Program Makan Bergizi Gratis: Redistribusi Produktif untuk Ekonomi Indonesia
Ekonom sebut Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai bentuk redistribusi produktif yang efektif mendorong pertumbuhan ekonomi dan menekan angka stunting di Indonesia.
Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan pemerintah Presiden Prabowo Subianto sejak Januari 2025, merupakan bentuk redistribusi produktif dalam perekonomian Indonesia. Program ini menyasar 82,9 juta penerima manfaat, termasuk siswa-siswi usia sekolah, ibu hamil, dan menyusui, di seluruh Indonesia. Pemerintah menginisiasi program ini untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan menekan angka stunting dan meningkatkan produktivitas ekonomi di masa depan. Program MBG didanai melalui APBN dan kemitraan, dengan target pendirian 30.000 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Fakhrul Fulvian, pakar ekonomi dari Trimegah Sekuritas Indonesia, menjelaskan bahwa MBG bukan sekadar amal, melainkan investasi strategis. Ia menekankan bahwa nutrisi yang memadai pada masa pertumbuhan anak akan berdampak signifikan pada kemampuan kognitif, kehadiran di sekolah, dan produktivitas kerja kelak. Program ini juga memberikan stimulus ekonomi yang terarah, khususnya bagi rumah tangga berpenghasilan rendah yang memiliki kecenderungan tinggi untuk membelanjakan tambahan pendapatan.
Dengan demikian, MBG diharapkan mampu menciptakan efek pengganda fiskal yang nyata melalui aktivitas ekonomi lokal dan pergerakan rantai pasok makanan. Program ini juga meringankan beban keuangan rumah tangga, sehingga meningkatkan daya beli dan mendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Pemerintah menargetkan 1.542 SPPG akan didanai melalui APBN, sementara sisanya akan dibiayai melalui skema kemitraan.
Redistribusi Produktif dan Efek Pengganda Fiskal
Menurut Fakhrul Fulvian, MBG selaras dengan konsep Fiscal Prudence 2.0, yang menyeimbangkan kedisiplinan fiskal dengan belanja publik yang mendorong pertumbuhan. Program ini bukan hanya sekadar memberikan bantuan makanan, tetapi juga berdampak positif pada berbagai sektor ekonomi. Ia menekankan bahwa efek pengganda fiskal dari MBG bukan sekadar teori, tetapi nyata dalam bentuk peningkatan aktivitas ekonomi lokal.
Program ini juga mendorong pergerakan rantai pasok makanan, mulai dari petani, distributor, hingga penjual makanan. Dengan demikian, MBG menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat di berbagai tingkatan. Hal ini menunjukkan bahwa program ini tidak hanya berdampak positif pada kesehatan masyarakat, tetapi juga pada perekonomian nasional.
Lebih lanjut, Fakhrul menjelaskan bahwa program ini memberikan suntikan stimulus yang terarah kepada rumah tangga berpenghasilan rendah. Kelompok masyarakat ini cenderung langsung membelanjakan setiap tambahan pendapatan yang mereka terima, sehingga efek pengganda fiskalnya akan lebih terasa.
Dengan demikian, MBG dapat menjadi katalis untuk pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Implementasi dan Pencapaian Program MBG
Pemerintah telah memulai program MBG sejak Januari 2025, dengan target mencapai 82,9 juta penerima manfaat. Untuk menjangkau target tersebut, dibutuhkan 30.000 SPPG. Dari jumlah tersebut, 1.542 SPPG akan didanai melalui APBN, sementara sisanya akan dibiayai melalui skema kemitraan dengan pihak swasta dan organisasi masyarakat.
Skema kemitraan ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas program. Dengan melibatkan berbagai pihak, pemerintah dapat memastikan bahwa program MBG dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia dan menjangkau seluruh kelompok sasaran.
Keberhasilan program MBG akan sangat bergantung pada koordinasi dan kolaborasi yang efektif antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya. Hal ini penting untuk memastikan bahwa program ini dapat diimplementasikan secara tepat sasaran dan memberikan dampak yang maksimal bagi masyarakat.
Pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan kualitas program MBG agar dapat memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat. Evaluasi dan monitoring secara berkala akan dilakukan untuk memastikan bahwa program ini berjalan sesuai dengan rencana dan mencapai target yang telah ditetapkan.
Dengan adanya program MBG, diharapkan Indonesia dapat menekan angka stunting dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini akan menjadi modal penting bagi Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
Program MBG diharapkan dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menekan angka stunting. Dengan komitmen dan kerja keras dari seluruh pihak, program ini dapat memberikan dampak yang signifikan bagi Indonesia.