Menteri Fadli Zon Napak Tilas Sejarah di Pulau Penyengat: Dorong Pulau Penyengat sebagai Tonggak Bahasa Persatuan
Menteri Kebudayaan Fadli Zon napak tilas sejarah dan budaya di Pulau Penyengat, Kepri, mendorong pengembangan pulau tersebut sebagai pusat Bahasa Indonesia.

Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, baru-baru ini melakukan napak tilas sejarah dan budaya di Pulau Penyengat, Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Kunjungan ini dilakukan pada Senin, 10 Maret, dan menandai kunjungan keduanya ke pulau bersejarah tersebut. Dalam kunjungan ini, beliau didampingi oleh Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, dan menyoroti pentingnya peran Pulau Penyengat dalam sejarah perkembangan Bahasa Indonesia.
Kegiatan napak tilas mencakup berbagai situs penting di Pulau Penyengat. Menteri Fadli Zon dan rombongan menziarahi makam Engku Putri Raja Hamidah, serta makam dua pahlawan nasional, Raja Haji Fisabilillah dan Raja Ali Haji. Mereka juga menyempatkan diri untuk melakukan wudhu di sumur tua yang terletak di bawah bangunan Balai Adat, sebuah sentuhan budaya yang menambah kekayaan pengalaman kunjungan tersebut.
Lebih dari sekadar ziarah, kunjungan ini juga diwarnai dengan pengalaman mengenakan pakaian adat Melayu. Menteri Fadli Zon berpose di panggung pelaminan di dalam bangunan yang dulunya digunakan sebagai tempat pertemuan para Sultan dan bangsawan. Hal ini menunjukkan penghormatan dan apresiasi terhadap kekayaan budaya Melayu yang kental di Pulau Penyengat.
Jejak Sejarah dan Budaya di Pulau Penyengat
Kunjungan Menteri Fadli Zon tidak hanya terbatas pada situs-situs bersejarah. Beliau juga mengunjungi Balai Maklumat Indera Sakti dan Kutubkhanah Marhum Ahmadi, dua perpustakaan yang menyimpan berbagai manuskrip dan kitab penting. Koleksi-koleksi ini merepresentasikan kekayaan intelektual dan sejarah Pulau Penyengat, serta perannya dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan sastra di Nusantara.
Sebagai puncak kegiatan, Menteri Fadli Zon dan rombongan melaksanakan shalat zuhur berjamaah di Masjid Raya Sultan Riau Penyengat. Hal ini menunjukkan penghormatan terhadap nilai-nilai keagamaan yang juga merupakan bagian integral dari sejarah dan budaya Pulau Penyengat.
Sepanjang kunjungan, Menteri Fadli Zon berkesempatan melihat berbagai situs dan artefak di pulau yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya nasional. Pengalaman ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang sejarah dan budaya yang kaya di Pulau Penyengat.
Pulau Penyengat: Tonggak Bahasa Persatuan
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Fadli Zon menekankan pentingnya menghidupkan kembali Pulau Penyengat sebagai pulau yang dinamis dan berperan penting dalam sejarah Indonesia. Beliau menyatakan bahwa Pulau Penyengat merupakan tonggak penting dalam perkembangan bahasa Melayu, yang menjadi dasar bagi Bahasa Indonesia.
âKita tahu ada lebih dari 700 ras bahasa di Indonesia dan banyak warga negara kita dulunya tidak bisa berkomunikasi, sampai akhirnya dipersatukan oleh bahasa Indonesia yang tonggaknya berasal dari Pulau Penyengat ini,â ujar Fadli Zon.
Beliau juga berharap Pemprov Kepri dapat berkolaborasi dengan Kementerian Kebudayaan untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan ekspresi budaya. Tujuannya adalah untuk memperkuat narasi dan literasi tentang peran Pulau Penyengat sebagai asal usul Bahasa Persatuan Indonesia.
Dukungan Pembangunan Monumen Bahasa
Menteri Fadli Zon memberikan dukungan penuh terhadap rencana Pemprov Kepri untuk membangun monumen atau tugu bahasa di Pulau Penyengat. Beliau berharap proyek ini dapat direalisasikan sebagai pengingat sejarah dan asal-usul Bahasa Indonesia yang tak terlupakan.
âMudah-mudahan dapat direalisasikan sebagai pengikat sejarah mengenai asal Bahasa Indonesia yang tidak dapat dilupakan,â ucap Fadli Zon.
Kunjungan Menteri Fadli Zon ke Pulau Penyengat bukan hanya sekadar napak tilas, tetapi juga merupakan langkah nyata dalam upaya pelestarian sejarah dan budaya Indonesia. Harapannya, Pulau Penyengat akan semakin dikenal dan dihargai sebagai bagian penting dari sejarah perkembangan Bahasa Indonesia.