Pilih Pasangan yang Tepat untuk Jantung Sehat, Kata Dokter Spesialis
Dokter spesialis jantung menyarankan pemilihan pasangan hidup yang tepat, mempertimbangkan kompatibilitas fisik, emosional, intelektual, dan seksual untuk kesehatan jantung yang optimal.
Jakarta, 14 Februari 2024 - Memilih pasangan hidup bukan sekadar soal cinta, tetapi juga investasi jangka panjang bagi kesehatan jantung. Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Mega Febrianora, menekankan pentingnya mempertimbangkan empat faktor kompatibilitas utama: fisik, intelektual, emosional, dan seksual. Keempatnya, menurutnya, berkontribusi pada rasa aman dan ketenangan yang krusial untuk kesehatan jantung.
Kompatibilitas: Kunci Kesehatan Jantung
Dalam wawancara dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) baru-baru ini, dr. Mega menjelaskan, "Sebagai kardiologis, saran saya adalah cari pasangan yang baik untuk jantung Anda. Pasangan yang menenangkan, yang tidak membuat tekanan darah naik, dan tidak menyebabkan kecemasan berlebihan karena emosi yang tidak stabil."
Hubungan yang stabil, menurut dr. Mega, memicu produksi hormon oksitosin dan vasopresin. Oksitosin menciptakan ikatan emosional, ketenangan, dan kepercayaan, sementara vasopresin mendorong kesetiaan. Untuk menjaga kadar hormon ini tetap optimal, dibutuhkan usaha bersama, dan di sinilah pentingnya kecocokan pasangan.
"Memeluk pasangan selama 20 detik, delapan kali sehari, atau berciuman minimal enam detik adalah contoh upaya untuk mempertahankan hormon cinta ini," jelas dr. Mega. Upaya-upaya ini juga menjelaskan mengapa sentuhan fisik menjadi bahasa cinta bagi banyak orang. Untuk pasangan jarak jauh, metode lain yang dapat memicu produksi oksitosin perlu dipertimbangkan.
Kematangan Emosional: Faktor Penting
Kematangan emosional dan kemampuan menyelesaikan masalah merupakan faktor penting lainnya dalam memilih pasangan. Dr. Mega menjelaskan bahwa studi menunjukkan kematangan emosional umumnya terbentuk di usia 30-an, sementara usia 20-an masih masa pembelajaran menuju kedewasaan. Sayangnya, di Indonesia, pernikahan sering terjadi di usia 20-an.
"Di usia 20-an, kita belum tentu matang atau stabil secara emosional. Jika pasangan berubah, kimia hubungan pun bisa hilang," kata dr. Mega. Namun, ia menekankan bahwa ini bukan aturan mutlak, karena ada individu yang matang secara emosional di usia 20-an. Pesannya? Jangan terburu-buru dan pilihlah dengan cermat.
Kesimpulan: Prioritaskan Kesehatan Jantung
Kesimpulannya, memilih pasangan hidup yang tepat memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan jantung. Kompatibilitas dalam berbagai aspek, terutama kematangan emosional, sangat penting untuk membangun hubungan yang stabil dan menenangkan. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, kita dapat membangun hubungan yang tidak hanya penuh cinta, tetapi juga mendukung kesehatan jantung kita dalam jangka panjang.
Sumber: Kementerian Kesehatan RI