PMI: Pahlawan Devisa yang Perkuat Ekonomi Indonesia
Pekerja Migran Indonesia (PMI) berperan krusial dalam memperkuat ekonomi Indonesia melalui remitansi yang signifikan, berkontribusi pada surplus neraca pembayaran dan peningkatan cadangan devisa negara.
Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa Pekerja Migran Indonesia (PMI) memiliki peran yang sangat penting dalam memperkuat perekonomian Indonesia. Kontribusi mereka terhadap devisa negara terbukti signifikan, mendorong surplus neraca pembayaran dan peningkatan cadangan devisa. Hal ini disampaikan Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti, dalam acara Edukasi Keuangan bagi PMI di Jakarta, Senin lalu.
Destry menekankan bahwa PMI merupakan "pejuang valas," kontribusi mereka sangat dibutuhkan untuk memperkuat sektor eksternal Indonesia. Data BI menunjukkan bahwa neraca pembayaran Indonesia pada 2024 mengalami surplus 7,2 miliar dolar AS, meningkat dari surplus 6,3 miliar dolar AS pada tahun sebelumnya. Surplus ini sebagian besar didorong oleh pendapatan devisa dari remitansi PMI.
Lebih lanjut, Destry menjelaskan bahwa peningkatan jumlah PMI dari 3,7 juta pada 2023 menjadi 3,9 juta pada 2024 turut berkontribusi pada peningkatan cadangan devisa hingga mencapai 155,7 miliar dolar AS pada akhir Desember 2024. Hal ini menunjukkan peran vital PMI dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia di tengah dinamika global.
Peran Penting PMI dalam Perekonomian Indonesia
Surplus neraca pembayaran Indonesia tahun 2024, yang mencapai 7,2 miliar dolar AS, merupakan bukti nyata kontribusi signifikan PMI. Meskipun transaksi berjalan mencatat defisit 8,9 miliar dolar AS, surplus neraca pendapatan sekunder yang mencapai 6,0 miliar dolar AS berhasil menyeimbangkan neraca tersebut. Pendapatan dari transfer personal, terutama remitansi, meningkat hingga 15,7 miliar dolar AS, tumbuh 10,56 persen secara tahunan (yoy).
Peningkatan remitansi ini sejalan dengan peningkatan jumlah PMI. Destry menjelaskan bahwa peningkatan jumlah PMI di tengah penurunan tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia semakin menggarisbawahi pentingnya peran PMI bagi perekonomian nasional. Hal ini menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia semakin bergantung pada kontribusi para pahlawan devisa ini.
BI terus berupaya mendukung PMI melalui berbagai inovasi dan kemudahan sistem pembayaran. Salah satunya adalah perluasan penggunaan QRIS di berbagai negara, termasuk Malaysia, Thailand, dan Singapura. BI juga berencana memperluas kerja sama QRIS ke negara-negara lain seperti Korea Selatan, India, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi.
Inovasi dan Edukasi Keuangan untuk PMI
BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga memfasilitasi perbankan untuk menyediakan dompet multicurrency. Fasilitas ini memungkinkan PMI untuk menyimpan dan mentransfer berbagai mata uang secara mudah dan efisien. Dengan demikian, PMI dapat dengan mudah mentransfer penghasilan mereka dalam berbagai mata uang ke rekening rupiah di Indonesia, baik ke rekening pribadi maupun rekening keluarga mereka.
Destry menekankan pentingnya edukasi keuangan bagi PMI untuk mencegah mereka dari berbagai modus penipuan keuangan. BI, bersama OJK dan kementerian/lembaga terkait, berkomitmen untuk memperkuat edukasi keuangan bagi PMI. Kampanye "Peka" (peduli, kenali, adukan) digalakkan untuk meningkatkan kewaspadaan PMI terhadap modus penipuan seperti smishing dan phishing.
Dengan kampanye ini, BI berharap PMI dapat lebih waspada terhadap berbagai modus penipuan dan segera melaporkan kepada lembaga terkait jika menemukan indikasi penipuan keuangan. Hal ini penting untuk melindungi aset dan keuangan PMI serta menjaga integritas sistem keuangan Indonesia.
Sebagai penutup, peran PMI dalam memperkuat perekonomian Indonesia tidak dapat diabaikan. Kontribusi mereka melalui remitansi sangat signifikan dan telah berkontribusi pada surplus neraca pembayaran dan peningkatan cadangan devisa. Oleh karena itu, dukungan dan perlindungan terhadap PMI, termasuk edukasi keuangan, sangat penting untuk memastikan keberlanjutan kontribusi positif mereka bagi negara.