Pesantren Hijau: Menuju Indonesia Berkelanjutan
Indonesia mendorong pesantren untuk menerapkan praktik ramah lingkungan guna mengurangi sampah dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih serta berkelanjutan.
Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Kementerian Agama mencatat terdapat 39.551 pesantren di Indonesia pada pertengahan 2023, dengan total 4,9 juta santri. Melihat jumlah sampah yang dihasilkan pesantren, khususnya yang besar, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Hanif Faisol Nurofiq mendorong pesantren untuk menerapkan praktik ramah lingkungan. Hal ini penting karena pesantren, dengan jumlah santrinya yang besar, berkontribusi signifikan terhadap masalah sampah di Indonesia. Inisiatif ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat, sejalan dengan ajaran Islam tentang kebersihan dan sekaligus menciptakan peluang ekonomi baru bagi pesantren.
Inisiatif ini dilatarbelakangi oleh kesadaran akan pentingnya kebersihan lingkungan, yang merupakan bagian integral dari ajaran Islam dan juga dasar kesehatan masyarakat. Pesantren, sebagai lembaga pendidikan yang dipercaya, memiliki peran penting dalam menanamkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan sejak dini kepada para santrinya. Dengan jumlah pesantren yang sangat banyak di Indonesia, gerakan ini berpotensi besar untuk menciptakan perubahan signifikan dalam pengelolaan sampah nasional.
Program 'pesantren hijau' ini diharapkan dapat memberikan dampak positif, baik secara lingkungan maupun ekonomi. Selain mengurangi jumlah sampah, program ini juga dapat menciptakan peluang ekonomi baru bagi pesantren melalui pengolahan sampah organik menjadi kompos dan biogas, serta daur ulang sampah non-organik menjadi produk bernilai jual. Dengan demikian, pesantren tidak hanya menjadi lembaga pendidikan keagamaan, tetapi juga sebagai pusat inovasi ramah lingkungan.
Langkah Menuju Pesantren Hijau
Beberapa strategi kunci dapat diadopsi oleh pesantren untuk mencapai tujuan ini. Salah satunya adalah mengajarkan para santri untuk memilah sampah organik dan non-organik sejak dini. Sampah organik dapat diolah menjadi kompos dan biogas, sementara sampah non-organik dapat didaur ulang. Pesantren juga dapat mendirikan bank sampah untuk mendapatkan keuntungan ekonomi dari barang bekas.
Selain itu, pesantren perlu mendorong para santri untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dengan menggunakan wadah makan dan minum yang dapat digunakan kembali. Hal ini sejalan dengan upaya mengurangi sampah plastik yang menjadi masalah besar di Indonesia. Pengurangan sampah makanan juga penting, mengingat sampah makanan menyumbang 50 persen dari total volume sampah di Indonesia. Pesantren perlu mengajarkan santri untuk mengambil makanan secukupnya dan menghabiskan makanan yang telah diambil.
Kerja sama dengan berbagai pihak juga sangat penting. Pesantren dapat berkolaborasi dengan pemerintah, organisasi lingkungan, komunitas aktivis lingkungan, dan masyarakat umum untuk memperkuat komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan. Pemerintah dapat memberikan insentif kepada pesantren yang berhasil menerapkan praktik ramah lingkungan.
Manfaat Pesantren Hijau
Penerapan program pesantren hijau tidak hanya berdampak positif terhadap lingkungan, tetapi juga dapat menciptakan peluang ekonomi baru bagi pesantren. Pesantren dapat menjual produk ramah lingkungan atau produk daur ulang, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kemandirian ekonomi. Dengan demikian, pesantren dapat menjadi agen perubahan dan pusat inovasi hijau.
Para santri yang terbiasa dengan gaya hidup hijau akan menyebarkan kebiasaan baik ini ke komunitas mereka setelah lulus. Hal ini akan berkontribusi pada terwujudnya lingkungan hidup yang bersih dan bebas dari sampah yang tidak terkelola di Indonesia. Keberhasilan program ini sangat bergantung pada konsistensi dan kekompakan pesantren dalam menerapkan inisiatif hijau.
Dengan konsistensi dan kekompakan tersebut, pesantren di Indonesia dapat menjadi contoh dalam menerapkan perilaku ramah lingkungan dan menunjukkan komitmen Islam terhadap keberlanjutan kehidupan di Bumi. Inisiatif ini merupakan langkah penting menuju Indonesia yang lebih berkelanjutan dan menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan.