Rapala Nusantara: Mitra Penting Jaga Potensi Kelautan Sulut
Relawan Penjaga Laut (Rapala) Nusantara dikukuhkan di Minahasa Utara untuk membantu menjaga potensi kelautan dan perikanan Sulawesi Utara yang luas, menghadapi tantangan seperti illegal fishing dan pencemaran.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulawesi Utara, Tinneke Adam, secara resmi menyatakan Relawan Penjaga Laut (Rapala) Nusantara sebagai mitra penting dalam menjaga potensi kelautan di wilayah tersebut. Pengukuhan Rapala Nusantara dilakukan di Minahasa Utara pada Kamis. Hal ini penting mengingat luasnya wilayah perairan Sulawesi Utara yang menyimpan potensi besar namun juga rawan terhadap berbagai ancaman.
Sulawesi Utara memiliki zona ekonomi eksklusif seluas 190.000 kilometer persegi, dengan luas perairan mencapai 48.193,82 kilometer persegi dan garis pantai sepanjang 2547,5 kilometer. Dengan luas wilayah tersebut, Sulawesi Utara memiliki potensi kelautan, perikanan, dan wisata bahari yang signifikan, serta jalur pelayaran strategis. Namun, potensi ini dihadapkan pada tantangan yang cukup besar.
Tantangan tersebut meliputi praktik 'illegal fishing', pelanggaran kedaulatan negara, pencemaran lingkungan, dan berbagai ancaman keamanan lainnya. Oleh karena itu, kolaborasi dan sinergi antar berbagai pihak menjadi sangat krusial untuk menjaga kelestarian dan keamanan wilayah perairan Sulawesi Utara.
Relawan Rapala: Garda Terdepan Pengawasan Laut
Dengan dikukuhkannya Rapala Nusantara, diharapkan akan tercipta sinergi yang kuat antara Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara, dan para relawan Rapala dalam pengawasan wilayah perairan. Kolaborasi ini dinilai sangat penting untuk menghadapi berbagai ancaman yang mengintai kekayaan laut Sulawesi Utara.
Kadis Tinneke Adam menekankan pentingnya optimalisasi pemanfaatan teknologi dalam pemantauan wilayah perairan. Selain itu, keterlibatan aktif masyarakat pesisir sebagai 'mata dan telinga' di lapangan juga menjadi faktor kunci keberhasilan pengawasan. Mereka diharapkan dapat memberikan informasi dini terkait aktivitas ilegal di laut.
Para relawan Rapala telah diberikan pembekalan dan pelatihan intensif sebelum ditugaskan. Mereka diharapkan mampu menjadi garda terdepan dalam mendeteksi berbagai pelanggaran hukum di wilayah perairan Sulawesi Utara, sesuai arahan Kadis Tinneke Adam: "Bagi para relawan tentu sudah diberikan pembekalan dan pelatihan intensif, tugas mulai menanti. Jadilah mata Bakamla RI dalam mendeteksi pelanggaran hukum di wilayah perairan."
Peran Rapala dalam Pelestarian Ekosistem Laut
Tidak hanya fokus pada penegakan hukum, Rapala juga diharapkan berperan aktif dalam kegiatan pencarian dan pertolongan (SAR) serta keselamatan pelayaran. Peran ini sangat penting mengingat wilayah perairan Sulawesi Utara yang luas dan rawan terhadap kecelakaan laut.
Lebih lanjut, Rapala juga memiliki tanggung jawab untuk melindungi ekosistem laut dari ancaman pencemaran dan perusakan. Kelestarian ekosistem laut sangat penting untuk menjaga keberlanjutan sumber daya kelautan dan perikanan di Sulawesi Utara. Partisipasi aktif Rapala dalam menjaga kelestarian lingkungan diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat pesisir.
Dengan luas wilayah perairan yang signifikan dan potensi sumber daya laut yang melimpah, peran Rapala Nusantara sebagai mitra penting dalam menjaga potensi kelautan dan perikanan Sulawesi Utara sangatlah krusial. Kolaborasi dan sinergi antara berbagai pihak, termasuk pemanfaatan teknologi dan keterlibatan masyarakat, diharapkan dapat menciptakan pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.