Ribuan Buruh Manufaktur Demo di Patung Kuda, Tuntut Upah Layak dan Tolak PHK
Ribuan buruh manufaktur menggelar aksi demonstrasi di Patung Kuda, Jakarta Pusat pada May Day 2025, menuntut pemerintah menjalankan putusan MK, menetapkan upah layak, menghapus sistem kerja kontrak, dan menolak PHK.
Aksi demonstrasi ribuan buruh manufaktur di depan Patung Kuda, Jakarta Pusat, pada peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) 2025, Kamis (1 Mei 2025), menyoroti tuntutan peningkatan kesejahteraan pekerja. Mereka, yang tergabung dalam Gabungan Serikat Pekerja Manufaktur Independen Indonesia (GSPMII), memilih lokasi berbeda dari aksi utama di Monas, memblokade jalan dan menyampaikan empat tuntutan utama kepada pemerintah. Aksi ini melibatkan ratusan buruh yang membawa spanduk dan poster, menandai ketidakpuasan mereka terhadap kondisi kerja saat ini.
Keempat tuntutan tersebut meliputi implementasi putusan Mahkamah Konstitusi RI No 168/PUU-XXI/2023, penetapan upah layak bagi seluruh pekerja Indonesia, penghapusan sistem kerja kontrak, alih daya (outsourcing), dan pemagangan, serta penolakan terhadap Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Massa yang memblokade jalan membubarkan diri secara tertib sekitar pukul 12.10 WIB, melanjutkan aksi dengan berjalan kaki melewati Jalan Medan Merdeka Selatan. Aksi ini terjadi di tengah pengamanan ketat Hari Buruh oleh Polda Metro Jaya yang mengerahkan 13.252 personel gabungan dari Polri, TNI, dan pemerintah daerah.
Peringatan May Day utama dipusatkan di Monumen Nasional (Monas), diperkirakan dihadiri sekitar 200 ribu buruh dari Jabodetabek dan sekitarnya. Di Monas, para buruh menyampaikan enam aspirasi, termasuk pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Pokok Ketenagakerjaan, penetapan upah layak nasional, dan penegakan hukum terhadap tindak pidana korupsi. Perbedaan lokasi demonstrasi dan tuntutan yang disampaikan oleh GSPMII di Patung Kuda menunjukkan beragamnya aspirasi dan perjuangan buruh di Indonesia.
Tuntutan Buruh Manufaktur di Patung Kuda
Aksi demonstrasi di Patung Kuda menonjolkan tuntutan spesifik dari buruh manufaktur. Mereka tidak hanya menuntut upah layak, tetapi juga mendesak pemerintah untuk menghapus sistem kerja yang dianggap merugikan pekerja, seperti sistem kerja kontrak, outsourcing, dan pemagangan. Hal ini menunjukkan keprihatinan mereka terhadap prekarisasi kerja dan ketidakstabilan penghasilan yang dihadapi banyak buruh manufaktur.
Tuntutan untuk menjalankan putusan Mahkamah Konstitusi RI No 168/PUU-XXI/2023 menunjukkan adanya permasalahan hukum yang belum terselesaikan dan berdampak langsung pada kesejahteraan buruh. Penolakan terhadap PHK juga mencerminkan keinginan buruh untuk mendapatkan perlindungan dan jaminan kerja yang lebih baik. Aksi ini menjadi pengingat penting bagi pemerintah untuk memperhatikan dan merespon tuntutan buruh manufaktur.
Dengan memblokade jalan, para buruh GSPMII menunjukkan keseriusan mereka dalam menyampaikan aspirasi. Meskipun aksi tersebut berlangsung tertib dan membubarkan diri secara damai, hal ini tetap menjadi tanda protes yang nyata terhadap kondisi kerja yang dianggap tidak adil. Pemerintah perlu memperhatikan tuntutan tersebut dan mencari solusi yang tepat untuk meningkatkan kesejahteraan buruh manufaktur di Indonesia.
Pengamanan May Day 2025
Polda Metro Jaya mengerahkan kekuatan besar untuk mengamankan perayaan May Day 2025, dengan total 13.252 personel gabungan. Jumlah personel yang signifikan ini menunjukkan kesiapan pihak berwenang untuk menjaga keamanan dan ketertiban selama aksi demonstrasi berlangsung. Pengamanan yang terencana dan terkoordinasi ini diharapkan dapat mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Meskipun aksi di Patung Kuda dan Monas berlangsung terpisah, pengamanan terpadu memastikan keamanan dan kelancaran perayaan May Day. Koordinasi antara Polri, TNI, dan pemerintah daerah dalam pengamanan ini menunjukkan komitmen bersama untuk menjaga kondusifitas situasi. Keberhasilan pengamanan ini menjadi bukti kesiapsiagaan aparat dalam menghadapi berbagai potensi kerawanan selama perayaan Hari Buruh.
Kehadiran belasan ribu personel gabungan juga menunjukkan pentingnya perayaan May Day bagi Indonesia. Peringatan Hari Buruh merupakan momen penting bagi buruh untuk menyuarakan aspirasi dan tuntutan mereka. Pengamanan yang maksimal diharapkan dapat memberikan ruang bagi buruh untuk menyampaikan aspirasinya dengan aman dan tertib.
Aksi demonstrasi buruh manufaktur di Patung Kuda dan aksi di Monas, meskipun berbeda lokasi, menunjukkan beragamnya aspirasi dan tuntutan yang disampaikan oleh buruh di Indonesia. Pemerintah diharapkan dapat merespon tuntutan tersebut dengan bijak dan mencari solusi yang tepat untuk meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan bagi seluruh pekerja di Indonesia. Semoga tuntutan para buruh dapat didengar dan direspon dengan baik oleh pemerintah untuk menciptakan kondisi kerja yang lebih adil dan layak.