PT Garam Bidik Sumatera Barat sebagai Pusat Produksi Garam Nasional
PT Garam berencana meningkatkan produksi garam di Sumatera Barat melalui pembinaan petani garam lokal untuk mengurangi ketergantungan impor dan mencapai swasembada garam pada 2025.
PT Garam, perusahaan pelat merah penghasil garam, berencana meningkatkan produksi garam di Sumatera Barat (Sumbar). Langkah ini diumumkan Direktur Utama PT Garam, Abraham Mose, pada Kamis, 6 Maret 2024 di Jakarta. Rencana tersebut bertujuan untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor garam dan mendorong swasembada garam nasional. Pembinaan terhadap petani garam lokal di Sumbar menjadi kunci utama dalam strategi ini.
Abraham Mose menjelaskan bahwa Sumbar, bersama Aceh, diproyeksikan sebagai klaster produksi garam utama di Sumatera. Hal ini didorong oleh potensi besar Sumbar dalam produksi garam dan upaya menekan biaya produksi. "Dari 5 juta ton kebutuhan garam nasional, itu 50 persennya masih impor. Padahal, punya potensi besar untuk mencapai swasembada garam. Sehingga, Sumbar menjadi salah satu daerah yang akan ditingkatkan produksinya melalui pembinaan terhadap petani garam lokal," ujar Abraham.
Lebih lanjut, Abraham menekankan potensi besar garam Sumbar, terutama untuk memenuhi kebutuhan industri non-pangan seperti pabrik, penyamakan kulit, dan lain sebagainya. Ia juga menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan Gubernur Sumbar dan menyatakan kesiapan PT Garam untuk segera merealisasikan rencana tersebut. "Terima kasih atas dukungan Gubernur dan jajaran. Kami akan tindak lanjuti segera rencana ini di Sumbar," kata Abraham.
Dukungan Penuh Pemerintah Daerah Sumatera Barat
Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, menyambut baik rencana PT Garam. Dukungan penuh diberikan, sejalan dengan arahan Presiden terkait hilirisasi dan swasembada garam pada akhir tahun 2025. "Terkait rencana PT Garam untuk pengembangan kualitas dan kuantitas produksi garam di Sumbar, jika tidak bisa dengan telapak tangan, maka dengan niru kita tampung. Kami sangat mendukung," tegas Mahyeldi.
Mahyeldi juga menekankan pentingnya rencana ini bagi perekonomian Sumbar. Ia mengingat sejarah panjang aktivitas pertanian garam di Sumbar, khususnya di Muaro Sakai Inderapura, Kabupaten Pesisir Selatan. Pembinaan petani garam diharapkan akan memberikan dampak positif yang luas bagi masyarakat setempat.
Lebih lanjut, Gubernur menjelaskan tingginya kebutuhan garam di Sumbar, mengingat tujuh kabupaten/kota di provinsi ini merupakan kawasan pesisir pantai. Kebutuhan garam untuk perikanan saja sangat besar, belum termasuk kebutuhan industri pangan, non-pangan, dan farmasi. "Terkait kebutuhan, Sumbar sangat membutuhkan. Ada tujuh kabupaten/kota yang merupakan kawasan pesisir pantai, sehingga kebutuhan garam untuk usaha perikanan saja sangat besar. Belum lagi kebutuhan untuk industri lain seperti industri pangan, non-pangan, hingga farmasi," katanya.
Arahan Presiden Prabowo Subianto terkait hilirisasi produk pertanian dan potensi sumber daya alam, termasuk memaksimalkan potensi kelautan, juga menjadi pendorong utama rencana ini. "Rencana ini juga bagian dari usaha mencapai swasembada garam pada akhir 2025," ujar Mahyeldi.
Potensi Garam Sumatera Barat dan Swasembada Garam Nasional
Program pembinaan petani garam di Sumatera Barat oleh PT Garam diharapkan mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi garam di daerah tersebut. Hal ini akan berkontribusi signifikan terhadap upaya pemerintah untuk mengurangi ketergantungan impor garam dan mencapai swasembada garam pada tahun 2025. Pengembangan industri garam di Sumbar juga akan membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat setempat dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah Sumatera Barat dan komitmen PT Garam, rencana peningkatan produksi garam ini memiliki potensi besar untuk berhasil. Suksesnya program ini akan menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia untuk mengembangkan potensi garam lokal dan berkontribusi pada ketahanan pangan nasional. Langkah ini juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengurangi impor dan meningkatkan nilai tambah produk dalam negeri.
Kerja sama antara PT Garam dan pemerintah daerah Sumatera Barat diharapkan mampu mengatasi berbagai tantangan dalam pengembangan industri garam, seperti keterbatasan teknologi, infrastruktur, dan akses pasar. Dengan strategi yang tepat dan dukungan yang konsisten, target swasembada garam nasional pada tahun 2025 dapat tercapai.
Keberhasilan program ini akan berdampak positif bagi perekonomian nasional, mengurangi beban impor, dan meningkatkan daya saing industri garam Indonesia di pasar internasional. Selain itu, program ini juga akan memberikan manfaat sosial ekonomi bagi masyarakat di Sumatera Barat melalui peningkatan pendapatan dan kesempatan kerja.