Penguatan Peran Keluarga: Kunci Generasi Muda Indonesia yang Berdaya Saing
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menekankan pentingnya penguatan peran keluarga untuk menciptakan generasi muda Indonesia yang berdaya saing, mengingat masih tingginya angka kekerasan dalam rumah tangga.
Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, pada Minggu, 18 Mei 2024, di Jakarta, menyoroti pentingnya peran keluarga dalam membentuk generasi muda Indonesia yang tangguh dan kompetitif. Pernyataan ini muncul sebagai respons terhadap data yang menunjukkan masih adanya kesenjangan antara komitmen dan realisasi pemberdayaan perempuan serta perlindungan anak di Indonesia. Lestari menekankan bahwa upaya ini bukan hanya tanggung jawab individu, melainkan juga menjadi prioritas kebijakan pemerintah dan semua pihak terkait.
Data dari Kelompok Perempuan dan Sumber-Sumber Kehidupan (KPS2K) menunjukkan adanya ketimpangan signifikan dalam pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, meskipun berbagai program telah digulirkan. Sementara itu, data Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni-PPA) Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) mencatat angka kekerasan yang mengkhawatirkan. Hingga Agustus 2024, tercatat 18.192 kasus dengan 15.794 korban, didominasi perempuan, dan 11.195 kasus terjadi di lingkungan rumah tangga.
Kondisi ini menggarisbawahi pentingnya peran keluarga sebagai pondasi utama bagi tumbuh kembang anak. Ironisnya, keluarga, yang seharusnya menjadi tempat aman dan mendukung, justru masih menjadi tempat terjadinya kekerasan dan diskriminasi. Oleh karena itu, Lestari menyerukan perlunya perhatian serius dari pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan untuk mengatasi permasalahan ini.
Peran Keluarga sebagai Pilar Pembangunan SDM
Lestari Moerdijat, yang akrab disapa Rerie, menyatakan bahwa pemerintah dan pihak terkait harus memastikan program-program yang dirancang untuk memperkuat perlindungan dan pemberdayaan keluarga dapat diimplementasikan secara tepat dan berkelanjutan. Hal ini meliputi pemenuhan kebutuhan keluarga secara menyeluruh, mulai dari ekonomi hingga kesehatan.
Fungsi keluarga yang ideal, menurut Rerie, adalah melahirkan generasi yang sehat, berkarakter kuat, dan terdidik. Dengan memberdayakan keluarga di berbagai sektor, peluang untuk menciptakan generasi penerus yang kompetitif akan semakin besar. Pemberdayaan keluarga meliputi aspek ekonomi, pendidikan, dan kesehatan, sehingga setiap anggota keluarga dapat berkembang optimal.
Penguatan peran keluarga tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga pada kemajuan bangsa secara keseluruhan. Keluarga yang kuat akan melahirkan generasi yang sehat, cerdas, dan berkarakter, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada pembangunan sumber daya manusia (SDM) nasional yang lebih baik.
Kebutuhan Akselerasi Program Pemberdayaan Keluarga
Rerie berharap pemerintah dapat memprioritaskan dan merealisasikan program-program yang benar-benar mampu menjawab kebutuhan pemberdayaan keluarga. Program-program tersebut harus dirancang secara terukur dan berkelanjutan, sehingga dampaknya dapat dirasakan secara nyata oleh masyarakat.
Implementasi program yang efektif dan efisien sangat penting untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi keluarga Indonesia, seperti kekerasan dalam rumah tangga, diskriminasi, dan kurangnya akses terhadap pendidikan dan kesehatan. Dengan demikian, tujuan untuk menciptakan generasi muda yang berdaya saing dapat tercapai.
Pemerintah perlu memastikan bahwa program-program tersebut tidak hanya bersifat simbolis, tetapi juga memberikan dampak yang signifikan bagi kehidupan keluarga Indonesia. Hal ini membutuhkan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait.
Kesimpulannya, penguatan peran keluarga merupakan kunci utama dalam menciptakan generasi muda Indonesia yang berdaya saing di masa depan. Hal ini membutuhkan komitmen dan kerja sama dari semua pihak untuk mewujudkan keluarga yang sehat, aman, dan mampu memberdayakan seluruh anggotanya.