Program MBG Sukses Tingkatkan Berat dan Tinggi Badan Balita di Indonesia
Menteri Dukbangga menyatakan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) berhasil meningkatkan berat dan tinggi badan balita, menjadi indikator penurunan angka stunting di Indonesia.
Majalengka, 21 April 2024 - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN, H.E. Wihaji, menyatakan bahwa Program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah berhasil meningkatkan berat dan tinggi badan balita di Indonesia. Hal ini menjadi indikator positif dalam upaya penurunan angka stunting.
Dalam kunjungannya ke Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Senin lalu, Mendukbangga menyampaikan hasil positif dari program MBG. "Kalau angka (stunting) kan pasti nanti melihat survei ya, tetapi minimal begini, orang tua yang ditanya setelah dapat MBG ini, apakah (anaknya) ada kenaikan (berat badan)? Mereka rata-rata menjawab bagus, berat badannya naik, kemudian tinggi badannya oke, dan rata-rata senang," ungkap Mendukbangga.
Program MBG yang menyasar ibu hamil, ibu menyusui, dan balita ini, memang bertujuan utama untuk menurunkan angka stunting pada 1.000 hari pertama kehidupan (usia 0-2 tahun). Pada periode ini, asupan gizi sangat krusial bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. "Jadi untuk stunting, saya yakin akan berpengaruh terhadap penurunan stunting karena salah satu sebabnya adalah asupan gizi, dan Presiden salah satunya fokus untuk asupan gizi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita, di 1.000 hari pertama kehidupan," jelas Mendukbangga.
Peran Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam Kesuksesan MBG
Mendukbangga juga menekankan pentingnya peran Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam mengawal kesuksesan program MBG. TPK di seluruh Indonesia memiliki tugas untuk memantau distribusi MBG dan mengedukasi masyarakat agar makanan bergizi tersebut benar-benar sampai dan dikonsumsi oleh penerima manfaat yang tepat.
"Kita kan keliling nih, mendistribusikan, setelah itu kan enggak mungkin saya tunggu sampai habis. Nah untuk itu TPK sebagai perpanjangan tangan perlu ikut memastikan, setelah makanan datang apakah benar-benar dimakan ibu hamil atau anaknya. Jangan sampai dimakan suami atau neneknya misal, itu yang perlu kita edukasi," pesan Mendukbangga.
Selain itu, evaluasi dan pengecekan berkala di lapangan juga sangat penting untuk memastikan efektivitas program. Hal ini meliputi pengukuran jarak dari Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) ke rumah penerima manfaat, serta penentuan pembiayaan yang dibutuhkan untuk transportasi TPK.
"Setelah kita data, Kemendukbangga/BKKBN mendapatkan tugas untuk mendistribusikan, kita punya TPK yang selama ini tugas di lini lapangan untuk membantu mendistribusikan. Mengapa kita perlu cek ke lapangan ini? Untuk memastikan penerima manfaat betul-betul sesuai apa yang ada dengan data, mengukur jaraknya, dan pembiayaan sebagai pengganti transportasi untuk para TPK," ujar Mendukbangga.
MBG: Program Unggulan untuk Generasi Berkualitas
Mendukbangga menegaskan bahwa MBG merupakan program unggulan Presiden Jokowi untuk menciptakan generasi masa depan yang berkualitas dan sehat. Program ini memastikan ibu hamil dan anak-anak mendapatkan asupan gizi yang cukup sejak dini.
Saat ini, terdapat sekitar 1.010 SPPG yang beroperasi di seluruh Indonesia. Sebanyak 500 SPPG di antaranya fokus melayani MBG untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Hingga saat ini, tercatat 17.000 ibu hamil, ibu menyusui, dan balita non-PAUD telah menerima manfaat dari program MBG.
Keberhasilan program MBG dalam meningkatkan berat dan tinggi badan balita menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam upaya penurunan angka stunting di Indonesia. Dengan pemantauan yang ketat dan edukasi yang berkelanjutan, diharapkan program ini akan terus memberikan dampak positif bagi kesehatan dan pertumbuhan anak-anak Indonesia.