Museum: Etalase Terdepan Budaya Indonesia, Menteri Dorong Peningkatan Kualitas
Menteri Kebudayaan Fadli Zon mendorong peningkatan kualitas museum di Indonesia sebagai etalase budaya dan peradaban negara, menawarkan DAK hingga Rp2 miliar untuk pengembangan.

Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, menekankan peran vital museum sebagai etalase utama budaya dan peradaban suatu negara. Pernyataan tersebut disampaikan saat beliau meresmikan Pameran Kain Tradisional Nusantara di Museum Ranggawarsita, Semarang, Jumat, 9 Mei. Beliau juga mendorong peningkatan kualitas museum di Indonesia agar mampu menarik lebih banyak pengunjung, baik lokal maupun mancanegara.
Fadli Zon menyatakan, "Museum merupakan wajah depan sebuah negara, bukan wajah belakang." Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya museum dalam mempromosikan kekayaan budaya Indonesia kepada dunia. Beliau mencontohkan museum-museum luar negeri yang sukses menarik minat pengunjung karena kualitasnya yang tinggi. "Semakin bagus museum, semakin banyak pengunjungnya," tambah beliau, menekankan korelasi antara kualitas museum dan jumlah kunjungan.
Sebagai langkah konkret, Menteri Kebudayaan mendorong pengelola museum, baik milik pemerintah maupun swasta, untuk meningkatkan kualitas pengelolaan dan fasilitasnya. Terdapat sekitar 460 museum di Indonesia yang diharapkan dapat "naik kelas" dan menjadi daya tarik wisata budaya unggulan. Pemerintah siap mendukung upaya tersebut melalui berbagai program pengembangan.
Dana Alokasi Khusus untuk Pengembangan Museum
Kementerian Kebudayaan menyediakan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk pengembangan non-fisik museum di seluruh Indonesia. Pengelola museum dipersilakan mengajukan anggaran hingga Rp2 miliar untuk berbagai program peningkatan kualitas. "Silakan mengajukan, nanti akan dinilai kementerian masuk dalam kategori grade A, B, atau C," jelas Fadli Zon. Penilaian ini akan menjadi acuan dalam penyaluran DAK tersebut.
Dana ini diharapkan dapat digunakan untuk berbagai program, seperti peningkatan kualitas koleksi, pengembangan program edukasi, perbaikan infrastruktur pendukung, dan peningkatan promosi museum. Dengan dukungan dana yang cukup, diharapkan museum di Indonesia dapat bersaing dengan museum-museum kelas dunia.
Selain itu, kementerian juga akan mengevaluasi dan memberikan pembinaan kepada museum-museum yang telah mendapatkan DAK. Hal ini bertujuan untuk memastikan dana tersebut digunakan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan peningkatan kualitas museum.
Wacana Kunjungan Museum Wajib untuk Siswa
Fadli Zon juga mengusulkan program kunjungan museum wajib, khususnya untuk siswa sekolah. Program ini diharapkan dapat menumbuhkan apresiasi budaya sejak usia dini dan meningkatkan pemahaman generasi muda terhadap sejarah dan warisan budaya bangsa. Kunjungan museum yang terprogram dan terarah akan memberikan pengalaman edukatif yang berharga bagi para siswa.
Dengan adanya program ini, diharapkan akan tercipta generasi muda yang lebih menghargai dan melestarikan budaya Indonesia. Museum tidak hanya menjadi tempat penyimpanan benda-benda bersejarah, tetapi juga sebagai pusat pembelajaran dan edukasi bagi masyarakat, khususnya generasi muda.
Program kunjungan wajib ini masih dalam tahap wacana dan akan memerlukan kajian lebih lanjut mengenai implementasinya. Namun, gagasan ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam meningkatkan apresiasi budaya dan peran museum dalam proses pendidikan.
Secara keseluruhan, upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas museum di Indonesia merupakan langkah positif dalam melestarikan dan mempromosikan budaya bangsa. Dengan dukungan dana dan program yang tepat, diharapkan museum-museum di Indonesia dapat menjadi etalase budaya yang membanggakan dan menarik minat pengunjung dari seluruh dunia.