UPTD Serpong Diusulkan Jadi Pusat Vokasi Pekerja Migran Indonesia
Kementerian P2MI mengusulkan UPTD Latihan Kerja Serpong, Banten, sebagai pusat vokasi pekerja migran untuk meningkatkan keterampilan dan peluang kerja di luar negeri.
Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) mengusulkan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Latihan Kerja (Laker) di Serpong, Banten, menjadi pusat vokasi bagi pekerja migran. Usulan ini disampaikan Menteri P2MI, Abdul Kadir Karding, setelah mengunjungi UPTD tersebut pada Jumat, 2 Mei 2024. Beliau menilai UPTD Laker Serpong memiliki fasilitas yang lengkap dan berpotensi besar untuk mencetak pekerja migran yang terampil.
Menurut Menteri Karding, "Kita usulkan agar UPTD Laker Banten jadi pusat vokasi bagi pekerja migran." Beliau menekankan pentingnya peningkatan keterampilan dan pelatihan bahasa bagi calon pekerja migran, khususnya bagi mereka yang berusia 15-29 tahun. Pelatihan terintegrasi di UPTD ini diharapkan dapat menghasilkan pekerja migran yang memiliki skill mumpuni dan siap bersaing di pasar internasional.
Keinginan untuk menjadikan UPTD Serpong sebagai pusat vokasi ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo. Presiden menekankan pentingnya pembekalan keterampilan berkualitas bagi pekerja migran sebelum mereka diberangkatkan ke luar negeri. Dengan pelatihan yang memadai, diharapkan pekerja migran Indonesia dapat berkontribusi secara maksimal di negara tujuan.
UPTD Serpong: Solusi Peningkatan Keterampilan Pekerja Migran
Fasilitas lengkap yang dimiliki UPTD Laker Serpong menjadi pertimbangan utama dalam usulan ini. Menteri Karding optimistis, dengan peningkatan dan pengembangan yang tepat, UPTD ini dapat menjadi pusat pelatihan vokasi yang handal. Kerja sama dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan pihak swasta juga akan dijajaki untuk mendukung pembiayaan pelatihan.
"Untuk anggaran, bisa saja nantinya menggunakan alokasi dari BUMD maupun kerja sama dengan pihak swasta. Intinya adalah memberikan keterampilan kepada pekerja," ujar Menteri Karding. Beliau menambahkan bahwa pasar pekerja migran internasional sangat terbuka, termasuk di negara-negara seperti Taiwan, Malaysia, Arab Saudi, Hongkong, Jepang, Korea, Jerman, dan Austria.
Menteri Karding juga menyampaikan kesiapan Kementerian P2MI untuk mendukung penuh program ini. "Berapapun Pemda ingin kirim, kita siap bantu, intinya adalah dengan memiliki keterampilan yang dibutuhkan," tegasnya. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas dan daya saing pekerja migran Indonesia.
Dukungan Pemerintah Daerah Banten
Gubernur Banten, Andra Soni, menyambut baik usulan Kementerian P2MI tersebut. Pihaknya berencana segera melakukan rapat untuk menindaklanjuti kerja sama dan mengoptimalkan potensi UPTD Laker Serpong. Kerja sama ini diharapkan dapat menghasilkan calon pekerja migran yang berkualitas, baik untuk kebutuhan di Banten maupun luar negeri.
Pemprov Banten juga akan berkoordinasi dengan Balai Latihan Kerja (BLK) di setiap kabupaten/kota untuk mendukung program ini. Targetnya adalah meningkatkan jumlah pengiriman pekerja migran dari yang saat ini sekitar tujuh ribu orang per tahun. "Kita bisa tingkatkan lagi. Apalagi kalau setiap kabupaten/kota bisa kirim tiga hingga empat ribuan setahun," ujar Gubernur Andra Soni.
Dengan adanya dukungan penuh dari pemerintah pusat dan daerah, diharapkan UPTD Laker Serpong dapat menjadi pusat vokasi yang efektif dan efisien dalam mencetak pekerja migran Indonesia yang berkualitas dan siap bersaing di pasar internasional. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja migran dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia.
Langkah ini juga menunjukkan komitmen pemerintah dalam melindungi dan memberdayakan pekerja migran Indonesia, memastikan mereka memiliki keterampilan yang dibutuhkan sebelum bekerja di luar negeri. Dengan demikian, mereka dapat bekerja dengan lebih aman dan produktif, serta berkontribusi pada perekonomian negara asal.