Pertamina Optimalkan TJSL: Berdayakan Masyarakat di Sekitar Kilang
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) sukses memberdayakan masyarakat sekitar kilang melalui program TJSL, meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan warga melalui berbagai inisiatif.
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) menunjukkan komitmennya dalam memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar wilayah operasionalnya melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Sejak tahun 2018, program-program pemberdayaan masyarakat yang telah dijalankan KPI telah menjangkau lebih dari 3.269 penerima manfaat di enam lokasi kilang yang berbeda. Hal ini disampaikan langsung oleh Corporate Secretary KPI, Hermansyah Y. Nasroen, yang menekankan konsistensi KPI dalam menjalankan program TJSL melalui pemberdayaan masyarakat di bidang pendidikan, sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Salah satu contoh sukses program TJSL KPI adalah Masyarakat Mandiri Kutawaru (MAMAKU) di Cilacap, Jawa Tengah. Program ini fokus pada pengembangan konservasi mangrove, pengelolaan sampah, budidaya ikan, dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). MAMAKU telah berhasil melahirkan unit usaha Kampung Kepiting, yang dikelola oleh masyarakat Kelurahan Kutawaru, mayoritas mantan nelayan dan pekerja migran. "Program MAMAKU juga melahirkan unit usaha Kampung Kepiting, yang dikelola oleh masyarakat Kelurahan Kutawaru yang mayoritas mantan nelayan dan pekerja migran," jelas Hermansyah dalam siaran pers KPI.
Warriyanto, seorang mantan nelayan Cilacap yang kini menjadi koordinator Kampung Kepiting, menjadi bukti nyata keberhasilan program ini. Ia menuturkan bahwa kehidupannya telah mengalami peningkatan signifikan sejak bergabung dengan inisiatif tersebut pada tahun 2020. Kini, Kampung Kepiting berkembang menjadi sentra kuliner laut yang ramai dikunjungi wisatawan, dengan omzet bulanan mencapai puluhan juta rupiah, yang secara langsung meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.
Program MAMAKU dan Pengembangannya
Untuk tahun 2025, KPI berencana untuk terus mengembangkan program MAMAKU dengan fokus pada penguatan aspek edukatif dan ekonomi. Rencananya, pengembangan akan meliputi eduwisata Kampoeng Kepiting, pengelolaan dan optimalisasi bank sampah, pengembangan dan integrasi pusat pelatihan pertanian dan perdesaan swadaya (P4S), pengembangan budidaya ternak kambing terintegrasi, serta pembentukan pasar komunal Pasar AMARTA. Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen KPI untuk menciptakan dampak jangka panjang yang berkelanjutan.
Selain program MAMAKU, KPI juga menjalankan program PERINTIS di Indramayu, Jawa Barat. Program ini secara khusus memberdayakan kaum disabilitas tuna rungu melalui pendirian unit usaha Kedai Kopi Teman Istimewa. "Program PERINTIS telah mengubah kehidupan para disabilitas di Indramayu, yang sebelumnya jauh dari kata berdaya. Kini, mereka memiliki pekerjaan dan penghasilan yang lebih baik," ungkap Hermansyah.
Carnoto, salah satu barista tuna rungu di Kedai Kopi Teman Istimewa, membagikan kisahnya. Ia mengungkapkan rasa bahagianya atas pekerjaan yang dimilikinya, yang telah meningkatkan rasa percaya dirinya. Hal ini menunjukkan bagaimana program TJSL KPI tidak hanya berfokus pada aspek ekonomi, tetapi juga pada peningkatan kualitas hidup dan pemberdayaan individu.
PERINTIS: Memberdayakan Kaum Disabilitas
Pada tahun ini, program PERINTIS akan berfokus pada penciptaan wirausaha mandiri dari kalangan barista dan teman tuli. KPI juga memberikan dukungan terhadap produksi kreatif berbahan tenun oleh komunitas disabilitas. Lebih lanjut, KPI mendorong terciptanya pelayanan publik yang inklusif melalui pelatihan bahasa isyarat Indonesia bagi petugas layanan publik, serta mengintegrasikan muatan lokal Al Quran bahasa isyarat ke dalam kurikulum Sekolah Luar Biasa (SLB).
Hermansyah menegaskan prinsip utama dari program-program pemberdayaan yang dirancang oleh KPI, yaitu mendorong kemandirian masyarakat, bukan menciptakan ketergantungan. Hal ini menunjukkan bahwa KPI tidak hanya memberikan bantuan sementara, tetapi juga membekali masyarakat dengan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mencapai kemandirian ekonomi dan sosial.
Program TJSL KPI telah berhasil memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat sekitar wilayah operasionalnya. Melalui berbagai inisiatif yang inovatif dan berkelanjutan, KPI membuktikan komitmennya dalam membangun kemitraan yang saling menguntungkan dan menciptakan dampak sosial yang berkelanjutan bagi masyarakat Indonesia.