Tim Medis Indonesia di Myanmar Berpotensi Perpanjang Bantuan Pasca Gempa
Tim Medis Indonesia (EMT) di Myanmar berpotensi memperpanjang masa bantuan medisnya pasca gempa 7,7M, menyusul apresiasi pemerintah Myanmar atas pelayanan yang diberikan.
Tim Medis Gawat Darurat (Emergency Medical Team/EMT) Indonesia memberikan layanan medis kepada warga di Distrik Ottara, Naypyitaw, Myanmar, pasca gempa bumi berkekuatan 7,7 magnitudo yang terjadi pada 28 Maret lalu. Bantuan yang diberikan selama 14 hari ini dijadwalkan berakhir pada Senin, 24 April 2023. Namun, terdapat potensi perpanjangan masa layanan tersebut.
Koordinator Tim Humanitarian Indonesia, Ary Laksmana Widjaja, menyatakan bahwa kemungkinan perpanjangan bantuan EMT Indonesia kepada penduduk Naypyitaw sedang dipertimbangkan. Hal ini disampaikan menyusul apresiasi positif dari pemerintah Myanmar atas kinerja tim medis Indonesia. Apresiasi tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Kesehatan Myanmar, Dr. Thet Khaing Win, dan Gubernur Naypyitaw, Than Tun Oo.
Layanan medis EMT Indonesia yang beroperasi dari pukul 08.30 hingga 16.30 waktu setempat di halaman Rumah Sakit Ottarathiri berkapasitas 50 tempat tidur ini, telah melayani rata-rata 315 pasien per hari. Berbagai macam penyakit dan cedera ditangani, mulai dari nyeri otot, radang sendi, luka ringan, infeksi saluran pernapasan atas (URTI), nyeri punggung, vertigo, gastritis, sakit kepala, hingga kasus gawat darurat seperti luka robek, luka tusuk, patah tulang, dan stroke.
Potensi Perpanjangan Bantuan Medis Indonesia
Meskipun bantuan medis dijadwalkan berakhir pada Senin, kemungkinan perpanjangan bantuan tersebut terbuka lebar. "Jika Kementerian Kesehatan Myanmar ingin melanjutkan kerja sama ini, hal itu dapat didiskusikan melalui jalur bilateral," ujar Widjaja dalam sebuah pernyataan pada Senin. Keputusan final terkait perpanjangan masa bantuan masih menunggu hasil diskusi melalui jalur diplomatik antara kedua negara.
Apresiasi tinggi dari pemerintah Myanmar terhadap kinerja tim medis Indonesia menjadi sinyal positif bagi kemungkinan perpanjangan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa bantuan yang diberikan sangat bermanfaat dan dibutuhkan oleh masyarakat Myanmar yang terdampak gempa. Kinerja tim medis Indonesia dinilai sangat efektif dan efisien dalam menangani berbagai kasus medis yang ada.
Jika perpanjangan tidak terjadi, seluruh fasilitas dan infrastruktur rumah sakit lapangan EMT Indonesia akan diserahkan kepada Rumah Sakit Ottarathiri. Penyerahan simbolis akan disaksikan oleh pejabat dari Kementerian Kesehatan Myanmar. Meskipun demikian, warisan positif dari bantuan medis Indonesia tetap akan dikenang oleh masyarakat Myanmar.
Pelayanan Medis yang Diberikan
Selama 14 hari beroperasi, tim EMT Indonesia telah memberikan layanan kesehatan yang komprehensif. Layanan tersebut meliputi penanganan berbagai jenis penyakit dan cedera, baik ringan maupun berat. Berikut beberapa jenis penyakit dan cedera yang ditangani:
- Nyeri otot
- Radang sendi
- Luka ringan
- Infeksi saluran pernapasan atas (URTI)
- Nyeri punggung
- Vertigo
- Gastritis
- Sakit kepala
- Luka robek
- Luka tusuk
- Patah tulang
- Stroke
Layanan yang diberikan oleh tim EMT Indonesia ini mendapat sambutan baik dari pemerintah daerah dan warga setempat. "Kinerja kami di sini tentu akan menjadi kenangan indah bagi masyarakat Myanmar. Ini adalah kenangan akan kebaikan rakyat Indonesia yang ditunjukkan melalui EMT selama tanggap darurat pasca gempa di Myanmar," kata Widjaja.
Perpanjangan bantuan medis Indonesia di Myanmar akan sangat bergantung pada hasil negosiasi bilateral antara kedua negara. Namun, suksesnya misi kemanusiaan ini telah menunjukkan komitmen Indonesia dalam membantu negara-negara yang membutuhkan bantuan.