RI Luncurkan RANKA 2025-2029: Strategi Nasional Atasi Kanker Anak
Pemerintah Indonesia meluncurkan Rencana Aksi Nasional Kanker Anak (RANKA) 2025-2029 untuk mengatasi peningkatan kasus kanker pada anak dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Kementerian Kesehatan Indonesia meluncurkan Rencana Aksi Nasional Kanker Anak (RANKA) 2025-2029 pada peringatan Hari Kanker Anak Sedunia. Peluncuran ini menandai komitmen pemerintah untuk menjadikan penanganan kanker anak sebagai prioritas nasional. RANKA merupakan bagian dari Rencana Kanker Nasional 2024-2034, menjawab tantangan serius peningkatan kasus kanker, khususnya pada anak-anak di Indonesia.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menekankan pentingnya penanganan kanker anak. Beliau menyatakan, "Peluncuran ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk melawan kanker pada anak yang perlu mendapatkan perhatian serius dan menjadi prioritas nasional dalam upaya pengendalian penyakit tersebut." Pernyataan ini menggarisbawahi urgensi masalah kanker anak di Indonesia dan komitmen pemerintah untuk mengatasinya.
Data Globocan 2022 menunjukkan lebih dari 408.651 kasus baru dan hampir 242.099 kematian akibat kanker di Indonesia. Lebih mengkhawatirkan lagi, pada tahun 2020 tercatat sekitar 11.156 kasus baru kanker pada anak usia 0-19 tahun. Angka ini menunjukkan perlunya strategi penanganan yang komprehensif dan terintegrasi, seperti yang ditawarkan oleh RANKA.
Prioritas Penanganan Kanker Anak dalam RANKA 2025-2029
RANKA 2025-2029 difokuskan pada penyusunan kebijakan khusus untuk menangani kanker anak di bawah usia 18 tahun. Program ini bertujuan meningkatkan layanan kesehatan untuk anak-anak penderita kanker, termasuk deteksi dini, penyediaan fasilitas kesehatan yang memadai, dan dukungan psikososial bagi keluarga. Leukemia tercatat sebagai jenis kanker anak paling umum, dengan 3.880 kasus (34,8 persen) pada tahun 2020.
Meskipun jumlah kasus kanker anak hanya sekitar 3-5 persen dari total kasus kanker di Indonesia, penanganan kanker anak menjadi prioritas karena enam jenis kanker anak umum dapat disembuhkan dengan akses diagnostik, terapi yang memadai, dan layanan pendukung yang komprehensif. Hal ini sejalan dengan pengalaman global dalam penanganan kanker anak.
Penanganan kanker anak membutuhkan pendekatan komprehensif, berkesinambungan, dan berkualitas di semua jenjang pelayanan kesehatan. Tidak hanya peran tenaga kesehatan, tetapi juga dukungan keluarga dan masyarakat sangat penting dalam mewaspadai gejala awal dan mendorong pemeriksaan lebih lanjut di fasilitas kesehatan.
Deteksi Dini dan Dukungan Psikososial: Kunci Kesuksesan RANKA
Salah satu fokus utama RANKA adalah deteksi dini. Deteksi dini kanker pada anak sangat krusial untuk meningkatkan peluang kesembuhan. Program ini akan meningkatkan kesadaran masyarakat akan gejala-gejala kanker anak dan mendorong orang tua untuk segera membawa anak mereka ke fasilitas kesehatan jika menunjukkan gejala yang mencurigakan.
Selain itu, RANKA juga menekankan pentingnya dukungan psikososial bagi anak-anak penderita kanker dan keluarga mereka. Dukungan ini sangat penting untuk membantu anak-anak dan keluarga mereka mengatasi tantangan emosional dan psikologis yang dihadapi selama proses pengobatan. Dukungan ini dapat berupa konseling, kelompok dukungan sebaya, dan layanan lainnya.
Dengan meningkatkan akses perawatan yang lebih baik dan menyeluruh, RANKA diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup anak-anak penderita kanker di Indonesia. Program ini merupakan langkah penting dalam upaya pemerintah untuk mengurangi angka kematian akibat kanker anak dan memastikan anak-anak di Indonesia memiliki kesempatan untuk hidup sehat dan produktif.
Peluncuran RANKA 2025-2029 diharapkan dapat memperkuat upaya pemerintah dalam memberikan akses perawatan yang lebih baik dan menyeluruh bagi anak-anak penyandang kanker, sehingga kualitas hidup mereka lebih optimal. Upaya ini membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, tenaga kesehatan, keluarga, dan masyarakat.