Poso Permudah Akses Wilayah Terpencil: Jarak Tempuh Dipangkas hingga 228 Km!
Pemkab Poso berkolaborasi dengan Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu untuk meningkatkan aksesibilitas di Dataran Tampo Lore, memangkas jarak tempuh hingga 228 kilometer.
Pemerintah Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, berhasil memangkas jarak tempuh antar wilayah di Dataran Tampo Lore hingga 228 kilometer. Hal ini berkat peningkatan aksesibilitas yang difasilitasi melalui kerjasama Pemkab Poso dan Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu. Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan perubahan pertama Rencana Pelaksanaan Program (RPP) Periode 2020-2030 untuk pemanfaatan dan pengembangan transportasi terbatas di Poso pada Rabu lalu di Palu.
Bupati Poso, Verna G.M. Inkiriwang, mengungkapkan bahwa peningkatan akses jalan ini merupakan langkah signifikan dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang inklusif dan berpihak pada kesejahteraan masyarakat. "Kerja sama ini diharapkan dapat memberikan dampak besar bagi masyarakat di sana," ujar Bupati Inkiriwang.
Sebelumnya, jarak tempuh antara Lembah Bada dengan Lembah Napu dan Roho Behoa mencapai sekitar 260 kilometer. Dengan pembangunan akses jalan baru pada ruas Doda - Lelio dan Wuasa - Doda (segmen Torire - Bariri) di kawasan Taman Nasional Lore Lindu, jarak tersebut kini terpangkas menjadi sekitar 32 kilometer.
Peningkatan Akses Jalan: Lebih dari Sekadar Infrastruktur
Peningkatan akses jalan ini tidak hanya sekadar pembangunan infrastruktur. Lebih dari itu, pembangunan ini bertujuan meningkatkan aksesibilitas masyarakat di wilayah terpencil Dataran Tampo Lore, meliputi Lembah Napu dan Roho Behoa (Kecamatan Lore Utara, Lore Tengah, Lore Timur, dan Lore Peore) serta Lembah Bada (Kecamatan Lore Selatan dan Lore Barat).
Dampaknya pun akan dirasakan secara luas. "Selain mempermudah akses transportasi bagi masyarakat, peningkatan akses jalan ini juga diharapkan dapat memperkuat hubungan sosial, ekonomi, dan budaya antara masyarakat Lore Bersaudara," jelas Bupati Inkiriwang.
Lebih lanjut, akses yang lebih mudah ini juga akan meningkatkan efektivitas pengawasan terhadap kawasan Taman Nasional Lore Lindu. Hal ini sangat penting untuk menjaga kelestarian lingkungan dan mendukung pengembangan ekowisata serta cagar budaya megalitikum di kawasan tersebut.
Pembangunan jalan ini pun dirancang dengan memperhatikan prinsip-prinsip konservasi lingkungan. Hal ini memastikan pembangunan infrastruktur tidak mengganggu ekosistem yang ada di Taman Nasional Lore Lindu.
Komitmen Pembangunan Berkelanjutan
Pemerintah Kabupaten Poso berkomitmen untuk terus bersinergi dengan berbagai pihak dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan, inklusif, dan berpihak pada kesejahteraan masyarakat. Kolaborasi dengan Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu ini menjadi contoh nyata komitmen tersebut.
Dengan adanya peningkatan akses jalan ini, diharapkan perekonomian masyarakat di wilayah terpencil akan meningkat. Mobilitas yang lebih mudah akan membuka peluang usaha baru dan memperkuat konektivitas dengan daerah lain. Hal ini pada akhirnya akan berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Poso.
Keberhasilan ini juga menjadi contoh bagaimana sinergi antara pemerintah daerah dan lembaga konservasi dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan. Model kerja sama ini dapat diadopsi oleh daerah lain di Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah terpencil sambil tetap menjaga kelestarian lingkungan.
Pembangunan jalan yang memperhatikan aspek lingkungan ini juga menunjukkan komitmen pemerintah dalam pembangunan berkelanjutan. Dengan demikian, pembangunan infrastruktur tidak hanya berfokus pada aspek ekonomi, tetapi juga memperhatikan aspek sosial dan lingkungan.