Penerapan SNI Pacu Pertumbuhan Industri Furnitur Indonesia
Kemenperin mengungkap penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) berhasil mendorong pertumbuhan industri furnitur dan meningkatkan ekspor hingga 1,47 miliar dolar AS pada periode Januari-November 2024.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan bahwa penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) telah memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan industri furnitur di Indonesia. Pertumbuhan ini berkontribusi positif terhadap perekonomian nasional, khususnya pada sektor ekspor. Hal ini diungkapkan di Jakarta pada Senin, 10 Maret 2025 oleh Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Andi Rizaldi.
Industri furnitur Indonesia mencatatkan pertumbuhan sebesar 2,07 persen sepanjang tahun 2024, dengan nilai ekspor mencapai 1,47 miliar dolar AS atau setara dengan Rp24,2 triliun (berdasarkan kurs Rp16.343) pada periode Januari hingga November 2024. Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran penting SNI dalam menjaga kualitas dan mutu produk furnitur Indonesia, sehingga mampu meningkatkan daya saing di pasar internasional.
Andi Rizaldi menekankan pentingnya penerapan SNI dalam menjaga kualitas produk, meningkatkan daya saing, dan mempertahankan kepercayaan pelanggan baik di pasar domestik maupun internasional. "Dengan pertumbuhan industri furnitur lebih dari 2 persen itu, penerapan SNI produk furnitur menjadi hal yang sangat penting. Hal ini mengingat untuk menjaga kualitas produk, meningkatkan daya saing industri, serta mempertahankan kepercayaan pelanggan, baik di pasar domestik maupun internasional," ujarnya.
Peningkatan Kemudahan Sertifikasi SNI
Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (BBSPJIKB) Yogyakarta, di bawah naungan BSKJI, berperan aktif dalam mempermudah proses sertifikasi SNI untuk produk furnitur. Kepala BBSPJIKB, Jonni Afrizon, menjelaskan bahwa kini pelaku industri dapat mengakses laman Sertifikasi Batik untuk memperoleh informasi dan melakukan proses sertifikasi secara efisien.
Kemudahan akses ini diharapkan dapat mendorong semakin banyaknya produk furnitur yang tersertifikasi SNI. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk furnitur lokal, memperkuat daya saing di pasar internasional, dan mendorong pertumbuhan industri dalam negeri secara berkelanjutan. "Dengan semakin banyaknya produk furnitur yang tersertifikasi SNI, diharapkan kepercayaan konsumen terhadap produk lokal semakin meningkat," kata Jonni Afrizon.
Selain itu, sertifikasi SNI juga membantu meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi risiko penarikan produk akibat ketidaksesuaian dengan regulasi yang berlaku. Penerapan standar mutu yang ketat menjadi kunci dalam menjaga kualitas dan kepercayaan pelanggan.
Inovasi dan Pemanfaatan Teknologi
Pemerintah juga gencar mendorong kemitraan antara pelaku industri furnitur dengan lembaga penelitian dan pengembangan untuk menciptakan inovasi yang lebih kompetitif. Pemanfaatan teknologi terbaru, seperti teknik manufaktur berbasis digital dan penggunaan bahan ramah lingkungan, menjadi bagian penting dalam strategi penguatan industri furnitur nasional.
Dengan mengadopsi teknologi modern dan berkelanjutan, industri furnitur Indonesia diharapkan dapat meningkatkan daya saing di pasar global dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian nasional. "Melalui upaya ini, diharapkan industri furnitur Indonesia dapat terus berkembang, meningkatkan daya saing di pasar global, serta memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian nasional," pungkas Jonni Afrizon.
Secara keseluruhan, penerapan SNI terbukti efektif dalam mendorong pertumbuhan industri furnitur Indonesia. Kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan lembaga penelitian menjadi kunci keberhasilan dalam meningkatkan kualitas, daya saing, dan kontribusi sektor ini terhadap perekonomian nasional.