Terobosan Pertamina: Minyak Jelantah Jadi Bahan Bakar Ramah Lingkungan
Pakar IPB University memuji program Pertamina yang memanfaatkan minyak jelantah menjadi Sustainable Aviation Fuel (SAF), sebuah solusi inovatif untuk mengurangi polusi dan meningkatkan swasembada energi Indonesia.
Pertamina Sulap Minyak Jelantah Jadi Bioavtur: Solusi Ramah Lingkungan?
Penggunaan minyak jelantah untuk menghasilkan bahan bakar pesawat ramah lingkungan atau Sustainable Aviation Fuel (SAF) merupakan terobosan luar biasa yang digagas Pertamina. Hal ini disampaikan oleh Aceng Hidayat, pakar ekonomi lingkungan IPB University, pada Selasa, 21 Januari 2024. Program ini dinilai sangat mendukung kinerja pemerintahan dan menunjukkan komitmen Indonesia terhadap energi terbarukan.
Aceng memberikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif Pertamina dalam pengembangan energi alternatif. Menurutnya, pemanfaatan minyak jelantah menjadi bioavtur menawarkan solusi ganda bagi permasalahan Indonesia. Pertama, mengurangi pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah minyak jelantah sembarangan, yang sering mencemari saluran air. Kedua, program ini mendorong swasembada energi, sebuah tujuan utama pemerintah.
Mengapa Minyak Jelantah Penting?
Potensi minyak jelantah sebagai sumber energi alternatif sangat besar. Tidak hanya rumah tangga dan UMKM, tetapi juga beberapa industri menghasilkan limbah ini dalam jumlah signifikan. Aceng menekankan bahwa pengumpulan minyak jelantah secara masif dapat menciptakan energi alternatif yang berdampak besar bagi Indonesia. Pendapat ini sejalan dengan studi International Council on Clean Transportation (ICCT) yang memperkirakan potensi produksi bioavtur dari residu pertanian, termasuk minyak jelantah, mencapai 33,2 juta kiloliter; tiga kali lipat kebutuhan domestik.
Bagaimana Pertamina Mengolah Minyak Jelantah?
Pertamina berkolaborasi dengan Noovoleum, perusahaan bersertifikasi internasional, dalam program Green Movement UCO. Program ini merupakan proyek percontohan pengumpulan minyak jelantah dari masyarakat melalui UCollect Box. Masyarakat yang berkontribusi akan mendapatkan rewards berupa saldo e-wallet UCollect, yang nilainya fluktuatif dan disesuaikan dengan harga pasar (sekitar Rp6.000/liter saat ini, dan diperbarui harian via aplikasi MyPertamina).
Dampak Positif Program Ini
Program ini memberikan dampak positif yang signifikan. Selain mengurangi polusi lingkungan, pemanfaatan minyak jelantah untuk SAF juga berpotensi menekan angka impor Bahan Bakar Minyak (BBM). Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan kemandirian dan ketahanan energi nasional.
Kesimpulan
Program Pertamina yang memanfaatkan minyak jelantah menjadi SAF merupakan langkah maju dalam upaya mengurangi polusi, meningkatkan swasembada energi, dan mengurangi ketergantungan impor BBM. Inisiatif ini patut diapresiasi dan diharapkan dapat terus dikembangkan untuk memberikan dampak yang lebih besar bagi lingkungan dan perekonomian Indonesia.