pidana maksimal. Bahkan kalau perlu pasal berlapis," kata Inas. Ia menyarankan agar penegak hukum tidak hanya menggunakan KUHP, tetapi juga Undang-Undang Keselamatan Penerbangan untuk menjerat para pelaku.
Inas menambahkan bahwa kejahatan ini bukan hanya soal kerugian finansial, tetapi juga tentang keamanan nasional. Pasokan avtur yang terganggu dapat berdampak pada operasional penerbangan, yang pada akhirnya dapat mengganggu aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat. Oleh karena itu, penegakan hukum yang tegas dan adil sangat penting untuk memberikan efek jera dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Langkah-langkah Pencegahan di Masa Mendatang
Kejadian ini menyoroti pentingnya peningkatan keamanan infrastruktur vital seperti pipa bawah laut penyalur avtur. Pertamina dan pihak berwenang perlu mengevaluasi sistem keamanan yang ada dan menerapkan teknologi serta strategi yang lebih canggih untuk mencegah aksi serupa. Peningkatan pengawasan dan patroli juga diperlukan untuk mendeteksi dan mencegah upaya pencurian di awal. Kerjasama yang erat antara Pertamina, TNI AL, dan aparat penegak hukum sangat krusial dalam menjaga keamanan pasokan avtur dan mencegah kerugian yang lebih besar di masa depan.
Selain itu, edukasi kepada masyarakat tentang bahaya pencurian avtur dan dampaknya terhadap keselamatan dan perekonomian nasional juga perlu ditingkatkan. Masyarakat perlu dilibatkan dalam upaya pencegahan dengan cara memberikan informasi jika melihat aktivitas mencurigakan di sekitar infrastruktur vital.
Kesimpulan
Pencurian avtur di Pantai Labu merupakan kejahatan yang sangat serius dan memiliki dampak yang meluas. Tindakan tegas dan hukuman maksimal bagi para pelaku sangat diperlukan untuk memberikan efek jera dan mencegah terulangnya kejadian serupa. Peningkatan keamanan infrastruktur, kerjasama antar lembaga, dan edukasi publik merupakan langkah-langkah penting yang harus dilakukan untuk melindungi aset negara dan memastikan kelancaran operasional penerbangan di Indonesia.