Sembilan SMP di Manokwari Terima Program Makanan Bergizi Gratis
Sembilan SMP di Manokwari, enam negeri dan tiga swasta, telah menerima program Makanan Bergizi Gratis (MBG), meskipun masih banyak sekolah lain yang belum tercakup.
Manokwari, 8 Mei 2024 (ANTARA) - Sebanyak sembilan sekolah menengah pertama (SMP) di Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat, telah mendapatkan program Makanan Bergizi Gratis (MBG). Program ini memberikan dampak positif bagi siswa, mengurangi pengeluaran uang saku mereka. Namun, masih banyak sekolah di daerah tersebut, terutama di distrik luar perkotaan, yang belum mendapatkan manfaat dari program ini.
Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Manokwari, Pardjiyanti, menjelaskan bahwa sembilan SMP penerima MBG terdiri dari enam sekolah negeri dan tiga sekolah swasta. Meskipun Dinas Pendidikan tidak secara langsung mengelola program MBG, mereka memberikan data yang dibutuhkan. Dari total 44 SMP di Manokwari (33 negeri dan 11 swasta), baru sembilan yang mendapatkan program ini.
Kepala Dinas Pendidikan Manokwari, Martinus Dowansiba, mengakui masih banyak sekolah yang belum terjangkau program MBG, terutama di distrik-distrik di luar perkotaan. Namun, ia mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat, akan dibangun Dapur Sehat di Distrik Prafi untuk memperluas jangkauan program MBG ke daerah-daerah terpencil.
Program MBG di SMP Negeri 1 Manokwari
Salah satu sekolah yang merasakan manfaat MBG adalah SMP Negeri 1 Manokwari. Kepala sekolah, Yusup, mengungkapkan rasa syukurnya karena sekolahnya termasuk penerima program ini. Dengan 1.037 siswa, seluruh siswa mendapatkan MBG, meskipun jumlahnya disesuaikan dengan kehadiran siswa. Saat ujian sekolah misalnya, porsi MBG disesuaikan dengan jumlah siswa yang mengikuti ujian.
Yusup juga menambahkan bahwa program MBG berdampak positif bagi para siswa. “Pemberian MBG berdampak positif bagi para siswa, karena saat ini uang jajan siswa berkurang dan bisa ditabung,” ujarnya. Ia juga memuji menu MBG yang selalu enak dan tidak menimbulkan masalah. Meskipun jam pulang sekolah menjadi mundur karena waktu istirahat yang lebih panjang, hal ini dinilai tidak menjadi masalah karena siswa sudah terpenuhi kebutuhan makannya.
Meskipun demikian, Yusup juga mengakui adanya tantangan dalam pengelolaan program MBG di sekolah. Pihak sekolah harus mengatur waktu agar pemberian MBG dapat maksimal. “Namun, pihak sekolah harus mengatur waktu agar pemberian MBG dapat maksimal. Kita harus memberikan waktu istirahat lebih banyak sehingga jam pulang siswa jadi mundur. Tapi itu tidak masalah karena para siswa sudah makan,” jelasnya.
Tantangan dan Harapan Program MBG di Manokwari
Meskipun sembilan SMP di Manokwari telah merasakan manfaat program MBG, masih banyak tantangan yang harus dihadapi untuk memastikan pemerataan program ini. Keterbatasan akses di daerah-daerah terpencil menjadi kendala utama. Pembangunan Dapur Sehat di Distrik Prafi diharapkan dapat mengatasi masalah ini dan memperluas jangkauan program MBG ke seluruh sekolah di Kabupaten Manokwari.
Pemerataan akses terhadap gizi yang baik bagi siswa merupakan hal yang krusial untuk mendukung proses belajar mengajar yang efektif. Dengan adanya program MBG, diharapkan kualitas pendidikan di Kabupaten Manokwari dapat terus meningkat. Keberhasilan program ini juga bergantung pada kerjasama antara berbagai pihak, termasuk Dinas Pendidikan, Kodim 1801/Manokwari, dan sekolah-sekolah penerima manfaat.
Ke depannya, perlu dilakukan evaluasi dan monitoring secara berkala untuk memastikan efektivitas program MBG dan melakukan penyesuaian jika diperlukan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa program ini benar-benar memberikan dampak positif bagi seluruh siswa di Kabupaten Manokwari.