Rekor Muri: 3.230 Santri Kudus Hafal Huruf Hijaiyah, Metode Yanbu'a Sukses!
Metode pembelajaran Al-Quran Yanbu'a mencetak rekor Muri lewat hafalan huruf hijaiyah 3.230 santri RTQ Kudus, bukti kesuksesan pendidikan Qur'ani di Indonesia.
Pada Minggu, 23 Februari 2024, sebanyak 3.230 santri Roudloh Tarbiyatil Qur'an (RTQ) di Kudus, Jawa Tengah, berhasil menorehkan prestasi membanggakan dengan memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri). Prestasi tersebut diraih berkat kemampuan mereka dalam melafalkan huruf hijaiyah secara serentak menggunakan metode pembelajaran Yanbu'a. Acara ini berlangsung di Gedung Jamiyyatul Hujjaj Kudus (JHK) dan disaksikan oleh berbagai pejabat penting, termasuk Wakil Bupati Kudus, Bellinda Putri Sabrina Birton.
Metode Yanbu'a, yang dikembangkan oleh Lajnah Muroqobah Yanbu'a (LMY) Kabupaten Kudus, terbukti efektif dalam mengajarkan bacaan Al-Quran secara tartil. Keberhasilan metode ini telah diakui secara luas dan terus berkembang di berbagai daerah di Indonesia. Pencapaian ini bukan hanya sekadar angka, tetapi juga simbol semangat masyarakat Kudus dalam melestarikan tradisi keilmuan Islam dan memperkuat pendidikan Al-Quran.
Wakil Bupati Kudus, Bellinda Putri Sabrina Birton, dalam sambutannya menyampaikan rasa bangga dan harapan agar metode Yanbu'a semakin meluas dan memberikan manfaat bagi generasi mendatang. Beliau juga menekankan bahwa prestasi ini menunjukkan keunggulan Kabupaten Kudus tidak hanya di bidang ekonomi dan industri, tetapi juga dalam pendidikan Islam. "Pembelajaran huruf hijaiyah dengan metode Yanbu'a ini terbukti efektif dalam mempermudah anak-anak dan masyarakat dalam membaca Al-Qur'an secara tartil," ujar Wakil Bupati Kudus.
Metode Yanbu'a dan Pelafalan Huruf Hijaiyah
Ketua LMY Kabupaten Kudus, Romadlon, menjelaskan bahwa penghargaan Muri ini merupakan pencapaian bersejarah bagi LMY. Metode Yanbu'a dinilai unik dan fenomenal karena merupakan yang pertama dan terbesar di Indonesia yang menerapkan metode ini dalam skala sebesar ini. Penghargaan ini diberikan atas keberhasilan pelafalan huruf hijaiyah berdasarkan makhorijul huruf dan shifatul huruf oleh 3.230 santri RTQ.
Romadlon berharap, pencapaian ini dapat mendorong masyarakat luas, terutama generasi muda, untuk mencintai dan mempelajari Al-Quran. Ia menekankan pentingnya membaca Al-Quran dengan benar sesuai dengan ilmu tajwid, makhorijul huruf (tempat keluarnya huruf), dan shifatul huruf (sifat-sifat huruf). "Agar bacaan Al-Qur'an itu menjadi benar," tegasnya.
Ketua Rekor Muri Semarang, Ari Andriyani, juga menyampaikan apresiasinya dan menyatakan bahwa pencapaian ini bukan hanya rekor nasional, tetapi juga internasional. Piagam dan medali rekor Muri pun diserahkan kepada Pengasuh Pondok Pesantren Yanbu'ul Qur'an, KH Ulil Albab Arwani, dan Ketua LMY Kabupaten Kudus, Romadlon.
Apresiasi dan Harapan untuk Masa Depan
Acara tersebut dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Pengasuh Pondok Pesantren Yanbu'ul Qur'an Kiai Haji Ulin Nuha Arwani, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kudus Suhadi, Ketua Pengurus LMY Pusat KH Ahmad Faiz, Ketua PCNU Kudus KH Asyrofi Masyitho, dan Ketua PD Muhammadiyah Kudus. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan dan apresiasi terhadap pencapaian luar biasa ini.
Pencapaian rekor Muri ini diharapkan dapat menginspirasi daerah lain untuk menerapkan metode pembelajaran Al-Quran yang efektif dan inovatif. Metode Yanbu'a terbukti mampu membangkitkan minat generasi muda terhadap Al-Quran dan membantu mereka untuk membacanya dengan baik dan benar. Dengan demikian, diharapkan akan semakin banyak generasi Qur'ani yang lahir di Indonesia.
Keberhasilan ini juga menunjukkan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan masyarakat, dalam mendukung pengembangan pendidikan Al-Quran di Indonesia. Semoga prestasi ini menjadi motivasi bagi semua pihak untuk terus berupaya dalam membumikan bacaan Al-Quran dan mencetak generasi penerus yang cinta Al-Quran.
Semoga metode Yanbu'a dapat terus dikembangkan dan diaplikasikan secara luas, sehingga semakin banyak orang yang mampu membaca dan memahami Al-Quran dengan baik dan benar. Hal ini akan sangat bermanfaat bagi perkembangan pendidikan Islam di Indonesia dan dunia.