Sukses! Pengobatan TBC di Kaltim Capai 77 Persen, Berau Tertinggi
Tingkat keberhasilan pengobatan Tuberkulosis (TBC) di Kalimantan Timur mencapai 77,15 persen, dengan Kabupaten Berau mencatatkan angka tertinggi, 90,8 persen.
Samarinda, 8 Mei 2025 - Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) berhasil mencapai angka keberhasilan pengobatan Tuberkulosis (TBC) sebesar 77,15 persen pada tahun 2025. Pencapaian ini diumumkan oleh Dinas Kesehatan Kaltim, berdasarkan data terkini yang telah dihimpun. Kabar baik ini menunjukkan efektivitas program pengobatan TBC yang telah diterapkan di berbagai kabupaten dan kota di Kaltim. Upaya deteksi dini dan kepatuhan pasien menjadi kunci keberhasilan ini.
Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Jaya Mualimin, menjelaskan bahwa angka keberhasilan tersebut merupakan buah dari kerja keras dan komitmen dalam memastikan setiap pasien TBC mendapatkan perawatan yang tepat dan sesuai waktu. "Keberhasilan ini merupakan hasil dari upaya berkelanjutan dalam memastikan pasien TBC mendapatkan perawatan yang sesuai dan tepat waktu," ujarnya di Samarinda, Kamis (8/5).
Dari total 3.356 kasus TBC yang menjalani pengobatan, sebanyak 1.896 pasien telah menyelesaikan perawatan. Dari jumlah tersebut, 693 pasien dinyatakan sembuh, sementara 317 kasus lainnya masih dalam tahap evaluasi. Sayangnya, terdapat juga 152 kasus kematian pasien TBC, 12 pasien gagal dalam pengobatan, dan 286 pasien putus berobat.
Capaian Tertinggi di Kabupaten Berau
Meskipun angka keberhasilan pengobatan TBC Kaltim secara keseluruhan telah mencapai 77,15 persen, beberapa daerah menunjukkan capaian yang lebih tinggi. Kabupaten Berau menjadi yang paling berhasil dengan tingkat keberhasilan mencapai 90,8 persen. Sementara itu, Kabupaten Mahakam Ulu dan Kota Bontang masing-masing mencatatkan angka keberhasilan 90 persen dan 81,32 persen. Prestasi ini menunjukkan keberhasilan strategi dan implementasi program di daerah tersebut.
Keberhasilan di Kabupaten Berau, Mahakam Ulu, dan Bontang mengindikasikan bahwa pendekatan yang tepat dan komprehensif dalam penanganan TBC dapat memberikan hasil yang signifikan. Hal ini perlu dipelajari dan diimplementasikan di daerah lain untuk meningkatkan angka keberhasilan pengobatan TBC secara keseluruhan di Kaltim.
Dinas Kesehatan Kaltim terus berupaya untuk menyamakan keberhasilan tersebut di seluruh wilayah Kaltim. Hal ini dilakukan dengan meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan pendampingan pasien.
Pentingnya Deteksi Dini dan Kepatuhan Pasien
Jaya Mualimin menekankan pentingnya deteksi dini dan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan untuk meningkatkan angka keberhasilan. "Kami terus mendorong sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat agar penderita TBC tidak berhenti berobat sebelum dinyatakan sembuh," tegasnya. Sosialisasi dan edukasi publik sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini dan pengobatan TBC.
Program deteksi dini dan edukasi masyarakat menjadi kunci keberhasilan dalam menekan angka TBC. Dengan deteksi dini, pengobatan dapat dimulai lebih cepat, sehingga peluang kesembuhan lebih besar. Sementara itu, kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan sangat penting untuk mencegah resistensi obat dan memastikan kesembuhan.
Dinas Kesehatan Kaltim berkomitmen untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan pendampingan bagi pasien. Hal ini bertujuan untuk menekan angka putus berobat dan memastikan keberlanjutan program penanggulangan TBC di daerah.
Upaya Optimalisasi Penemuan Kasus
Sebagai bagian dari upaya peningkatan angka keberhasilan, Dinas Kesehatan Kaltim mengoptimalkan kegiatan penemuan kasus tuberkulosis (TBC) atau *active case finding* (ACF). Sejak awal tahun 2025, telah dilakukan *screening* terhadap 3.000 orang. "Upaya ini kami harapkan dapat meningkatkan cakupan penemuan kasus dan pengobatan, sehingga target keberhasilan di atas 80 persen pada akhir tahun dapat tercapai," kata Jaya Mualimin.
Dengan adanya peningkatan cakupan *screening* dan pengobatan, diharapkan angka keberhasilan pengobatan TBC di Kaltim dapat terus meningkat. Target keberhasilan di atas 80 persen pada akhir tahun 2025 menjadi motivasi bagi Dinas Kesehatan Kaltim untuk terus berupaya meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan program penanggulangan TBC.
Keberhasilan program pengobatan TBC di Kaltim tidak terlepas dari kerja sama berbagai pihak, termasuk tenaga kesehatan, pemerintah daerah, dan masyarakat. Dengan komitmen dan kerja sama yang kuat, diharapkan Kaltim dapat mencapai target keberhasilan pengobatan TBC di atas 80 persen pada akhir tahun 2025.