Fadli Zon Kagumi Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah: Jendela Akulturasi Budaya Tanjungpinang
Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengunjungi Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah di Tanjungpinang, Kepri, dan mengapresiasi perannya dalam melestarikan sejarah dan budaya Melayu serta akulturasi berbagai peradaban.

Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon melakukan kunjungan penting ke Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah di Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri), pada Selasa, 11 Maret. Kunjungan ini menandai apresiasi pemerintah terhadap museum yang menyimpan kekayaan sejarah dan budaya Melayu. Kedatangan beliau disambut hangat oleh Wakil Gubernur Kepri, Nyanyang Haris Pratamura, dan Wakil Wali Kota Tanjungpinang, Raja Ariza, dengan pertunjukan tarian silat dan prosesi pemasangan tanjak, penutup kepala khas Melayu. Kunjungan ini memberikan sorotan penting terhadap pelestarian budaya dan sejarah Indonesia.
Di museum, Menbud Fadli Zon didampingi oleh Kepala UPTD Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah, Siti Umi Muslimah, untuk melihat langsung berbagai artefak, naskah kuno, dan benda- benda bersejarah lainnya. Siti Umi Muslimah menjelaskan kepada Menteri, "Museum ini menampilkan perjalanan sejarah, budaya, serta jejak peradaban Tanjungpinang dan Kepri secara lebih luas." Penjelasan ini memberikan konteks yang lebih dalam tentang pentingnya museum tersebut bagi pemahaman sejarah daerah.
Selama kunjungannya, Menteri Fadli Zon tampak terpukau dengan koleksi museum yang berharga. Koleksi tersebut bukan hanya sekadar benda mati, melainkan saksi bisu perjalanan panjang sejarah dan budaya Tanjungpinang. Kunjungan ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam menjaga dan merawat warisan budaya bangsa.
Kekaguman terhadap Koleksi dan Akulturasi Budaya
Fadli Zon mengungkapkan kekagumannya terhadap museum yang menyimpan berbagai peninggalan bersejarah, termasuk manuskrip-manuskrip kuno dan catatan tentang berdirinya Kesultanan Riau-Lingga. Beliau juga menyoroti pentingnya museum dalam menggambarkan proses akulturasi budaya di Tanjungpinang akibat interaksi dengan berbagai peradaban, seperti China, India, Timur Tengah, dan Eropa. Hal ini menunjukkan betapa kaya dan beragamnya budaya Indonesia.
Lebih lanjut, Menbud menyatakan, "Museum ini bukan hanya menyimpan sejarah dan budaya, tetapi juga menunjukkan bagaimana Tanjungpinang pernah menjadi pusat perdagangan yang melahirkan akulturasi dari berbagai bangsa." Pernyataan ini menggarisbawahi peran penting Tanjungpinang dalam sejarah perdagangan dan pertukaran budaya di Nusantara. Museum ini menjadi bukti nyata dari percampuran budaya yang membentuk identitas Tanjungpinang.
Fadli Zon juga berharap museum ini dapat menarik lebih banyak wisatawan, baik nasional maupun internasional, sehingga mereka dapat memahami cikal bakal Bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Melayu. Harapan ini menunjukkan pentingnya museum sebagai sarana edukasi dan promosi budaya Indonesia di kancah internasional.
Pengembangan Museum Menuju Tipe A
Menteri Fadli Zon mendorong Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah yang saat ini berstatus museum tipe B untuk berkembang menjadi museum tipe A. Menurutnya, peningkatan status ini memerlukan berbagai pengembangan, termasuk penambahan kurator dan edukator, serta pemanfaatan teknologi digital untuk meningkatkan interaktivitas. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memajukan sektor kebudayaan.
Beliau menekankan pentingnya penambahan koleksi, pengayaan informasi sejarah secara lebih detail, dan pemanfaatan teknologi digital agar museum lebih interaktif dan menarik bagi generasi muda. "Ke depan, museum ini perlu memiliki lebih banyak koleksi, memperkaya informasi sejarah secara lebih mendetail, serta memanfaatkan teknologi digital agar bisa lebih interaktif. Dengan begitu, museum ini bisa semakin menarik bagi pengunjung, khususnya generasi muda,” ujar Fadli Zon.
Fadli Zon juga berharap agar museum ini dapat lebih banyak dikunjungi oleh generasi muda, sehingga kesadaran akan pentingnya melestarikan sejarah dan budaya lokal semakin meningkat. Hal ini menunjukkan pentingnya peran generasi muda dalam menjaga kelestarian budaya Indonesia.
Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah bukan hanya sekadar tempat penyimpanan benda-benda bersejarah, tetapi juga sebagai pusat pembelajaran dan pelestarian budaya Melayu. Kunjungan Menbud Fadli Zon ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pengembangan dan pelestarian museum tersebut di masa mendatang, serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya sejarah dan budaya lokal.