Tragedi Kapal Nelayan Tenggelam di Bintan: Dua Nelayan Masih Hilang
Tim SAR gabungan di Kepri saat ini tengah melakukan pencarian intensif terhadap dua nelayan yang hilang setelah kapal mereka tenggelam di perairan Bintan akibat diterjang ombak.
Tragedi Kapal Nelayan Tenggelam di Perairan Bintan: Dua Nelayan Hilang
Kecelakaan laut yang mengakibatkan tenggelamnya sebuah kapal nelayan di perairan Berakit, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau (Kepri), telah menggemparkan masyarakat. Peristiwa yang terjadi pada Minggu, 11 Mei 2023, pukul 05.00 WIB, telah menelan korban jiwa dan menyisakan dua nelayan yang hingga kini masih hilang. Sembilan orang berada di atas kapal tersebut saat diterjang ombak besar. Tim SAR gabungan langsung diterjunkan untuk melakukan operasi pencarian dan penyelamatan.
Informasi mengenai kecelakaan ini pertama kali diterima oleh Kantor SAR Tanjungpinang dari Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PLP) Tanjung Uban pada Senin, 12 Mei 2023, sekitar pukul 05.10 WIB. Dengan sigap, enam personel SAR Tanjungpinang langsung menuju lokasi kejadian menggunakan perahu karet (RBB). Proses pencarian dan penyelamatan melibatkan berbagai pihak, termasuk nelayan setempat, yang ikut membantu proses evakuasi.
Meskipun tujuh orang berhasil diselamatkan, dua nelayan lainnya, Hendra dan Rianto Sirait, masih dinyatakan hilang. Satu korban berhasil diselamatkan oleh kapal MV Magpie Sw pada Minggu pukul 16.38 WIB, sementara enam lainnya ditemukan selamat oleh nelayan di daerah Berakit pada Senin pukul 05.17 WIB. Para korban selamat diketahui menggunakan jaket keselamatan saat kejadian.
Pencarian Intensif Dua Nelayan Hilang
Operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) gabungan terus dilakukan untuk menemukan Hendra dan Rianto Sirait. Unsur SAR yang terlibat meliputi personel SAR Tanjungpinang, PLP Tanjung Uban, VTS Batam, dan masyarakat setempat. Kepala Kantor SAR Tanjungpinang, Fazzli, menyatakan bahwa pencarian masih berlangsung.
Berbagai peralatan canggih dikerahkan untuk mendukung operasi pencarian, termasuk satu unit RBB, satu set peralatan selam, satu set alat komunikasi, satu set responder bag, satu set drone thermal, aquaeye, dan peralatan evakuasi. Tim SAR bekerja keras untuk memperluas area pencarian dan memastikan tidak ada celah yang terlewatkan.
Tujuh orang yang berhasil diselamatkan adalah Supriadi, Arlius, Haipeng, Jimmy Kho, Wesley Malau, Agus Wahyu, dan Boksang (tekong). Kondisi mereka saat ini masih dalam pemantauan dan perawatan medis. Semoga mereka dapat segera pulih dari trauma yang dialami.
Proses evakuasi dan pencarian korban dilakukan dengan sangat hati-hati dan profesional. Tim SAR gabungan berupaya maksimal untuk menemukan kedua nelayan yang masih hilang dan berharap dapat segera memberikan kabar baik kepada keluarga mereka.
Peralatan dan Personel yang Dikerahkan
Tim SAR gabungan mengerahkan berbagai sumber daya untuk mempercepat proses pencarian. Selain personel dari berbagai instansi, peralatan canggih seperti drone thermal dan aquaeye digunakan untuk membantu proses pencarian di perairan yang luas. Penggunaan teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan efektifitas pencarian.
Kerja sama yang solid antara tim SAR, PLP, VTS, dan masyarakat setempat menjadi kunci keberhasilan dalam operasi pencarian ini. Dukungan dari masyarakat sekitar sangat membantu dalam memberikan informasi dan mempercepat proses evakuasi korban selamat. Solidaritas dan kerja sama ini menunjukkan semangat kebersamaan dalam menghadapi musibah.
Semoga upaya pencarian intensif ini membuahkan hasil dan kedua nelayan yang hilang dapat segera ditemukan dalam keadaan selamat. Doa dan dukungan dari semua pihak sangat dibutuhkan dalam operasi SAR ini.
Korban Selamat: Supriadi, Arlius, Haipeng, Jimmy Kho, Wesley Malau, Agus Wahyu, dan Boksang (tekong)
Korban Hilang: Hendra dan Rianto Sirait