Potensi Karbon Biru Indonesia: Harta Karun untuk Mitigasi Perubahan Iklim
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan potensi karbon biru Indonesia sangat besar dan diakui dunia, menjadi peluang mitigasi perubahan iklim dan kerja sama internasional.
Indonesia memiliki potensi karbon biru yang sangat besar, sebuah fakta yang diakui oleh dunia internasional. Hal ini disampaikan oleh Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut KKP, Muhammad Yusuf, pada Kamis, 06/02 di Jakarta. Potensi ini menjadi aset berharga bagi Indonesia dalam upaya mitigasi perubahan iklim global.
Kekayaan Alam dan Tantangannya
Keberadaan hutan mangrove dan padang lamun yang luas di Indonesia, terutama di wilayah tropis, berkontribusi signifikan terhadap potensi karbon biru. Namun, Yusuf juga menyoroti masalah kerusakan ekosistem mangrove dan lamun yang cukup signifikan. Oleh karena itu, upaya rehabilitasi dan pencegahan kerusakan menjadi sangat penting.
Kerusakan ekosistem pesisir ini tidak hanya mengurangi potensi penyerapan emisi karbon, tetapi juga mengancam keanekaragaman hayati dan kesejahteraan masyarakat pesisir. Maka, upaya konservasi dan restorasi ekosistem laut menjadi prioritas utama.
Strategi Mitigasi dan Kerja Sama Internasional
Rehabilitasi dan pengurangan kerusakan mangrove dan lamun merupakan upaya nyata dalam mengurangi emisi karbon. Upaya ini, menurut Yusuf, dapat diukur dan menjadi modal bagi Indonesia dalam kerja sama internasional. Indonesia dapat menawarkan penyerapan emisi karbon biru sebagai kompensasi bagi negara-negara penghasil emisi tinggi yang minim potensi karbon biru.
Hal ini sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) No. 89 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon. Perpres ini menetapkan bahwa Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bertanggung jawab atas mitigasi dan adaptasi perubahan iklim sektor kelautan, termasuk karbon biru.
Potensi Ekonomi dan Diplomasi
Potensi karbon biru Indonesia tidak hanya penting untuk mitigasi perubahan iklim, tetapi juga memiliki implikasi ekonomi dan diplomasi. Dengan mengelola dan melindungi ekosistem karbon biru secara berkelanjutan, Indonesia dapat memperoleh manfaat ekonomi melalui skema perdagangan karbon dan kerja sama internasional.
Kerja sama ini dapat mencakup transfer teknologi, pendanaan, dan pengembangan kapasitas untuk pengelolaan karbon biru yang lebih efektif. Indonesia dapat berperan sebagai pemimpin global dalam konservasi dan pemanfaatan karbon biru, berkontribusi pada upaya global dalam mengatasi perubahan iklim.
Kesimpulan: Menuju Masa Depan Berkelanjutan
Potensi karbon biru Indonesia yang besar merupakan aset berharga dalam upaya mitigasi perubahan iklim dan kerja sama internasional. Dengan strategi pengelolaan yang tepat, Indonesia dapat memanfaatkan potensi ini untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, sekaligus berkontribusi pada upaya global dalam mengatasi perubahan iklim. Perlu adanya komitmen dan kerja sama yang kuat dari berbagai pihak untuk melindungi dan memulihkan ekosistem karbon biru Indonesia.
Melalui upaya konservasi, rehabilitasi, dan pemanfaatan berkelanjutan, Indonesia dapat memastikan bahwa potensi karbon biru ini tetap terjaga untuk generasi mendatang. Ini bukan hanya tentang mitigasi perubahan iklim, tetapi juga tentang menjaga keanekaragaman hayati, kesejahteraan masyarakat pesisir, dan masa depan yang berkelanjutan bagi Indonesia.