Puan Maharani Ajak Parlemen Asia Tolak Relokasi Warga Gaza
Ketua DPR RI Puan Maharani menyerukan penolakan relokasi warga Gaza dan mendorong kerja sama Asia untuk perdamaian serta stabilitas regional dalam KTT Asian Parliamentary Assembly (APA) ke-15 di Baku, Azerbaijan.
Ketua DPR RI, Puan Maharani, dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-15 Asian Parliamentary Assembly (APA) di Baku, Azerbaijan, pada Rabu waktu setempat, menyerukan penolakan terhadap relokasi penduduk Gaza, Palestina. Pernyataan tersebut disampaikan di hadapan parlemen se-Asia. Puan menekankan pentingnya menghormati gencatan senjata di Gaza dan menjamin akses bantuan kemanusiaan bagi rakyat Palestina yang tengah menghadapi konflik.
Ajakan Puan Maharani ini didasari pada keprihatinan atas situasi kemanusiaan di Gaza dan pentingnya menjaga kedaulatan wilayah Palestina. Beliau juga menekankan peran diplomasi parlementer dalam menciptakan perdamaian yang adil dan langgeng, mengingat dampak langsung konflik global terhadap konstituen anggota dewan di setiap negara.
Lebih lanjut, Puan mendorong parlemen Asia untuk mengambil tindakan berani dan mengesampingkan perbedaan demi menciptakan Asia yang lebih kuat dan stabil di tengah ketidakpastian global. Hal ini sejalan dengan upaya menciptakan dunia yang damai dan sejahtera bagi seluruh umat manusia.
Pentingnya Kerja Sama Antar Parlemen Asia
Dalam pidatonya, Puan Maharani juga menekankan pentingnya kerja sama antar parlemen Asia melalui APA. Forum ini, menurutnya, dapat menjadi wadah untuk membahas isu-isu global dan menerjemahkannya ke dalam kerja sama konkret antar negara. Dengan berkonsultasi satu sama lain, parlemen se-Asia dapat berkontribusi dalam menghadirkan kepastian di kawasan dan memahami kebijakan masing-masing negara.
Puan menambahkan bahwa perdamaian dan stabilitas merupakan prasyarat bagi pembangunan dan kemakmuran. Oleh karena itu, kerja sama dan saling pengertian antar negara sangatlah penting. Hal ini juga akan membantu dalam memahami kebijakan masing-masing negara dan menghindari kesalahpahaman yang dapat memicu konflik.
Lebih lanjut, Puan juga menyoroti pentingnya peran Asia dalam dunia yang semakin multipolar. Beliau menekankan bahwa situasi ini memberikan peluang bagi negara-negara berkembang untuk memainkan peran yang lebih besar dalam urusan internasional. Puan berharap multipolaritas ini akan membawa dunia yang lebih setara dan menghindari hegemoni kekuatan besar.
Multilateralisme sebagai Solusi Menghadapi Ketidakpastian Global
Untuk mengurangi ketidakpastian global, Puan Maharani menekankan pentingnya multilateralisme yang lebih kuat berdasarkan hukum internasional. Kerja sama multilateral, menurutnya, berfungsi sebagai platform bersama bagi komunitas internasional untuk memobilisasi kolaborasi global. Hal ini sangat penting terutama di era krisis berganda yang sedang dihadapi dunia saat ini.
Puan mengingatkan pentingnya menghindari tindakan sepihak dan mengutamakan kerja sama internasional. "Di era krisis berganda, kita harus memobilisasi kerja sama internasional, dan tidak mengambil tindakan sepihak. Kita tidak boleh memajukan kepentingan nasional kita, dengan mengorbankan negara lain," kata Puan, seperti dikutip dari siaran pers.
Sebagai penutup, Puan menekankan kembali pentingnya peran parlemen Asia dalam menciptakan perdamaian dan stabilitas regional. Dengan kerja sama yang kuat dan komitmen bersama, Asia dapat menghadapi tantangan global dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi seluruh rakyatnya. Ajakan Puan Maharani ini diharapkan dapat mendapat dukungan dari parlemen se-Asia dan menjadi langkah nyata dalam mewujudkan perdamaian dunia.
Puan juga menambahkan, "Kita perlu mendukung penyelesaian damai atas perang dan konflik, di Gaza, Ukraina, dan bagian lain dunia." Pernyataan ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam mendorong perdamaian dan resolusi konflik secara damai di berbagai belahan dunia.