PHRI Bali Dorong Kemandirian Energi Usai Pemadaman Listrik Massal
Pemadaman listrik massal di Bali mendorong PHRI Bali untuk mendesak percepatan kemandirian energi di pulau tersebut guna mencegah terulangnya kejadian serupa dan menjaga citra pariwisata.
Pemadaman listrik yang melanda hampir seluruh Bali pada Jumat, 2 Januari 2024, selama lebih dari 5 jam, telah menyoroti kerentanan sektor pariwisata terhadap ketergantungan pada pasokan listrik dari luar pulau. Kejadian ini berdampak signifikan terhadap industri perhotelan dan restoran, yang saat itu tengah menikmati okupansi hotel mencapai 60-70 persen dari total 160 ribu kamar yang tersedia. Akibatnya, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali pun angkat bicara, mendesak pemerintah daerah untuk segera mewujudkan visi Bali mandiri energi.
Wakil Ketua PHRI Bali, I Gusti Agung Rai Suryawijaya, mengungkapkan kekhawatirannya atas insiden tersebut. "Harapan kami Pemprov Bali, Bali mandiri energi harus terjadi, karena riskan sekali kalau terjadi apa-apa, jadi harus punya energi mandiri," tegasnya dalam pernyataan di Denpasar, Minggu, 4 Januari 2024. Menurutnya, ketergantungan Bali pada pasokan listrik dari Pulau Jawa sangat berisiko dan dapat berdampak negatif terhadap sektor pariwisata yang menjadi tulang punggung perekonomian pulau.
Dampak pemadaman listrik ini tidak hanya dirasakan oleh para pelaku usaha perhotelan dan restoran, tetapi juga oleh wisatawan. Meskipun sebagian besar hotel memiliki genset cadangan, namun gelapnya area publik dan jalan raya menimbulkan kekhawatiran dan memberikan kesan buruk bagi para wisatawan. "Kalau di hotel-hotel memang kan sudah punya genset sendiri...tapi tamu-tamu akan berpikir apakah Bali ini kurang energinya atau kurang persiapan atau apa hingga tiba-tiba bisa blackout," jelas Agung Rai. Kejadian ini, menurutnya, menimbulkan pertanyaan tentang kesiapan Bali dalam menghadapi potensi gangguan pasokan listrik di masa mendatang.
Kemandirian Energi: Solusi Jangka Panjang untuk Pariwisata Bali
PHRI Bali menekankan perlunya percepatan pembangunan infrastruktur energi terbarukan di Bali sebagai solusi jangka panjang. Kemandirian energi bukan hanya akan mengurangi risiko pemadaman listrik, tetapi juga akan meningkatkan ketahanan dan daya saing sektor pariwisata Bali di kancah internasional. Dengan memiliki sumber energi sendiri, Bali akan lebih siap menghadapi berbagai tantangan, termasuk potensi gangguan pasokan listrik dari sumber eksternal.
Selain itu, PHRI Bali juga meminta PLN untuk meningkatkan perawatan dan pemeliharaan infrastruktur kelistrikan secara rutin. "Juga kepada PLN harusnya melakukan pemeliharaan harian, tiap hari harus ada, mingguan dan bulanan sehingga tidak tiba-tiba terjadi seperti ini," ujar Agung Rai. Perawatan yang optimal akan meminimalisir risiko terjadinya pemadaman listrik mendadak dan menjaga kelancaran pasokan listrik untuk mendukung aktivitas ekonomi, khususnya di sektor pariwisata.
Langkah ini dinilai penting untuk menjaga kepercayaan wisatawan dan mencegah dampak negatif terhadap citra pariwisata Bali. Kejadian pemadaman listrik yang terjadi baru-baru ini telah menimbulkan kekhawatiran dan pertanyaan tentang kesiapan infrastruktur di Bali. Dengan adanya kemandirian energi, Bali diharapkan dapat memberikan jaminan pasokan listrik yang handal dan terpercaya.
Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Sektor Pariwisata
Pemadaman listrik selama lebih dari 5 jam tersebut menimbulkan beberapa dampak negatif terhadap sektor pariwisata Bali. Gelapnya area publik, termasuk jalan raya, pantai, dan destinasi wisata lainnya, menimbulkan kekhawatiran bagi wisatawan dan memberikan kesan yang kurang baik. Meskipun hotel-hotel mampu menjaga penerangan di dalam area mereka berkat genset cadangan, namun kondisi di luar hotel tetap menjadi masalah.
Para pelaku usaha akomodasi hanya mampu menjelaskan situasi pemadaman listrik kepada wisatawan, namun tidak dapat memberikan kepastian mengenai kondisi selanjutnya. Kondisi jalan yang gelap juga menimbulkan risiko keamanan bagi wisatawan, sehingga PHRI Bali mengimbau agar wisatawan selalu berhati-hati saat berada di luar hotel. Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya infrastruktur yang handal dan tangguh untuk mendukung sektor pariwisata.
PHRI Bali berharap agar pemerintah daerah dan PLN dapat mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah ini. Kemandirian energi dan perawatan infrastruktur yang optimal menjadi kunci untuk mencegah terulangnya kejadian serupa dan menjaga daya saing pariwisata Bali di masa mendatang. Kepercayaan wisatawan merupakan aset berharga yang harus dijaga dan dipelihara dengan baik.
Kejadian ini juga menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak terkait untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi berbagai potensi gangguan, termasuk gangguan pasokan listrik. Koordinasi dan kolaborasi yang baik antara pemerintah, PLN, dan pelaku usaha pariwisata sangat penting untuk memastikan kelancaran operasional sektor pariwisata dan menjaga citra positif Bali sebagai destinasi wisata dunia.
Kesimpulan
Peristiwa pemadaman listrik di Bali telah menyadarkan pentingnya kemandirian energi bagi pulau ini. PHRI Bali, sebagai perwakilan dari industri perhotelan dan restoran, secara aktif mendorong percepatan realisasi program Bali mandiri energi untuk mencegah terulangnya kejadian serupa dan menjaga kepercayaan wisatawan. Selain itu, perawatan dan pemeliharaan infrastruktur kelistrikan yang rutin dan optimal juga sangat penting untuk menjamin pasokan listrik yang handal dan menjaga citra positif pariwisata Bali.