Presiden Izinkan Ekspor Beras: Surplus Produksi Nasional Bantu Negara Lain
Presiden Prabowo Subianto mengizinkan ekspor beras mengingat surplus produksi nasional, membantu negara lain yang membutuhkan sekaligus menunjukkan Indonesia sebagai bangsa yang mampu memberi.
Presiden Prabowo Subianto telah memberikan izin ekspor beras ke beberapa negara. Keputusan ini diambil di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, pada Rabu, berdasarkan laporan surplus produksi beras nasional dalam beberapa bulan terakhir. Permintaan ekspor beras ini datang dari beberapa negara yang belum disebutkan secara spesifik oleh Presiden.
Pernyataan tersebut disampaikan Presiden Prabowo saat memberikan sambutan dalam acara peluncuran Gerakan Indonesia Menanam (Gerina). Beliau menekankan pentingnya bantuan kemanusiaan dan menyatakan bahwa Indonesia kini bukan bangsa yang meminta-minta, melainkan bangsa yang mampu membantu negara lain. Presiden juga menginstruksikan agar beras diekspor dengan harga yang terjangkau, mengutamakan pemulihan biaya produksi, transportasi, dan administrasi.
Langkah ekspor beras ini didasarkan pada laporan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, yang menunjukkan tingginya produksi beras nasional dalam 3-4 bulan terakhir. Untuk mengatasi kelebihan produksi dan memastikan hasil panen petani tertampung, Presiden memerintahkan BUMN, TNI, dan Polri untuk mempercepat pembangunan gudang penyimpanan beras.
Kebijakan Ekspor Beras dan Pembangunan Gudang
Presiden Prabowo menekankan pentingnya pembangunan gudang penyimpanan untuk menampung hasil panen petani. Beliau menginstruksikan BUMN, TNI, dan Polri untuk membangun gudang-gudang improvisasi dan sementara dengan biaya khusus yang telah disiapkan pemerintah. Lahan-lahan milik TNI, Polri, dan pemerintah akan dimanfaatkan untuk pembangunan gudang tersebut. "Pokoknya, setiap hasil petani-petani kita harus, bisa disimpan, bisa diamankan," tegas Presiden Prabowo.
Selain itu, Presiden juga berencana memanfaatkan Koperasi Desa Merah Putih sebagai gudang penyimpanan. Pemerintah menargetkan pembangunan 70.000-80.000 Koperasi Desa Merah Putih di seluruh Indonesia untuk menjamin keamanan penyimpanan hasil panen di tingkat desa. "Nanti di tiap koperasi itu kami bangun gudang. Berapa pun hasil di desa itu akan aman, karena gudangnya ada," kata Presiden.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menambahkan bahwa serapan beras hingga April 2025 mencapai angka tertinggi dalam 10 tahun terakhir, dengan stok beras mencapai 3 juta ton. "Kita pecah rekor hari ini 3 juta ton, dan ini tertinggi selama 20 tahun. Bahkan, di atas 20 tahun. Data yang kami terima, yang kami dapatkan adalah tertinggi selama 20 tahun, stok gudang 3 juta ton lebih," ungkap Mentan Amran.
Dukungan Pemerintah dan Pihak Terkait
Presiden Prabowo didampingi sejumlah menteri dan pejabat tinggi negara dalam kunjungan kerjanya di Sumatera Selatan. Selain menghadiri acara peluncuran Gerina, Presiden juga menghadiri acara tanam raya serentak di Kabupaten Ogan Ilir. Menteri yang mendampingi antara lain Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, dan Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru.
Turut hadir pula Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto, dan Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Muhammad Ali. Kehadiran para pejabat ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung program ketahanan pangan nasional dan pengelolaan surplus produksi beras.
Ekspor beras ini diharapkan tidak hanya membantu negara lain yang membutuhkan, tetapi juga meningkatkan perekonomian Indonesia dan kesejahteraan petani. Pemerintah memastikan bahwa ekspor dilakukan dengan memperhatikan aspek kemanusiaan dan keberlanjutan.
Langkah-langkah yang diambil pemerintah, termasuk pembangunan gudang dan optimalisasi Koperasi Desa Merah Putih, menunjukkan upaya serius dalam mengelola surplus produksi beras dan memastikan ketahanan pangan nasional tetap terjaga.