Rosan Dorong Akselerasi Ekonomi Syariah untuk Perekonomian RI
Menteri Investasi Rosan P. Roeslani mendorong percepatan pengembangan ekonomi syariah agar berkontribusi lebih besar pada pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang ditargetkan mencapai 8 persen pada 2029.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM sekaligus CEO Danantara, Rosan P. Roeslani, menyerukan percepatan pengembangan ekonomi syariah di Indonesia. Hal ini disampaikan dalam acara BSI Global Islamic Finance Summit (GIFS) 2025 di Jakarta pada Selasa, 29 April. Menurutnya, akselerasi ini krusial agar ekonomi syariah dapat memberikan kontribusi yang lebih signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Rosan menekankan pentingnya peningkatan kecepatan pengembangan, mengingat potensi ekonomi syariah yang masih sangat besar.
Dalam sambutannya, Rosan mengapresiasi peran PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dalam konsisten menyelenggarakan GIFS dan berkontribusi besar terhadap perkembangan ekonomi syariah di Indonesia. BSI, menurutnya, memegang porsi 50 persen dari total bisnis perbankan syariah nasional. Namun, Rosan juga menyoroti pangsa pasar perbankan syariah yang masih relatif kecil, yaitu sekitar 9 persen dari total industri perbankan. Kondisi ini dinilai masih jauh dari potensi sebenarnya, mengingat mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam (87 persen).
Rosan berharap BSI dan seluruh perbankan syariah dapat meningkatkan pangsa pasarnya secara signifikan. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya peran ekonomi syariah dalam meningkatkan inklusi keuangan, yang saat ini baru mencapai 12,7 persen. Ia melihat potensi besar ekonomi syariah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia, baik dari sisi konsumsi maupun investasi, sejalan dengan target pertumbuhan ekonomi 8 persen pada tahun 2029 yang dicanangkan Presiden RI Prabowo Subianto.
Potensi Ekonomi Syariah dan Target Pertumbuhan Ekonomi
Rosan menjelaskan bahwa struktur Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia saat ini masih didominasi oleh konsumsi domestik (53-54 persen) dan investasi (29 persen). Ia berharap ekonomi syariah dapat berkontribusi lebih besar dalam kedua sektor tersebut. Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini diperkirakan berada di atas 5 persen, antara 5,2 persen hingga 5,3 persen, sejalan dengan prakiraan Bank Dunia dan OECD. Meskipun tensi geopolitik dan ekonomi global meningkat, Rosan menilai dampaknya terhadap Indonesia tidak akan signifikan karena ekspor hanya berkontribusi sekitar 2 persen terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Namun, kewaspadaan terhadap risiko global tetap diperlukan.
Rosan menekankan pentingnya peran ekonomi syariah yang lebih dalam, tidak hanya di sektor perbankan, tetapi juga di pasar modal, asuransi, pasar modal fixed income, dan produk-produk syariah lainnya. Ia optimistis, dengan kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan pihak-pihak terkait, peran ekonomi syariah akan semakin besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. "We are heading on the right direction, tetapi kadang-kadang speed-nya saja kita harus akselerasi, sehingga peran dari ekonomi syariah ini bisa menjadi lebih besar (terhadap pertumbuhan ekonomi nasional)," ujar Rosan.
Meskipun optimis, Rosan juga mengakui tantangan yang ada. Salah satu tantangan terbesar adalah meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah di kalangan masyarakat. Pemerintah dan lembaga terkait perlu bekerja sama untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan produk dan layanan keuangan syariah. Selain itu, perlu adanya inovasi dan pengembangan produk-produk keuangan syariah yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Peran BSI dalam Pengembangan Ekonomi Syariah
Peran BSI sebagai salah satu pemain utama dalam industri perbankan syariah di Indonesia sangat penting. Kontribusi BSI yang mencapai 50 persen dari total bisnis perbankan syariah menunjukkan dominasi dan pengaruhnya yang signifikan. Namun, perlu upaya berkelanjutan untuk meningkatkan pangsa pasar BSI dan seluruh perbankan syariah agar dapat mencapai potensi yang lebih besar. Hal ini memerlukan strategi yang komprehensif, termasuk inovasi produk, perluasan jangkauan layanan, dan peningkatan literasi keuangan syariah.
Sebagai kesimpulan, percepatan pengembangan ekonomi syariah merupakan langkah strategis untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan potensi yang besar dan dukungan dari pemerintah serta berbagai pihak terkait, ekonomi syariah diharapkan dapat memberikan kontribusi yang lebih signifikan dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional.