Umat Katolik Makassar Gelar Doa Rosario untuk Paus Fransiskus
Gereja Katedral Makassar menggelar doa rosario dan misa khusus untuk mengenang Paus Fransiskus yang wafat pada usia 88 tahun, meninggalkan warisan perjuangan kemanusiaan.
Umat Katolik di Makassar, Sulawesi Selatan, berduka cita atas wafatnya Paus Fransiskus. Kepergian pemimpin tertinggi Gereja Katolik dunia di usia 88 tahun pada Senin, 21 April 2024, di Vatikan, Italia, menyisakan kesedihan mendalam bagi umat beriman. Sebagai bentuk penghormatan dan ungkapan bela sungkawa, Gereja Katedral Makassar menggelar doa rosario dan misa khusus untuk mendoakan keselamatan kekal Paus Fransiskus.
Doa rosario bersama dilaksanakan pada Selasa, 22 April 2024, di Gereja Katedral Makassar. Uskup Fransiskus Nipa memimpin doa bersama tersebut dan menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan ungkapan bela duka atas kepergian tokoh dunia yang dikenal memperjuangkan kemanusiaan, khususnya bagi kaum miskin dan terpinggirkan, serta lingkungan hidup. "Jadi, kegiatan doa bersama ini diadakan, pertama, tentu saja sebagai ungkapan bela duka untuk sosok tokoh dunia yang memperjuangkan kemanusiaan, khususnya yang miskin dan terpinggirkan, juga lingkungan hidup," ujar Uskup Fransiskus Nipa.
Selain doa rosario, Gereja Katedral Makassar juga menyelenggarakan misa khusus pada pukul 19.00 WITA. Uskup Fransiskus Nipa mengajak seluruh umat Katolik di Makassar dan Sulawesi Selatan untuk turut serta dalam doa rosario dan misa tersebut, sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada Paus Fransiskus. Ia juga menghimbau paroki-paroki di Keuskupan Agung Makassar untuk menyelenggarakan kegiatan doa bersama serupa.
Misa Khusus dan Doa Bersama di Makassar
Misa khusus dan doa bersama yang diadakan di Gereja Katedral Makassar merupakan bagian dari rangkaian kegiatan berkabung selama sembilan hari, sesuai tradisi Gereja Katolik. Uskup Fransiskus Nipa menjelaskan bahwa seluruh rangkaian prosesi penyemayaman jenazah hingga pemakaman Paus Fransiskus akan dipusatkan di Vatikan, Italia. Dewan Kardinal, sebagai pemimpin sementara Gereja Katolik setelah wafatnya Paus, telah memulai rapat pertama pada pukul 09.00 waktu Roma untuk membahas agenda penting ke depan, termasuk persiapan pemakaman dan pemilihan Paus baru.
Kegiatan doa bersama di Makassar juga bertujuan untuk mendoakan agar warisan kemanusiaan Paus Fransiskus dapat diteruskan dan diperjuangkan bersama di masa depan. Uskup Fransiskus Nipa menekankan pentingnya meneruskan perjuangan kemanusiaan yang telah dirintis oleh Paus Fransiskus, terutama dalam melawan dehumanisasi dan mendorong pertobatan umat.
"Kita dianjurkan ke paroki-paroki dalam wilayah Keuskupan Agung Makassar supaya membuat kegiatan doa bersama, bahkan rumah-rumah biara dan seluruh umat diajak untuk ambil bagian dalam doa yang khusus ini," tutur Uskup Fransiskus Nipa. Hal ini menunjukkan betapa besarnya pengaruh dan kekaguman umat Katolik di Makassar terhadap Paus Fransiskus.
Kenangan Paus Fransiskus di Indonesia
Uskup Fransiskus Nipa juga mengenang kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada September 2024. Ia menyoroti antusiasme umat dan masyarakat luas terhadap sosok Paus yang dikenal sederhana dan egaliter. Kunjungan tersebut, menurut Uskup, tidak hanya ditujukan untuk umat Katolik, tetapi juga untuk masyarakat luas, seperti terlihat dari kunjungannya ke Masjid Istiqlal yang menghasilkan Deklarasi Istiqlal.
Deklarasi Istiqlal tersebut berisi dua poin penting: perlawanan terhadap dehumanisasi dan perjuangan pertobatan umat. Kedua poin ini mencerminkan komitmen Paus Fransiskus dalam memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan dan spiritualitas. "Ada dua poin dalam deklarasi. Pertama, perlawanan melawan dehumanisasi, artinya perjuangan kemanusiaan, karena dilihat begitu banyak hal yang merusak kemanusiaan kita. Kedua, perjuangan pertobatan umat. Dua poin ini merupakan inti dalam Deklarasi Istiqlal itu," jelas Uskup Fransiskus Nipa.
Sebelum wafat, Paus Fransiskus masih sempat memimpin prosesi Paskah dan memberikan berkat Urbi et Orbi kepada umat Katolik di seluruh dunia. Uskup Fransiskus Nipa melihat hal ini sebagai simbol penyelesaian tugas suci Paus Fransiskus, serupa dengan wafatnya Yesus Kristus. "Jadi, secara spiritual dapat kita lihat dan memaknai bahwa Paulus dianggap mengikuti jejak Yesus pada akhir hidupnya ketika wafat disalib, dia mengatakan sudah selesai (tugasnya)," ucapnya.
Kepergian Paus Fransiskus meninggalkan duka mendalam bagi umat Katolik di seluruh dunia, termasuk di Makassar. Namun, warisan perjuangan kemanusiaan dan spiritualitasnya akan terus dikenang dan diperjuangkan oleh generasi penerus.