TNI Rekrut Ahli Siber Sipil: Optimalkan Talenta, Perkuat Pertahanan Digital
TNI membuka peluang bagi warga sipil ahli siber untuk bergabung, baik sebagai prajurit maupun ASN, guna memperkuat pertahanan digital Indonesia dengan memanfaatkan beragam talenta.
TNI membuka peluang bagi warga sipil ahli siber untuk bergabung, guna memperkuat pertahanan digital Indonesia. Langkah ini diungkapkan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dalam Rapat Pimpinan (Rapim) TNI di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, pada Jumat (31/1). Inisiatif ini dinilai efektif oleh pengamat pertahanan dan keamanan dari Institute for Security and Strategic Studies (ISSES), Khairul Fahmi, karena memungkinkan TNI memanfaatkan talenta dari berbagai latar belakang tanpa harus melalui jalur militer penuh.
Menurut Fahmi, pembentukan kekuatan siber TNI yang efektif melibatkan baik prajurit aktif maupun aparatur sipil ahli siber dan digital. Ia menekankan bahwa pendekatan ini sudah lazim diterapkan di banyak negara. Hal ini masuk akal, mengingat semua prajurit TNI pada awalnya berasal dari warga sipil yang kemudian dilatih secara profesional.
Ada beberapa jalur rekrutmen yang dapat dipertimbangkan. Pertama, meningkatkan rekrutmen lulusan sarjana, baik dari jalur akademik maupun vokasi, termasuk alumni SMK dengan keahlian relevan. Mereka bisa mengikuti program prajurit karier, dan setelah menjalani pendidikan militer, akan ditempatkan di satuan siber TNI.
Kedua, bagi warga sipil yang tidak ingin atau tidak memenuhi syarat menjadi prajurit, tersedia jalur alternatif. Mereka dapat berkontribusi melalui rekrutmen calon aparatur sipil negara (ASN), baik sebagai PNS maupun PPPK, atau melalui skema pegawai pemerintah non-ASN seperti PPNPN.
Ketiga, opsi rekrutmen tenaga ahli dengan kontrak jangka waktu tertentu juga memungkinkan TNI menarik talenta profesional tanpa mengubah status mereka menjadi militer. Terakhir, rekrutmen personel komponen cadangan melalui Kementerian Pertahanan juga menjadi pilihan. Dalam skema ini, warga sipil ahli siber dapat dilatih dan dipersiapkan untuk dimobilisasi jika diperlukan.
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menjelaskan, perekrutan ahli siber sipil lebih efisien dibandingkan melatih prajurit TNI yang sudah ada di bidang siber. "Kalau di bidang lain seperti siber, saya merekrut khusus siber yang memang dia yang tadinya orang siber, sipilnya siber, kita jadikan tentara," kata Agus.
Kesimpulannya, strategi TNI untuk merekrut ahli siber sipil merupakan langkah strategis untuk memperkuat pertahanan siber Indonesia. Dengan mengoptimalkan berbagai jalur rekrutmen, TNI dapat memanfaatkan beragam talenta dan pengalaman di bidang siber, membentuk kekuatan siber yang tangguh dan efektif.