Polresta Mataram Bina Ratusan Anak Ganggu Kamtibmas Selama Ramadhan
Polresta Mataram telah memberikan pembinaan kepada lebih dari 100 anak yang mengganggu kamtibmas selama Ramadhan, melibatkan orang tua dan tokoh masyarakat untuk pengawasan lebih maksimal.
Polresta Mataram, Nusa Tenggara Barat, telah melakukan pembinaan dan edukasi kepada lebih dari 100 anak yang terjaring karena melakukan tindakan yang mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) selama bulan Ramadhan 1446 Hijriah/2025. Pembinaan ini melibatkan orang tua, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan pihak sekolah. Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya kolaboratif untuk pengawasan yang lebih efektif terhadap anak-anak di wilayah tersebut.
Anak-anak yang diamankan, sebagian besar masih duduk di bangku SMP dan SMA sederajat, berasal dari Kota Mataram dan sekitarnya. Mereka terlibat dalam berbagai aktivitas yang mengganggu ketertiban umum, seperti perang sarung, balap liar, menyalakan kembang api, dan balap lari. Kepala Polresta Mataram, Kombes Pol Dr Ariefaldi Warganegara, menekankan pentingnya peran serta semua pihak dalam mencegah kejadian serupa terulang.
"Upaya ini bagian dari kolaborasi kami, agar para orang tua, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta pihak sekolah, bisa melakukan pengawasan lebih maksimal terhadap anak-anak mereka," kata Kombes Pol Dr Ariefaldi Warganegara saat ditemui di Kantor Wali Kota Mataram.
Pembinaan dan Tindakan Preventif
Sebagai langkah persuasif, anak-anak yang terjaring diberikan pembinaan dan diminta membuat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatannya. Mereka juga diwajibkan lapor dua kali seminggu. Untuk kasus balap liar, motor yang digunakan disita dan akan dikembalikan setelah Lebaran Ketupat, setelah menunjukkan kelengkapan surat-surat kendaraan. Hampir 100 unit motor telah diamankan oleh pihak kepolisian.
Polresta Mataram juga mengimbau orang tua agar mengawasi anak-anak mereka dan meminta mereka untuk tidak berkeliaran di luar rumah setelah pukul 22.00 WITA. Kerja sama dengan camat, lurah, kepala lingkungan, tokoh agama, dan masyarakat sangat penting untuk mendukung pengawasan yang lebih optimal, mengingat keterbatasan personel kepolisian.
Meskipun jumlah personel yang disiagakan telah ditingkatkan menjadi 270 personel per hari selama Ramadhan, dari sebelumnya 130 personel, peran serta masyarakat tetap sangat dibutuhkan. "Tanpa ada bantuan dari orang tua, camat, lurah, kepala lingkungan, tokoh agama, dan tokoh masyarakat, anggota Polresta tidak dapat melakukan pengawasan secara maksimal karena keterbatasan personel," tambah Kombes Pol Dr Ariefaldi Warganegara.
Hasil Asesmen dan Langkah Ke Depan
Berdasarkan hasil asesmen, tindakan anak-anak yang terjaring masih sebatas gangguan kamtibmas, belum termasuk tindak pidana. Namun, pihak kepolisian tetap akan menindak tegas jika ditemukan indikasi tindak pidana. "Kalau ada, tentu kami tindak tegas," tegas Kombes Pol Dr Ariefaldi Warganegara.
Langkah-langkah yang dilakukan Polresta Mataram ini menunjukkan komitmen untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat selama bulan Ramadhan. Pendekatan yang dilakukan bersifat preventif dan melibatkan berbagai pihak untuk menciptakan lingkungan yang kondusif. Kerja sama antara kepolisian dan masyarakat sangat krusial dalam menciptakan keamanan dan ketertiban yang optimal.
Selain itu, upaya edukasi dan pembinaan kepada anak-anak diharapkan dapat memberikan pemahaman akan pentingnya menjaga ketertiban umum dan menghormati bulan suci Ramadhan. Dengan demikian, diharapkan kejadian serupa dapat diminimalisir di masa mendatang.