Turis China Dominasi Kunjungan Wisman ke Sulut hingga 2025
Kunjungan wisatawan mancanegara ke Sulawesi Utara masih didominasi oleh turis China hingga tahun 2025, mencapai 62,81 persen dari total wisman pada Februari 2025.
Manado, 8 April 2025 - Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Sulawesi Utara (Sulut) hingga tahun 2025 masih didominasi oleh turis asal Tiongkok. Data imigrasi hingga Februari 2025 menunjukkan turis dan tenaga kerja asing (TKA) asal China mencapai 62,81 persen atau 13.887 orang dari total wisman. Hal ini menunjukkan potensi besar pariwisata Sulut yang menarik minat wisatawan mancanegara, khususnya dari China, dan sekaligus tantangan dalam mengelola lonjakan kunjungan tersebut.
Menurut Maya, pejabat yang menangani data imigrasi (nama jabatan perlu dilengkapi), peningkatan jumlah penerbangan dari China menuju Sulut diperkirakan akan signifikan hingga Juni mendatang. Kondisi ini menuntut kesiapan berbagai sektor pariwisata di Sulut untuk menyambut lonjakan wisatawan dari negara tersebut. Meskipun belum mencapai angka kunjungan tahun 2019 yang mencapai hampir 89 persen dari total wisman, tren peningkatan ini patut diapresiasi.
Pemerintah daerah dinilai berperan penting dalam mempromosikan keindahan dan potensi pariwisata Sulut ke kancah internasional. Upaya promosi tersebut terbukti efektif menarik minat wisatawan mancanegara, khususnya dari China. Keberhasilan ini juga berkat kerja sama berbagai pihak terkait, termasuk pengelola Bandara Sam Ratulangi yang terus meningkatkan kapasitas dan pelayanannya.
Lonjakan Kunjungan dan Kesiapan Infrastruktur
Data penumpang internasional di Bandara Sam Ratulangi menunjukkan peningkatan signifikan. Tercatat kenaikan hingga 15 persen dibandingkan semester tahun 2024, dan jumlah penerbangan meningkat sebesar 44 persen. Hal ini menunjukkan dampak positif dari promosi pariwisata Sulut dan peningkatan minat wisatawan mancanegara.
Bandara Sam Ratulangi telah meningkatkan kapasitasnya untuk mengakomodasi lonjakan penumpang. Dengan pengoperasian selama 24 jam dan kemampuan untuk melayani pesawat hingga tipe A330-300, bandara ini siap menampung hingga 5 juta penumpang per tahun. Peningkatan kapasitas ini menjadi kunci dalam mendukung pertumbuhan sektor pariwisata Sulut.
Peningkatan jumlah penerbangan dan kapasitas bandara menunjukkan komitmen pemerintah dalam mengembangkan sektor pariwisata. Fasilitas yang memadai akan memberikan pengalaman wisata yang lebih nyaman dan aman bagi para wisatawan, sehingga dapat meningkatkan jumlah kunjungan di masa mendatang.
Tantangan dan Peluang Pariwisata Sulut
Dominasi wisatawan China memberikan peluang besar bagi perekonomian Sulut. Namun, hal ini juga menghadirkan tantangan dalam mengelola dampak kunjungan wisatawan dalam jumlah besar. Pemerintah perlu memastikan keberlanjutan pariwisata yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Selain itu, perlu diperhatikan juga diversifikasi pasar wisatawan. Meskipun wisatawan China mendominasi, upaya untuk menarik wisatawan dari negara lain tetap penting untuk mengurangi ketergantungan pada satu pasar utama. Strategi pemasaran yang lebih luas dan terarah perlu diterapkan.
Pentingnya pengelolaan dampak lingkungan dari peningkatan jumlah wisatawan juga menjadi sorotan. Upaya pelestarian lingkungan dan pengembangan pariwisata berkelanjutan harus menjadi prioritas utama. Hal ini akan memastikan bahwa pariwisata Sulut dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
Dengan pengelolaan yang tepat, dominasi wisatawan China dapat menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Sulut. Namun, pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan perlu bekerja sama untuk memastikan pariwisata yang berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi masyarakat setempat.
Ke depan, kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha pariwisata, dan masyarakat sangat penting untuk memastikan keberhasilan pembangunan pariwisata Sulut yang berkelanjutan. Dengan strategi yang tepat, Sulut dapat menjadi destinasi wisata unggulan di Indonesia dan terus menarik minat wisatawan mancanegara.