Program KB Batam Capai 76,08 Persen, Sasar Peningkatan Kesejahteraan Keluarga
Penggunaan alat kontrasepsi di Batam meningkat signifikan pada 2024, mencapai 76,08 persen dari total pasangan usia subur, dan diproyeksikan untuk peningkatan kesejahteraan keluarga.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam mencatat capaian signifikan dalam penggunaan Program Keluarga Berencana (KB) pada tahun 2024. Sebanyak 76,08 persen dari total 200.123 Pasangan Usia Subur (PUS) di Batam telah menggunakan alat kontrasepsi. Capaian ini menunjukkan peningkatan akses dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya program KB, khususnya dalam upaya peningkatan kesejahteraan keluarga.
Kepala BPS Kota Batam, Eko Aprianto, menjelaskan bahwa peningkatan ini juga ditunjang oleh peningkatan jumlah penyuluhan KB yang mencapai 699 kali pada tahun 2024, naik dari 538 kali pada tahun sebelumnya. Meskipun demikian, masih ada dua kecamatan yang belum terjangkau penyuluhan, yaitu Sei Beduk dan Batu Aji. Hal ini menjadi catatan penting untuk peningkatan cakupan program KB di masa mendatang.
Selain penyuluhan, aksesibilitas layanan KB di Batam juga cukup memadai. Terdapat 305 klinik KB dan 64 pos pelayanan KB desa yang tersebar di berbagai wilayah, memudahkan pasangan usia subur untuk mendapatkan akses terhadap alat dan layanan kontrasepsi.
Jenis Kontrasepsi yang Digunakan
Data BPS menunjukkan bahwa suntik merupakan jenis kontrasepsi yang paling banyak digunakan, dengan jumlah pengguna mencapai 78.502 orang. Pil KB menempati urutan kedua dengan 37.533 pengguna, diikuti oleh kondom (14.670 pengguna), implan (10.129 pengguna), IUD (9.125 pengguna), MOW (1.974 pengguna), dan MOP (224 pengguna). Distribusi penggunaan alat kontrasepsi ini mencerminkan beragam pilihan yang tersedia bagi masyarakat Batam.
Dibandingkan dengan tahun 2023, jumlah PUS di Batam mengalami penurunan, dari 233.626 pasangan menjadi 200.123 pasangan. Namun, persentase pengguna KB justru meningkat, dari 78,2 persen pada tahun 2023 menjadi 76,08 persen pada tahun 2024. Hal ini menunjukkan efektivitas program KB dalam menjangkau dan memberikan layanan kepada PUS.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Batam, Novi Harmadyastuti, menekankan bahwa program KB tidak hanya bertujuan untuk pengendalian jumlah penduduk, tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. "Selain untuk pengendalian penduduk, program KB ini merupakan salah satu program prioritas nasional. Dengan pengelolaan keluarga yang lebih baik, kesejahteraan masyarakat juga dapat meningkat. Perbandingan keluarga dengan lima anak dan dua anak tentu berbeda dalam aspek manajemen keluarga," ujarnya.
Target Program KB Tahun 2025
DP3AP2KB Kota Batam telah menetapkan target baru untuk program KB pada tahun 2025. Target tersebut meliputi 1.000 akseptor untuk IUD, 1.009 akseptor untuk implan, 10 akseptor untuk MOP, 99 akseptor untuk MOW, dan 100 akseptor untuk AFF implan. Target yang ambisius ini diharapkan dapat mendorong peningkatan cakupan dan kualitas program KB di Batam.
Salah satu pencapaian yang patut diapresiasi adalah tercapainya target MOP pada tahun 2024. Keberhasilan ini menjadi motivasi untuk mencapai target yang lebih tinggi pada tahun 2025 dan seterusnya. Dengan berbagai strategi dan target yang telah ditetapkan, program KB di Batam diharapkan dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi peningkatan kesejahteraan keluarga di kota tersebut.
Program KB di Batam tidak hanya berfokus pada angka, tetapi juga pada peningkatan kualitas hidup keluarga. Dengan akses layanan yang lebih baik dan penyuluhan yang merata, diharapkan program KB dapat terus memberikan dampak positif bagi masyarakat Batam.