PLBN Skow Atur Ulang Jam Kunjungan: Antisipasi Pendatang Gelap dan Dorong Pariwisata Papua
PLBN Skow di Jayapura, Papua, mengubah jam operasional untuk mencegah pendatang gelap dan meningkatkan kunjungan wisatawan, dengan kerja sama Indonesia-Papua Nugini.
Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) baru-baru ini mengumumkan perubahan jam operasional Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skow di Jayapura, Papua. Perubahan ini dilakukan untuk mengoptimalkan pengawasan dan mencegah masuknya pendatang gelap dari Papua Nugini (PNG). Keputusan ini diambil setelah adanya koordinasi intensif antara Indonesia dan PNG, memperkuat kerja sama kedua negara dalam pengelolaan perbatasan.
Kepala PLBN Skow, Ni Luh Puspa, menjelaskan bahwa sebelumnya PLBN Skow beroperasi dari pukul 08.00-16.00 WIT pada hari Senin-Jumat, sedangkan Sabtu dan Minggu tutup. Namun, kini PLBN Skow beroperasi setiap hari. Perubahan jam operasional ini diterapkan untuk meningkatkan pengawasan dan keamanan di wilayah perbatasan. "Sebelumnya untuk Senin-Jumat kami membuka PLBN dari pukul 8:00-16:00 WIT sedangkan Sabtu dan Ahad tutup, namun kini semua tetap dibuka hanya saja jam yang berbeda," kata Puspa.
Dengan perubahan ini, PLBN Skow kini beroperasi pukul 09.00-15.00 WIT pada Sabtu dan Minggu. Hari pasar tetap diadakan pada hari Selasa. Puspa menekankan pentingnya masyarakat dan wisatawan memperhatikan perubahan jam operasional ini agar tidak mengalami kendala saat berkunjung ke PLBN Skow. "Untuk itu diharapkan masyarakat atau wisatawan dapat memperhatikan waktu-waktu tersebut," ujarnya.
Perubahan Jam Operasional PLBN Skow dan Upaya Penguatan Keamanan Perbatasan
Perubahan jam operasional PLBN Skow merupakan bagian dari strategi komprehensif untuk meningkatkan keamanan perbatasan dan mencegah masuknya pendatang gelap. Kerja sama antara Indonesia dan PNG dalam hal ini sangat krusial. Dengan adanya kesepakatan bersama, pengawasan perbatasan menjadi lebih efektif dan terkoordinasi.
Data kunjungan wisatawan menunjukkan peningkatan yang signifikan. Pada semester pertama tahun 2025, tercatat 18.179 pengunjung ke PLBN Skow. Sementara itu, jumlah pelintas batas dari PNG dengan menggunakan travel border card mencapai 58.016 orang. Angka-angka ini menunjukkan pentingnya PLBN Skow sebagai pintu gerbang utama bagi pertukaran orang dan barang antara Indonesia dan PNG.
Situasi keamanan di wilayah PLBN Skow hingga saat ini dilaporkan berjalan lancar berkat koordinasi dan konsolidasi yang kuat antar instansi terkait. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah perbatasan.
Peningkatan Potensi Pariwisata di Wilayah Perbatasan
PLBN Skow tidak hanya berfungsi sebagai pos lintas batas, tetapi juga memiliki potensi besar untuk pengembangan sektor pariwisata. Letak geografisnya yang strategis dan keindahan alam sekitarnya menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Untuk itu, Kepala PLBN Skow mengajak seluruh stakeholder terkait untuk bersama-sama meningkatkan perekonomian perbatasan melalui berbagai festival dan kegiatan pariwisata.
Dengan potensi yang dimiliki, PLBN Skow dapat menjadi destinasi wisata yang menarik dan berkontribusi pada peningkatan perekonomian masyarakat di wilayah perbatasan. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengembangkan sektor pariwisata di Papua dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Kami juga mengajak seluruh forkompinda serta instansi terkait agar bersama-sama meningkatkan perekonomian perbatasan dengan melakukan festival-festival karena wilayah PLBN Skow di Kota Jayapura ini sangat memiliki nilai jual untuk sektor pariwisata di Papua," ujar Puspa.
Dengan adanya perubahan jam operasional dan upaya peningkatan keamanan serta pengembangan pariwisata, diharapkan PLBN Skow dapat semakin berperan penting dalam mendorong perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di wilayah perbatasan RI-PNG.