Sejarah Bersama dan Visi Palestina Perkuat Hubungan RI-Turki
Persamaan sejarah melawan imperialisme dan visi bersama untuk kemerdekaan Palestina menjadi pondasi hubungan kuat Indonesia-Turki, ditandai dengan kerja sama ekonomi dan sosial.
Jakarta, 14 Februari 2024 - Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Philips J. Vermonte, mengungkapkan bahwa persamaan sejarah dan visi untuk Palestina menjadi faktor kunci yang memperkuat hubungan erat antara Indonesia dan Turki. Kedua negara, yang sama-sama pernah berjuang melawan imperialisme, kini bersatu dalam mendukung kemerdekaan Palestina dan mencari solusi kemanusiaan di Gaza. Hubungan bilateral yang solid ini ditandai dengan kerja sama yang semakin intensif di berbagai bidang.
Sejarah Panjang Persahabatan
Hubungan Indonesia-Turki ternyata telah terjalin sejak abad XVI, ketika Kesultanan Utsmaniyah menjalin relasi dengan sejumlah kesultanan di Nusantara. Persamaan pandangan dalam menentang imperialisme Eropa menjadi dasar hubungan awal ini. Kini, hubungan tersebut semakin erat berkat komunikasi politik yang intensif antara Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Kunjungan kenegaraan Presiden Erdogan ke Indonesia, yang disambut hangat oleh Presiden Prabowo, menjadi bukti nyata dari persahabatan kedua negara.
Persahabatan ini, menurut Philips, merupakan implementasi politik bebas aktif Indonesia, sebuah landasan kebijakan luar negeri sejak kemerdekaan. Bagi Turki, Indonesia termasuk dalam kategori brotherly country, negara sahabat dengan latar belakang serupa: mayoritas penduduk Muslim dan ikatan sejarah yang kuat. Faktor-faktor ini membuat hubungan kedua negara semakin solid dan harmonis, tanpa kendala berarti.
Dukungan untuk Palestina: Titik Temu RI dan Turki
Dalam pertemuan bilateral di Istana Kepresidenan Bogor pada 12 Februari 2024, Presiden Prabowo menegaskan komitmen Indonesia terhadap solusi dua negara (two-state solution) untuk Palestina. Presiden Erdogan memuji ketegasan Indonesia dalam membela Palestina dan menyatakan kesiapan Turki untuk bekerja sama dalam pembangunan kembali Palestina pasca konflik dengan Israel. Turki telah berperan aktif dalam memberikan tekanan kepada Israel untuk menghentikan serangannya ke Gaza, sementara Indonesia berkomitmen memberikan bantuan kemanusiaan dan mengerahkan relawan.
Philips menjelaskan bahwa dukungan berkelanjutan untuk penyelesaian konflik di Timur Tengah, khususnya upaya perdamaian dan terwujudnya Palestina yang merdeka dan berdaulat, merupakan tujuan bersama Indonesia dan Turki. Kerja sama ini tidak hanya terbatas pada isu regional, tetapi juga meluas ke berbagai forum internasional.
Kerja Sama di Kancah Internasional dan Dalam Negeri
Indonesia dan Turki aktif berpartisipasi dalam forum internasional seperti Developing Eight (D-8), bekerja sama dalam diversifikasi perdagangan, pengambilan keputusan global, dan peningkatan taraf hidup masyarakat negara anggota. Di tingkat domestik, kedua negara juga memiliki pandangan serupa dalam mendukung kesejahteraan rakyat. Sebagai contoh, Turki telah menjalankan program makan gratis untuk anak-anak prasekolah sejak 2023, sementara Indonesia baru-baru ini meluncurkan program makan bergizi gratis (MBG) untuk anak sekolah, ibu hamil, dan ibu menyusui.
Program MBG di Indonesia, yang dimulai awal Januari 2025, menargetkan seluruh anak sekolah, ibu hamil, dan ibu menyusui. Hal ini menunjukkan komitmen kedua negara dalam meningkatkan kesejahteraan warganya. Persamaan visi dan misi ini semakin memperkuat ikatan persahabatan dan kerja sama antara Indonesia dan Turki.
Secara keseluruhan, persamaan sejarah dalam melawan imperialisme dan visi bersama untuk kemerdekaan Palestina telah menjadi pondasi yang kokoh bagi hubungan bilateral Indonesia-Turki. Kerja sama yang erat di berbagai bidang, baik di tingkat internasional maupun domestik, menandakan hubungan yang semakin solid dan saling menguntungkan antara kedua negara sahabat ini.