SNPMB 2025: Kuota SNBP Tak 100 Persen, Ini Alasannya!
Panitia SNPMB menjelaskan alasan mengapa kuota SNBP 2025 tidak terisi penuh, sekaligus menepis isu manipulasi kuota jalur mandiri untuk keuntungan finansial.
Jakarta, 18 Maret 2025 - Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) memberikan klarifikasi terkait belum terisinya kuota penerimaan mahasiswa baru jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025 secara penuh. Dari total 173.028 mahasiswa yang diterima, angka ini belum mencapai 100 persen dari total kuota yang tersedia. Hal ini menimbulkan pertanyaan dan berbagai spekulasi yang perlu diluruskan oleh pihak panitia.
Ketua Tim Penanggungjawab SNPMB 2025, Eduart Wolok, menjelaskan bahwa tidak tercapainya kuota 100 persen pada SNBP 2025 disebabkan oleh proses seleksi yang ketat dan kompetitif. Meskipun terdapat kuota minimum 20 persen untuk PTN Badan Layanan Umum (BLU), Satuan Kerja (Satker), dan PTN Badan Hukum (PTNBH), tidak semua program studi (prodi) berhasil memenuhi kuota tersebut. Proses seleksi yang berlapis memastikan hanya calon mahasiswa terbaik yang diterima, sehingga beberapa prodi mungkin menerima pendaftar yang jumlahnya kurang dari kuota yang ditetapkan.
Penjelasan ini sekaligus membantah anggapan bahwa ketidaksempurnaan kuota SNBP disebabkan oleh faktor lain di luar proses seleksi. Panitia SNPMB menekankan bahwa transparansi dan integritas proses seleksi menjadi prioritas utama. Dengan demikian, jumlah mahasiswa yang diterima di setiap jalur seleksi mencerminkan hasil seleksi yang adil dan objektif.
Mengapa Kuota SNBP 2025 Tidak Terisi Penuh?
Eduart Wolok menjelaskan bahwa sistem penerimaan mahasiswa baru dirancang dengan alokasi kuota yang terintegrasi antar jalur seleksi. SNBP memiliki kuota minimum 20 persen untuk PTN BLU dan Satker, serta kuota minimum yang sama untuk PTNBH. Sementara itu, Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) memiliki kuota minimum 40 persen untuk PTN BLU dan Satker, dan 30 persen untuk PTNBH. Seleksi mandiri memiliki kuota maksimum 30 persen untuk PTN BLU dan Satker, dan maksimum 50 persen untuk PTNBH.
Sistem ini memastikan keseimbangan dalam penerimaan mahasiswa baru. Jika terjadi perubahan pada salah satu jalur, misalnya SNBP, maka otomatis akan berdampak pada kuota jalur lain, seperti SNBT atau seleksi mandiri. Total kuota keseluruhan penerimaan mahasiswa baru tetap tidak berubah. "Artinya ketika misalnya ada yang berubah di salah satu jalur, maka otomatis akan berkurang di jalur yang lain, karena kuota total itu tidak boleh berubah," jelas Eduart Wolok.
Dengan demikian, jumlah mahasiswa yang diterima di SNBP tidak mencapai 100 persen dari kuota yang tersedia bukan karena kesalahan sistem, melainkan karena mekanisme seleksi yang ketat dan terintegrasi dengan jalur seleksi lainnya. Hal ini memastikan keadilan dan transparansi dalam proses penerimaan mahasiswa baru.
Bantahan Terhadap Isu Manipulasi Kuota Seleksi Mandiri
Eduart Wolok juga secara tegas membantah isu yang beredar mengenai upaya PTN untuk memperbesar kuota seleksi mandiri demi keuntungan finansial dari Uang Kuliah Tunggal (UKT). Ia memaparkan data keseluruhan penerimaan mahasiswa baru 2025: SNBP (181.425 mahasiswa), SNBT (259.564 mahasiswa), dan seleksi mandiri (185.952 mahasiswa), dengan total 626.941 mahasiswa.
Data tersebut menunjukkan bahwa kuota seleksi mandiri jauh lebih kecil dibandingkan dengan kuota SNBT, dan hanya sedikit lebih besar dari kuota SNBP. "Ini perlu kami sampaikan ke teman-teman sekalian, bahwa sejatinya kuota (seleksi) mandiri itu jauh di bawah kuota SNBT, bahkan hanya beda sedikit dengan kuota SNBP. Sehingga kalau seperti kemarin-kemarin sempat muncul stigma PTN sengaja memperbesar kuota jalur mandiri terkait dengan biaya UKT-nya yang misalnya lebih tinggi, itu kan sebenarnya tidak relevan stigma tersebut," tegas Eduart Wolok.
Ia menambahkan, "Karena bisa dilihat di sini, sama sekali kuota (seleksi) mandiri bukanlah merupakan kuota terbesar dari PTN, justru kuota terbesar itu ada di seleksi nasional." Pernyataan ini sekaligus menegaskan komitmen SNPMB untuk memastikan proses penerimaan mahasiswa baru yang adil, transparan, dan bebas dari kepentingan finansial.
Kesimpulannya, tidak terisinya kuota SNBP 2025 secara penuh merupakan hasil dari proses seleksi yang ketat dan sistem alokasi kuota terintegrasi antar jalur seleksi. Isu manipulasi kuota seleksi mandiri untuk keuntungan finansial juga telah dibantah dengan data yang jelas dan transparan.