Tolitoli Ajukan Bantuan BNPB untuk Tangani Abrasi Pantai yang Ancam 14 Titik
Pemkab Tolitoli mengajukan bantuan ke BNPB untuk menangani abrasi pantai dan sungai di 14 titik di tujuh desa, karena keterbatasan anggaran APBD.
Abrasi pantai dan sungai di Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah, mengancam 14 titik di tujuh desa. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tolitoli melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah mengajukan bantuan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk mengatasi masalah ini. Permohonan bantuan tersebut diajukan karena keterbatasan anggaran daerah yang tidak mampu menjangkau seluruh titik abrasi yang terjadi.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tolitoli, Abdullah Haruna, menyatakan bahwa pengajuan bantuan tersebut mencakup 14 titik abrasi yang tersebar di tujuh desa, yaitu Desa Soni, Ogotua, Malulu, Bajugan, Salumpaga, Lakatan, dan bantaran sungai Tuweley. Abrasi ini terjadi di sepanjang garis pantai dan sungai, mengancam lingkungan, ekosistem pesisir, dan mata pencaharian masyarakat setempat. Peristiwa ini terjadi karena gelombang pasang yang sering melanda daerah tersebut saat angin kencang.
Haruna menambahkan bahwa penanganan abrasi di 14 titik tersebut membutuhkan dana yang signifikan, melebihi kapasitas Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Tolitoli. Oleh karena itu, bantuan dari BNPB sangat diharapkan untuk memastikan penanganan yang optimal dan mengurangi dampak kerusakan yang lebih besar. Ia berharap bantuan tersebut dapat segera direalisasikan agar masyarakat tetap aman dan aktivitas ekonomi pesisir dapat berjalan lancar.
Ancaman Abrasi Terhadap Ekonomi dan Lingkungan
Abrasi pantai di Tolitoli bukan hanya mengancam kerusakan lingkungan dan ekosistem pesisir, tetapi juga berdampak signifikan terhadap perekonomian masyarakat. Banyak warga yang bergantung pada sumber daya laut untuk mata pencaharian mereka. Akibat abrasi, aktivitas ekonomi seperti perikanan dan pariwisata terganggu, mengancam pendapatan dan kesejahteraan masyarakat pesisir.
"Anggaran yang tersedia di tingkat kabupaten melalui APBD tidak mencukupi untuk menangani masalah abrasi secara menyeluruh, sehingga kami mengajukan bantuan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)," ujar Abdullah Haruna. Pernyataan ini menekankan urgensi bantuan dari pemerintah pusat mengingat keterbatasan kemampuan daerah dalam mengatasi masalah ini.
Lebih lanjut, Haruna menjelaskan bahwa 14 titik abrasi tersebut merupakan kawasan yang rawan terhadap gelombang pasang, terutama saat angin kencang. Kondisi ini semakin memperparah dampak abrasi dan mengancam keselamatan warga yang tinggal di sekitar wilayah tersebut. Penanganan segera dan terpadu sangat dibutuhkan untuk mencegah kerusakan yang lebih luas dan melindungi masyarakat.
"Harapannya dengan adanya dukungan dari BNPB, wilayah di Tolitoli yang terancam abrasi pantai ini bisa segera mendapatkan penanganan yang lebih optimal, sehingga mengurangi dampak kerusakan dan memastikan kelangsungan hidup masyarakat setempat tetap aman," tambahnya. Pernyataan ini menunjukkan keprihatinan pemerintah daerah dan harapan akan solusi yang komprehensif dari pemerintah pusat.
Rincian Titik Abrasi dan Upaya Penanganan
Berikut rincian 14 titik abrasi yang membutuhkan penanganan segera:
- Desa Soni
- Desa Ogotua
- Desa Malulu
- Desa Bajugan
- Desa Salumpaga
- Desa Lakatan
- Bantaran Sungai Tuweley (7 titik)
Upaya penanganan abrasi akan difokuskan pada pembangunan infrastruktur pelindung pantai, seperti pemecah gelombang dan tembok penahan abrasi. Selain itu, upaya rehabilitasi ekosistem pesisir juga akan dilakukan untuk mengembalikan fungsi lingkungan dan mengurangi dampak abrasi. Partisipasi aktif masyarakat setempat juga sangat penting dalam keberhasilan upaya penanganan abrasi ini.
Pengajuan bantuan ke BNPB merupakan langkah strategis Pemkab Tolitoli dalam mengatasi masalah abrasi yang mengancam wilayahnya. Semoga bantuan tersebut segera disetujui dan direalisasikan untuk melindungi lingkungan, perekonomian, dan keselamatan masyarakat Tolitoli.